12 Rekomendasi Restoran Terbaik di Shanghai yang Wajib Anda Coba!

Hanifam

9/16/202517 min read

TOUR CHINA - TOURCHINA - REKOMENDASI RESTORAN DI SHANG HAI - SHANGHAI RESTAURANT RECOMMENDATION
TOUR CHINA - TOURCHINA - REKOMENDASI RESTORAN DI SHANG HAI - SHANGHAI RESTAURANT RECOMMENDATION

Shanghai dengan Berbagai Restoran Terkenal

Shanghai sering digambarkan sebagai kota yang hidup dua dunia: satu kaki berpijak pada sejarah panjang Tiongkok, satu lagi berlari cepat mengejar modernitas global. Gedung-gedung pencakar langit menjulang di tepi Sungai Huangpu, sementara gang-gang tua dengan aroma masakan rumahan masih bertahan di sela-sela hiruk pikuknya. Banyak orang datang ke Shanghai untuk bisnis, ada juga yang tertarik pada pesonanya sebagai kota mode dan seni. Namun, ada satu hal yang hampir selalu menjadi benang merah bagi setiap pengunjung: kulinernya. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa cara terbaik memahami Shanghai adalah dengan mencicipi apa yang tersaji di meja makannya.

Sebagai kota metropolitan dengan populasi lebih dari 24 juta jiwa, Shanghai menawarkan panggung kuliner yang luar biasa beragam. Di satu sisi, Anda akan menemukan restoran sederhana yang setiap hari dipadati warga lokal hanya untuk menikmati semangkuk sup panas atau dumpling segar. Di sisi lain, ada pula restoran berkelas dunia dengan bintang Michelin yang menghadirkan pengalaman bersantap tak terlupakan. Perpaduan ini mencerminkan identitas kota: dinamis, kosmopolitan, tapi tetap erat dengan tradisi. Itulah mengapa berburu kuliner di Shanghai bisa menjadi petualangan penuh kejutan—dari rasa yang menenangkan hingga sensasi yang menantang lidah.

Bagi wisatawan, memilih restoran di Shanghai bisa menjadi tantangan tersendiri. Jumlah pilihan yang sangat banyak membuat Anda bisa kebingungan menentukan mana yang benar-benar layak dicoba. Apalagi, tidak semua tempat terkenal di media sosial mampu memberikan pengalaman autentik yang meninggalkan kesan. Karena itu, daftar restoran rekomendasi sering kali menjadi penyelamat. Bukan sekadar daftar tempat makan, melainkan panduan yang membantu Anda menelusuri rasa Shanghai dari berbagai sisi: baik yang klasik, modern, maupun eksperimental.

Artikel ini disusun untuk Anda yang ingin menjadikan perjalanan ke Shanghai lebih dari sekadar jalan-jalan biasa. Dengan menelusuri 12 restoran terbaik yang dipilih dengan cermat, Anda akan diajak menyelami karakter kota ini lewat piring demi piring. Ada cita rasa yang menenangkan, ada pula yang penuh kejutan. Namun, yang pasti setiap tempat menawarkan cerita: tentang sejarah, tentang budaya, dan tentang bagaimana Shanghai merangkul dunia tanpa kehilangan jati dirinya.

1. Jia Jia Tang Bao

Tidak ada kuliner yang lebih melekat pada citra Shanghai selain xiaolongbao, dumpling berisi sup panas yang begitu ikonik. Dan ketika berbicara soal xiaolongbao, nama Jia Jia Tang Bao hampir selalu muncul sebagai rekomendasi pertama. Restoran sederhana di Huanghe Road ini sering dipenuhi antrean panjang sejak pagi hari. Dari luar, tempatnya mungkin tampak biasa saja, bahkan tidak terlalu mencolok jika dibandingkan dengan restoran modern di sekitarnya. Namun, begitu Anda duduk dan mencicipi gigitan pertama, Anda akan langsung mengerti mengapa tempat ini dianggap sebagai “ziarah wajib” bagi para pecinta kuliner.

Rahasia kenikmatan Jia Jia Tang Bao terletak pada kesederhanaan yang dikerjakan dengan penuh ketelitian. Kulit dumplingnya tipis, hampir transparan, tetapi cukup kuat untuk menahan sup panas yang melimpah di dalamnya. Ketika digigit perlahan, cairan hangatnya seketika meledak di mulut, memadukan rasa gurih kaldu dengan kelembutan daging cincang. Rasanya otentik, murni, dan jujur; tidak ada gimmick, tidak ada modifikasi berlebihan. Inilah bentuk paling tulus dari comfort food khas Shanghai.

Menariknya, pengalaman di Jia Jia Tang Bao tidak hanya soal makanan, tetapi juga suasana. Anda akan makan berdampingan dengan warga lokal yang datang untuk sarapan atau makan siang cepat. Tidak ada dekorasi mewah, tidak ada pelayanan ala fine dining; yang ada hanya meja sederhana, kursi kayu, dan aroma kukusan yang memenuhi ruangan. Justru di sinilah letak pesonanya: pengalaman makan yang begitu nyata, seolah-olah Anda menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Shanghai.

