Tur Kamping di Greatwall: 2 Hari Itinerary Menikmati Keindahan di Tembok Besar China

Hanifam

12/10/20257 min read

Great Wall Camping
Great Wall Camping

Petualangan Dua Hari yang Membawa Anda Keluar dari Rutinitas

Bayangkan Anda berdiri di atas salah satu bagian Tembok Besar yang paling liar, anginnya sejuk, pemandangannya tak berujung, dan tidak ada suara apa pun selain langkah Anda sendiri. Jiankou bukan sekadar destinasi, tapi pengalaman yang membuat siapa pun merasa kembali kecil di tengah bentangan sejarah yang begitu besar. Banyak orang datang ke Beijing untuk melihat Great Wall, tetapi hanya sedikit yang berani menjelajah ke bagian yang masih alami ini. Di sini, Anda tidak hanya melihat tembok, Anda merasakannya hidup di bawah kaki Anda.

Perjalanan dua hari ini menawarkan sesuatu yang tidak biasa. Anda tidak hanya mendaki, tetapi juga tinggal semalam di tempat yang dulu menjadi garis depan pertahanan para prajurit kekaisaran. Begitu matahari terbenam, suasananya berubah total. Langit perlahan gelap, bintang mulai muncul, dan Anda tidur di dalam tenda tepat di atas batu-batu tua yang sudah berdiri selama ratusan tahun. Rasanya seperti melangkah mundur ke masa lalu, sekaligus memberi ruang untuk berhenti sejenak dari rutinitas modern.

Bagi banyak orang, titik paling mengesankan justru bukan matahari terbenamnya, tetapi momen ketika Anda membuka tenda di pagi hari dan melihat cahaya pertama menyapu permukaan tembok yang berliku-liku mengikuti punggungan bukit. Udara dingin, langit bersih, dan pemandangan yang membuat Anda lupa bahwa beberapa jam dari sana ada kota megapolitan yang penuh lampu neon dan gedung pencakar langit. Momen seperti ini sulit digambarkan, tetapi mudah sekali melekat di ingatan.

Jika Anda mencari perjalanan singkat yang penuh tantangan sekaligus ketenangan, Jiankou memberikan keduanya dalam porsi yang pas. Trekkingnya cukup menguras energi, tetapi setiap tanjakan selalu terbayar dengan panorama spektakuler. Anda mungkin pulang dengan kaki pegal, tetapi juga dengan cerita yang akan terus Anda ulang bahkan bertahun-tahun setelahnya.

1. Hari ke-1: Petualangan Dari Kota Menuju Tembok yang Liar

Begitu pemandu menjemput Anda di hotel pada sore hari, suasana perjalanan mulai terasa berubah. Beijing mungkin penuh sesak dan sibuk, tetapi tidak butuh waktu lama sampai kota perlahan menghilang dari pandangan. Setelah sekitar dua setengah jam berkendara menuju Desa Xizhaizi, jalanan mulai menyempit, udara makin segar, dan Anda bisa melihat pegunungan mulai berdiri di kejauhan. Perasaan ingin tahu biasanya mulai muncul di titik ini, terutama ketika bayangan Great Wall mulai tampak samar dari balik pohon pinus.

Setibanya di desa, Anda akan memulai pendakian menuju bagian Jiankou. Perjalanannya tidak terlalu panjang, biasanya sekitar satu jam, tapi medannya cukup menanjak. Jalur tanah dan bebatuan mengantar Anda menuju tembok yang bentuknya tidak rapi seperti Mutianyu atau Badaling. Jiankou penuh sudut runtuh, menara yang retak, dan batu-batu besar yang tidak lagi simetris. Justru bagian ini yang membuatnya terasa lebih otentik. Banyak orang bilang Anda bisa merasakan sejarahnya lebih kuat ketika struktur bangunannya masih dibiarkan apa adanya.

Saat cahaya sore mulai berubah warna, Anda akan tiba di area yang digunakan untuk berkemah. Di sini biasanya tim menyiapkan BBQ sederhana. Ada daging panggang, beberapa sayuran, kadang juga ada camilan lokal yang cukup mengenyangkan setelah pendakian. Duduk santai di atas tembok sambil menikmati makan malam terasa sangat berbeda ketika pemandangan di depan Anda adalah barisan bukit yang perlahan mulai gelap. Jika cuaca mendukung, warna langit sebelum matahari terbenam terlihat sangat dramatis.

