Rekomendasi 14 Hari Itinerary ke China: Mengelilingi Keindahan Alam

Hanifam

10/14/202510 min read

TOUR CHINA - TOURCHINA - ITINERARY CHINA NATURE BEAUTY
TOUR CHINA - TOURCHINA - ITINERARY CHINA NATURE BEAUTY

Menyusuri Keindahan Alam di China

China bukan cuma soal tembok raksasa, kota besar, dan sejarah panjang kekaisaran. Negara ini juga rumah bagi beberapa pemandangan alam paling menakjubkan di dunia, mulai dari pegunungan batu karst yang menjulang di Guilin, lembah berkabut di Zhangjiajie, sampai aliran sungai yang tenang di Yangshuo. Menyusuri keindahan alam China selama dua minggu bukan hanya soal berpindah tempat, tapi juga tentang menikmati kontras yang menakjubkan antara tradisi kuno dan kehidupan modern yang begitu cepat bergerak.

Perjalanan 14 hari ini dirancang untuk Ana yang ingin melihat sisi alami China tanpa kehilangan kenyamanan. Di Beijing, Anda akan mulai dari jejak sejarah dan kemegahan istana kekaisaran sebelum melangkah di atas batu-batu purba Tembok Besar. Dari sana, perjalanan berlanjut ke Xi’an, tempat dimana pasukan Terracotta berdiri membisu selama dua ribu tahun, seolah menjaga rahasia masa lalu yang tak lekang waktu.

Lalu tibalah Anda di Zhangjiajie, negeri pegunungan “Avatar” dengan tebing menjulang dan jembatan kaca yang membuat jantung berdebar. Setelah adrenalin mereda, Guilin dan Yangshuo siap menyambut dengan suasana pedesaan yang menenangkan. Bukit-bukit karst di tepi sungai Li terlihat seperti lukisan tinta hidup, dan sore di sana bisa terasa seperti jeda yang Anda butuhkan dari dunia yang terlalu cepat.

Perjalanan ditutup di Shanghai, kota yang jadi simbol perubahan China modern. Dari Bund yang bersejarah hingga gedung pencakar langit Pudong yang memantulkan cahaya malam, Anda akan melihat bagaimana masa lalu dan masa depan bisa berdampingan dengan indah. Itinerary ini bukan sekadar daftar destinasi, tapi sebuah pengalaman: dari yang megah dan penuh sejarah, sampai yang sederhana dan menenangkan. Semua dengan keseimbangan antara petualangan dan kenyamanan.

1. Hari ke 1-4: Beijing

Empat hari pertama perjalanan ini dimulai di Beijing, kota yang menjadi jantung sejarah dan budaya Tiongkok. Begitu tiba, luangkan waktu untuk menyesuaikan diri dan menikmati suasana kota. Jalan sore di kawasan Wangfujing bisa jadi pengantar yang pas, dimana terdapat lampu-lampu jalan, aroma jajanan lokal, dan deretan toko yang ramai membuat Anda langsung merasa hidup di tengah denyut ibu kota. Keesokan harinya, mulailah dari Forbidden City, kompleks istana kekaisaran yang dulu hanya bisa dimasuki oleh bangsawan dan pejabat tinggi. Dari sana, berjalanlah ke Tiananmen Square yang luas dan monumental, lalu lanjutkan ke kawasan hutong untuk melihat sisi lain Beijing yang lebih personal: gang-gang sempit, rumah tradisional, dan warga lokal yang masih menjaga ritme hidupnya dengan tenang. Duduk di kedai teh atau mencoba makan siang sederhana di sana bisa jadi pengalaman kecil yang berkesan.