Malam harinya, Anda akan masuk ke tenda yang sudah dipasang di atas permukaan tembok yang relatif datar. Angin pegunungan biasanya cukup kuat, jadi jaket hangat menjadi penyelamat. Suasananya tenang dan gelap, jauh dari lampu kota. Banyak orang butuh beberapa menit untuk membiasakan diri dengan keheningannya, tetapi begitu terbiasa, tidur di sana terasa seperti hadiah setelah perjalanan panjang. Ini bukan pengalaman glamping, tetapi itulah yang membuatnya terasa begitu istimewa.

Great Wall Camping
Great Wall Camping

2. Hari ke-1: Menutup Malam di Atas Tembok

Setelah makan malam selesai dan cahaya matahari benar benar hilang, suasana Jiankou berubah total. Udara menjadi lebih dingin, suara serangga mulai terdengar, dan tembok yang Anda pijak seolah menjadi tempat yang berbeda sama sekali. Banyak orang memilih duduk sejenak di luar tenda sebelum tidur, hanya untuk menikmati langit malam yang biasanya jauh lebih cerah dibandingkan di kota. Jika Anda beruntung, bintang bintang terlihat cukup jelas, dan bentuk pegunungan di kejauhan tampak seperti bayangan besar yang menjaga area ini.

Ini juga waktu terbaik untuk benar benar merasakan betapa sunyinya Jiankou. Tidak ada suara kendaraan, tidak ada lampu jalan, hanya angin yang menyapu bebatuan tua dan beberapa suara alam yang pelan. Pengalaman seperti ini sering membuat orang merasa kecil, tapi dengan cara yang menenangkan. Tembok ini sudah berdiri melewati berbagai zaman, dan Anda tidur di atasnya hanya untuk satu malam, namun momen itu biasanya meninggalkan kesan yang panjang.

Saat masuk ke dalam tenda, Anda akan langsung merasakan bedanya suhu udara. Meski kantong tidur sudah disiapkan, tetap ada rasa dingin yang merayap perlahan. Ini normal, terutama jika Anda datang pada musim semi atau akhir musim gugur. Banyak orang akhirnya tertidur lebih cepat dari yang mereka kira karena tubuh yang lelah setelah mendaki dan suasana yang begitu hening. Sebelum mata tertutup, biasanya muncul satu pikiran sederhana, yaitu rasa tak sabar menantikan matahari terbit yang akan jadi pembuka hari kedua.

Malam pertama ini memang menjadi inti dari pengalaman bermalam di Great Wall. Tidak selalu nyaman, kadang ada angin yang membuat tenda sedikit bergoyang atau suara langkah pendaki lain yang lewat, namun justru hal hal kecil itu yang membuatnya terasa nyata. Anda bukan hanya berkunjung, tetapi benar benar merasakan kehidupan di salah satu benteng paling terkenal di dunia.

Great Wall Camping
Great Wall Camping

3. Hari ke-2: Menyambut Matahari Pertama di Jiankou

Pagi di Jiankou selalu datang dengan cara yang pelan. Angin biasanya masih dingin dan sunyi, tetapi cahaya tipis mulai muncul dari balik punggungan bukit. Begitu Anda membuka tenda, pemandangannya sering membuat orang terdiam beberapa detik sebelum berkata apa pun. Tembok yang semalam gelap kini berubah warna menjadi keemasan. Permukaan batu yang kasar terlihat jelas, dan garis tembok yang mengikuti kontur pegunungan tampak seperti lukisan yang baru selesai dibuat. Banyak orang langsung mengambil kamera, tapi beberapa memilih duduk diam sambil menikmati momen itu tanpa gangguan apa pun.

Tim biasanya menyiapkan sarapan sederhana. Tidak mewah, tetapi cukup untuk mengisi energi sebelum perjalanan panjang. Roti, telur, buah, dan minuman hangat terasa jauh lebih enak ketika Anda menyantapnya sambil melihat matahari yang mulai naik perlahan. Di titik ini, Anda mungkin sudah mulai merasakan kembali tenaga Anda, dan semangat untuk mulai mendaki kembali muncul. Trek hari ini akan lebih panjang, jadi sarapan kecil ini penting.