Hari ketiga adalah saat yang dinanti banyak orang, yaitu pendakian ke Great Wall. Pilih bagian Mutianyu atau Jinshanling, yang lebih tenang dan masih menjaga suasana alam. Jalannya menantang, tapi setiap langkah sepadan dengan pemandangan perbukitan yang seolah tak berujung. Jangan terburu-buru; nikmati udara, ambil foto, atau sekadar duduk di salah satu menara sambil membayangkan berapa banyak kisah yang pernah lewat di sini. Setelah kembali ke kota, sore bisa dihabiskan di Temple of Heaven, tempat warga lokal sering berlatih tai chi atau bernyanyi bersama. Ada ketenangan yang kontras dengan kesibukan kota.

Di hari keempat, ambil waktu untuk menjelajahi sisi seni dan alam Beijing. Summer Palace dengan danau Kunming-nya yang tenang menjadi tempat yang sempurna untuk bersantai sebelum perjalanan panjang berikutnya. Jika Anda suka sejarah, kunjungi Museum Nasional atau salah satu galeri kecil di kawasan 798 Art District untuk melihat sisi modern dari budaya Tiongkok. Malam harinya, makan malam dengan bebek panggang khas Peking di restoran klasik seperti Quanjude atau Dadong akan menutup pengalaman Anda di Beijing dengan rasa yang tak terlupakan. Menginap di area Wangfujing atau sekitar Sanlitun membuat segalanya praktis, karena dekat dengan restoran, toko, dan transportasi umum. Empat hari di Beijing akan terasa padat tapi memuaskan, campuran antara kemegahan sejarah, kehangatan lokal, dan cita rasa yang menggoda di setiap sudutnya.

Beijing Nature
Beijing Nature

2. Hari ke 5-6: Xi'an

Perjalanan berlanjut ke Xi’an, kota yang dulu menjadi titik awal Jalur Sutra dan saksi bisu kejayaan Dinasti Tang. Dari Beijing, perjalanan dengan kereta cepat adalah pilihan nyaman sekaligus memberi kesempatan melihat pemandangan pedesaan China yang berubah perlahan dari jantung kota menuju dataran barat. Setibanya di Xi’an, suasananya terasa lebih tenang namun kaya sejarah. Di sini, waktu seolah berjalan sedikit lebih lambat. Hari pertama bisa dimulai dengan mengunjungi pasukan Terracotta yang terkenal, ribuan patung prajurit dan kuda yang ditemukan di makam Kaisar Qin Shi Huang. Pemandangan ini luar biasa; setiap patung dibuat dengan ekspresi dan detail berbeda, dan sulit tidak terpesona membayangkan betapa megahnya kerajaan di masa itu. Setelahnya, kembali ke pusat kota untuk berjalan di sepanjang tembok kuno Xi’an yang masih utuh. Jika cuaca bersahabat, sewa sepeda dan nikmati sore berkeliling tembok sambil melihat kota dari ketinggian.

Malam hari di Xi’an punya pesona sendiri. Muslim Quarter adalah tempat yang wajib dikunjungi, bukan hanya karena makanannya yang luar biasa tapi juga karena energinya yang hidup. Jalan sempit dipenuhi aroma sate kambing, roti panggang, dan mie pedas khas Shaanxi. Duduk di salah satu kedai, memesan semangkuk biangbiang noodles yang kenyal, dan menonton orang berlalu-lalang adalah cara sederhana tapi menyenangkan untuk menutup hari. Di hari berikutnya, isi waktu dengan menjelajahi Big Wild Goose Pagoda atau museum sejarah Shaanxi yang menyimpan artefak penting dari masa Dinasti Tang. Jika tertarik pada kegiatan yang lebih ringan, Anda bisa mengikuti kelas memasak dumpling atau membuat mie tangan di studio lokal, pengalaman kecil yang menambah warna dalam perjalanan.

Beijing Nature
Beijing Nature

3. Hari ke 7-9: Zhangjiajie

Dari Xi’an, perjalanan berlanjut ke Zhangjiajie, surga bagi pecinta alam dan petualangan. Begitu tiba, pemandangannya langsung terasa berbeda: udara lebih segar, dan hamparan pegunungan batu menjulang di segala arah. Hari pertama sebaiknya digunakan untuk beristirahat dan menyesuaikan diri, mungkin berjalan santai di sekitar kota kecilnya yang tenang. Keesokan harinya, masuklah ke Taman Nasional Zhangjiajie yang jadi inspirasi dunia Pandora di film Avatar. Gunakan cable car untuk mencapai Tianzi Mountain, lalu lanjut ke Yuanjiajie yang terkenal dengan pilar-pilar batu menjulang di tengah kabut. Rasanya seperti berada di dunia lain. Jalur trekking Golden Whip Stream juga menarik, lebih tenang dan menyajikan pemandangan lembah yang hijau dengan air jernih mengalir di sisi jalan setapak.

Salah satu pengalaman yang tak boleh dilewatkan adalah berjalan di jembatan kaca Zhangjiajie Grand Canyon, jembatan tertinggi dan terpanjang di dunia. Meski sedikit menegangkan, pemandangan dari atas sungguh luar biasa, terutama saat kabut tipis menggantung di antara tebing. Datang pagi agar tidak terlalu ramai dan pastikan memakai sepatu nyaman. Di malam hari, cobalah masakan khas Hunan di restoran lokal, memiliki cita rasa yang pedas, harum, dan penuh cita rasa. Makanan seperti ikan kukus dengan cabai cincang atau tumis sayur pedas adalah favorit penduduk setempat. Setelah beberapa hari penuh petualangan di ketinggian, Zhangjiajie akan meninggalkan kesan kuat tentang betapa megah dan tak terduganya alam China.

Zhangjiajie
Zhangjiajie

4. Hari ke 10-12: Guilin & Yangshuo

Dari Zhangjiajie, perjalanan berlanjut ke Guilin, salah satu kota dengan pemandangan alam paling ikonik di China. Begitu tiba, suasananya terasa jauh lebih damai, dimana tidak ada gedung menjulang, hanya sungai yang berliku lembut di antara bukit-bukit karst yang seolah dilukis dengan kuas lembut. Hari pertama bisa diisi dengan berjalan santai di tepi sungai Li dan menikmati matahari sore di Elephant Trunk Hill, simbol kota yang bentuknya menyerupai gajah meminum air. Sempatkan juga ke Reed Flute Cave, gua alami dengan formasi stalaktit berwarna-warni yang diterangi cahaya lembut. Setelah seharian berjalan, makan malam di restoran lokal yang menyajikan beer fish khas Guilin akan jadi penutup yang pas, yaitu ikan segar yang dimasak dengan saus bir dan bumbu ringan, disajikan bersama semangkuk nasi hangat.

Keesokan paginya, naiklah kapal untuk Li River Cruise, perjalanan sekitar empat jam menuju Yangshuo yang terkenal dengan pemandangan alamnya yang luar biasa. Di sepanjang sungai, Anda akan melewati tebing-tebing batu kapur yang menjulang, sawah hijau, dan perahu nelayan kecil dengan burung kormoran di atasnya. Suasananya tenang dan magis, terutama saat kabut tipis menyelimuti permukaan air. Setibanya di Yangshuo, nuansa pedesaannya langsung terasa. West Street, jalan utama di kota kecil ini, dipenuhi kafe, toko seni, dan bar kecil yang ramai tapi tetap santai. Menginap di penginapan tepi sungai seperti Yangshuo Mountain Retreat atau Banyan Tree membuat malam terasa damai, dengan suara jangkrik dan aliran sungai di kejauhan.