Setelah beres membereskan tenda dan perlengkapan, pendakian dari Jiankou menuju Mutianyu pun dimulai. Bagian awalnya sering dianggap yang paling menantang karena tanjakannya cukup curam dan jalurnya masih liar. Ada beberapa titik yang membuat Anda harus benar benar memperhatikan pijakan, terutama jika batu masih lembap. Namun semakin jauh Anda berjalan, jalurnya mulai berubah. Struktur tembok perlahan menjadi lebih rapi, langkah terasa lebih stabil, dan Anda bisa mulai menikmati pemandangan tanpa harus terus fokus pada medan.

Perubahan suasana antara Jiankou dan Mutianyu cukup terasa. Dari area yang terasa seperti peninggalan yang dibiarkan apa adanya, Anda masuk ke bagian yang sudah dipugar dengan sangat rapi. Banyak pendaki suka berhenti sebentar di salah satu watchtower Mutianyu hanya untuk melihat kembali ke arah Jiankou, menyadari betapa jauhnya perjalanan yang sudah ditempuh pagi itu. Transisi ini sering membuat orang merasa baru saja melewati dua dunia yang berbeda dalam satu jalur.

Setelah menuruni tembok dan kembali ke area desa, biasanya tubuh mulai terasa lelah, tetapi rasa puasnya besar. Pemandu akan membawa Anda ke restoran lokal untuk makan siang. Hidangan khas desa seperti ayam panggang, tumis sayuran gunung, dan mie buatan tangan rasanya selalu lebih nikmat setelah pendakian panjang. Perut kenyang dan kaki yang mulai rileks jadi penutup yang pas sebelum perjalanan kembali ke Beijing. Biasanya perjalanan pulang berlangsung tenang, dan banyak orang tertidur di mobil, masih membawa momen matahari pagi Jiankou dalam benaknya.

Great Wall Camping
Great Wall Camping

Penutup: Dari Pegunungan Kembali ke Kota

Setelah makan siang dan sedikit beristirahat, saatnya kembali ke Beijing. Perjalanannya sekitar dua setengah jam, tetapi kali ini suasananya berbeda dibandingkan saat Anda berangkat kemarin. Tubuh memang terasa lelah, otot kaki biasanya mulai protes, namun ada kepuasan yang sulit dijelaskan. Banyak orang menghabiskan perjalanan pulang dengan tidur, sementara yang lain memilih melihat keluar jendela, menikmati perubahan pemandangan dari pegunungan tenang menuju gedung gedung tinggi yang perlahan muncul kembali.

Sesampainya di hotel, Anda mungkin merasa campuran antara lega dan rindu. Lega karena akhirnya bisa mandi air hangat dan beristirahat di tempat tidur yang empuk, tapi rindu karena suasana Jiankou yang sederhana dan sunyi sudah berganti dengan ritme kota yang cepat. Biasanya di titik ini muncul keinginan untuk kembali, setidaknya sekali lagi, atau mencoba rute lain di Great Wall yang belum pernah didatangi.

Pengalaman dua hari ini bukan hanya soal mendaki, tetapi juga tentang merasakan bagian sejarah yang biasanya hanya dilihat dari kejauhan. Anda tidak hanya melihat Great Wall dari balik pagar atau platform turis. Anda tinggal di atasnya, makan di atasnya, dan bangun di atasnya. Itu yang membuat perjalanan ini terasa berbeda. Jiankou mungkin menantang, tetapi justru itulah yang membuatnya begitu berkesan.

Saat Anda kembali melanjutkan aktivitas sehari hari, kenangan tentang angin pagi di Jiankou, langit penuh bintang, dan batu batu tua yang Anda injak masih akan mengikuti Anda. Perjalanan ini mungkin singkat, tetapi dampaknya sering terasa lebih panjang dari yang diperkirakan. Jika ada satu hal yang pasti, Jiankou adalah tempat yang bisa membuat siapa pun merasa lebih dekat dengan sejarah dan lebih jauh dari rutinitas.

Nah! Setelah melihat itinerary di atas, apakah Anda sudah siap untuk mengunjungi Negeri Tirai Bambu ini? Tourchina.co.id punya pilihan paket terbaik untuk Anda yang ingin mengunjungi China yang telah kami siapkan dengan baik, mulai dari rencana perjalanan hingga akomodasi Anda selama berliburan ke sana. Tertarik untuk memakai jasa kami? Anda dapat mengunjungi link berikut untuk mendapatkan paket-paket unggulan dari kami!

Jangan lupa untuk mengikuti artikel-artikel menarik lainnya dari kami pada link berikut ini!

Ikuti kami untuk mendapatkan informasi terbaru tentang paket tur ke China dengan harga terbaik dan terjangkau!