Hari berikutnya bisa diisi dengan bersepeda atau berjalan kaki menyusuri Ten-Mile Gallery, jalur pedesaan yang dipenuhi sawah dan bukit karst di kedua sisinya. Kalau ingin suasana lebih tenang, coba bamboo rafting di Sungai Yulong. Arusnya tenang dan jernih, dan Anda bisa duduk di atas rakit bambu sambil menikmati pemandangan sekeliling yang seolah tak tersentuh waktu. Sore hari, naiklah ke puncak Xianggong Hill untuk melihat matahari terbenam di atas sungai Li, sebuah pemandangan yang sering disebut sebagai salah satu panorama alam terindah di China. Di malam hari, pertunjukan “Impression Liu Sanjie” karya Zhang Yimou menjadi pengalaman menarik. Pertunjukan ini memadukan musik, tarian, dan cahaya di tengah sungai dengan latar pegunungan asli, menciptakan suasana yang hampir seperti mimpi.

Hari-hari di Guilin dan Yangshuo memberi jeda yang tenang setelah petualangan Zhangjiajie. Alam di sini lembut, menenangkan, dan mengundang untuk dinikmati tanpa terburu-buru. Duduk di teras penginapan dengan secangkir teh hangat, menatap bukit karst yang perlahan memudar di senja hari, mungkin akan jadi momen paling berkesan dari seluruh perjalanan ini. Setelah energi terisi kembali, perjalanan pun siap berlanjut ke kota terakhir, yaitu Shanghai, tempat modernitas dan sejarah berpadu dalam harmoni yang unik.

Guilin Nature
Guilin Nature

5. Hari ke 13-14: Shanghai

Setelah berhari-hari menyatu dengan alam dan sejarah, Shanghai menjadi penutup yang sempurna untuk perjalanan dua minggu ini. Begitu tiba, kontrasnya langsung terasa: gedung-gedung tinggi berkilau, jalanan sibuk, dan suasana metropolis yang penuh energi. Tapi di balik kemodernannya, Shanghai masih menyimpan pesona masa lalu yang kuat. Di hari pertama, habiskan sore di The Bund, tepi sungai yang menampilkan pemandangan dua dunia, dimana satu sisi dengan bangunan kolonial bergaya Eropa, dan sisi lainnya dengan deretan pencakar langit futuristik di Pudong. Saat malam tiba, cahaya lampu dari menara Oriental Pearl dan Shanghai Tower memantul di permukaan Sungai Huangpu, menciptakan pemandangan kota yang nyaris tak tertandingi di Asia.

Untuk makan malam, cari restoran di sekitar Bund yang punya pemandangan sungai, seperti M on the Bund atau Hakkasan. Menu modern mereka berpadu dengan panorama kota yang spektakuler. Setelah makan, berjalanlah menyusuri tepi sungai atau naik kapal untuk menikmati night cruise di Huangpu River, sebuah pengalaman sederhana tapi memukau, terutama ketika seluruh kota berkilau di bawah langit malam.

Keesokan paginya, jelajahi sisi klasik Shanghai di Yuyuan Garden dan kawasan kota tua Puxi. Di sini, waktu seolah melambat; arsitektur tradisional, kolam ikan koi, dan aroma teh melati dari toko-toko kecil membuat Anda lupa sedang berada di kota modern. Jangan lewatkan untuk mencicipi xiaolongbao (pangsit kukus berisi kaldu) di restoran Nanxiang, salah satu yang paling legendaris di kota ini. Setelah itu, lanjutkan perjalanan ke Pudong dan naik ke observatorium Shanghai Tower, gedung tertinggi di China, untuk melihat panorama kota dari ketinggian. Dari atas, Anda bisa melihat dengan jelas bagaimana sungai membelah Shanghai menjadi dua dunia yang berbeda, tapi saling melengkapi.

Sore terakhir sebaiknya dihabiskan dengan santai, mungkin di kafe modern di French Concession yang rindang, atau di bar hotel dengan pemandangan langit kota menjelang malam. Pilihan hotel di Shanghai banyak dan beragam: Waldorf Astoria Shanghai on the Bund menawarkan kemewahan klasik dengan sentuhan sejarah, sementara The Ritz-Carlton Pudong memberi pengalaman menginap di jantung skyline modern. Apa pun pilihannya, malam terakhir di Shanghai selalu terasa istimewa. Kota ini memberi penutup yang sempurna: sedikit nostalgia dari masa lalu, percikan semangat masa kini, dan janji akan petualangan berikutnya di masa depan.

Perjalanan 14 hari ini mungkin terasa singkat, tapi setiap tempat meninggalkan kesan yang berbeda. Dari tembok kuno Beijing hingga tebing kabut Zhangjiajie, dari ketenangan sungai Li hingga lampu-lampu Shanghai, semuanya seolah menyatu menjadi satu cerita besar tentang keindahan alam, sejarah, dan kehidupan modern di negeri yang begitu luas ini. China bukan sekadar destinasi, namun ia adalah perjalanan yang menumbuhkan rasa kagum, dan mungkin juga keinginan untuk kembali suatu hari nanti.

Shanghai
Shanghai

Menutup Perjalanan: Antara Alam, Sejarah, dan Jiwa yang Tenang

Perjalanan dua minggu menyusuri China ini bukan hanya tentang melihat tempat-tempat terkenal, tapi juga tentang menemukan keseimbangan antara keagungan alam dan kehidupan sehari-hari yang sederhana. Dari Beijing yang penuh sejarah, Xi’an yang menyimpan kisah ribuan tahun, Zhangjiajie yang mengguncang rasa kagum, hingga Guilin dan Yangshuo yang menawarkan ketenangan alam—setiap kota punya cara sendiri untuk membuat Anda berhenti sejenak dan benar-benar merasakan kehadiran Anda di sana. Lalu Shanghai menutup semuanya dengan gaya dan cahaya, mengingatkan bahwa kemajuan dan tradisi bisa hidup berdampingan dengan indah.

Yang membuat perjalanan seperti ini berkesan bukan hanya tempat-tempat yang dikunjungi, tapi juga momen-momen kecil di antaranya. Duduk di kereta cepat sambil melihat sawah dan bukit berganti di luar jendela. Meneguk teh panas di tengah angin sore di Zhangjiajie. Tersesat di gang kecil di Xi’an dan berakhir di kedai yang tak terduga enaknya. Semua potongan sederhana itu justru membentuk kenangan yang paling melekat setelah Anda pulang.

Jika Anda berencana mengikuti jejak perjalanan ini, biarkan diri Anda terbuka terhadap kejutan-kejutan kecil di sepanjang jalan. Sesuaikan ritme dengan selera dan energi Anda, dimana tak perlu mengejar setiap spot dalam daftar, karena keindahan China justru terasa saat Anda melambat dan membiarkannya menyapa dengan cara yang alami. Dua minggu memang tak cukup untuk mengenal seluruh negeri sebesar ini, tapi cukup untuk jatuh cinta dan ingin kembali lagi suatu hari nanti.

Pada akhirnya, perjalanan ini adalah tentang keseimbangan: antara petualangan dan kenyamanan, antara kemegahan dan kesederhanaan, antara melihat dan benar-benar merasakan. Dan di China, keseimbangan itu bukan sekadar konsep, dimana ia hidup di setiap pemandangan, di setiap senyuman, dan di setiap langkah yang Anda ambil.

Nah! Setelah melihat itinerary di atas, apakah Anda sudah siap untuk mengunjungi Negeri Tirai Bambu ini? Tourchina.co.id punya pilihan paket terbaik untuk Anda yang ingin mengunjungi China yang telah kami siapkan dengan baik, mulai dari rencana perjalanan hingga akomodasi Anda selama berliburan ke sana. Tertarik untuk memakai jasa kami? Anda dapat mengunjungi link berikut untuk mendapatkan paket-paket unggulan dari kami!

Jangan lupa untuk mengikuti artikel-artikel menarik lainnya dari kami pada link berikut ini!

Ikuti kami untuk mendapatkan informasi terbaru tentang paket tur ke China dengan harga terbaik dan terjangkau!