Bagi wisatawan, menikmati xiaolongbao di Jia Jia Tang Bao adalah kesempatan untuk mencicipi sejarah kuliner yang telah diwariskan turun-temurun. Ini bukan hanya soal rasa, melainkan juga soal tradisi. Banyak yang percaya, untuk benar-benar memahami Shanghai, Anda harus duduk di bangku restoran kecil seperti ini, menghirup sup hangat dari dalam dumpling, dan membiarkan setiap tegukan bercerita tentang kota yang penuh kontras ini.

jia jia tang bao shanghai
jia jia tang bao shanghai

2. Yang's Dumplings

Jika Jia Jia Tang Bao adalah legenda untuk xiaolongbao, maka Yang’s Dumplings adalah raja dari shengjian bao: dumpling goreng berisi sup yang tidak kalah populer di Shanghai. Lokasinya bahkan tidak jauh dari Jia Jia Tang Bao, sehingga banyak wisatawan menjadikannya sebagai paket kuliner: mencicipi keduanya dalam satu kunjungan. Begitu melangkah masuk, Anda akan langsung melihat panci besar berisi deretan dumpling yang digoreng hingga bagian bawahnya keemasan, mengeluarkan aroma gurih yang menggoda.

Perbedaan mendasar antara shengjian bao dan xiaolongbao ada pada cara memasaknya. Jika xiaolongbao dikukus hingga lembut, shengjian bao digoreng di dasar panci, menciptakan tekstur renyah di bagian bawah namun tetap empuk di sisi atas. Saat digigit, perpaduan antara kulit dumpling yang crispy dengan isian daging babi dan sup hangat menciptakan sensasi unik. Inilah makanan jalanan yang sederhana, namun begitu memuaskan. Tidak sedikit orang yang mengaku jatuh cinta pada gigitan pertama, terutama ketika dimakan selagi panas.

Yang’s Dumplings memang bukan restoran mewah; ia lebih menyerupai kedai cepat saji dengan ritme yang sibuk. Namun, di situlah daya tariknya. Anda akan melihat koki bekerja cepat, menggoreng ratusan dumpling dalam satu waktu, sementara pelanggan bergantian memesan dan menyantapnya di meja kecil atau bahkan sambil berdiri. Kesibukan itu seolah menjadi bagian dari identitas kuliner Shanghai: cepat, padat, tapi selalu penuh rasa.

Bagi banyak orang, shengjian bao dari Yang’s Dumplings bukan hanya sekadar makanan ringan, melainkan pengalaman kuliner yang tak bisa dilewatkan. Dengan harga yang ramah di kantong dan cita rasa yang konsisten, tempat ini membuktikan bahwa tidak semua makanan terbaik harus disajikan di restoran mahal. Kadang, kenangan paling membekas justru datang dari gigitan dumpling sederhana di tengah riuhnya kota.

yang's dumpling shanghai
yang's dumpling shanghai

3. Din Tai Fung

Bagi sebagian orang, nama Din Tai Fung sudah tidak asing lagi. Restoran ini memang sudah mendunia, dengan cabang di berbagai kota besar seperti Singapura, Los Angeles, hingga Tokyo. Namun, menikmati Din Tai Fung di Xintiandi, Shanghai memberikan nuansa berbeda. Terletak di kawasan modern yang penuh dengan butik, kafe, dan restoran trendi, cabang ini memadukan suasana kosmopolitan dengan keanggunan khas Asia. Dari luar, restorannya tampak rapi dan berkelas, sementara di dalam, Anda akan menemukan atmosfer nyaman yang seimbang antara modernitas dan tradisi.

Menu andalan di sini, tentu saja, adalah xiaolongbao yang dibuat dengan presisi hampir ilmiah. Setiap dumpling memiliki jumlah lipatan yang konsisten (biasanya 18, sesuai standar Din Tai Fung) dan disajikan dengan kaldu yang jernih, lembut, serta penuh rasa. Tidak hanya soal rasa, tetapi juga pengalaman makan yang serba tertib: pelayan menyajikan hidangan dengan ramah, sambil menjelaskan cara terbaik menikmati xiaolongbao agar Anda bisa merasakan paduan kulit tipis, daging gurih, dan kuah yang kaya dengan sempurna.

Selain xiaolongbao, Din Tai Fung Xintiandi juga menawarkan beragam menu lain yang tak kalah menggoda. Mulai dari mi kuah dengan topping daging sapi lembut, tumisan sayuran segar, hingga wonton dengan saus pedas yang membangkitkan selera. Bagi mereka yang ingin mencicipi kuliner Tiongkok dengan kualitas terjamin dan rasa yang konsisten, Din Tai Fung menjadi pilihan aman sekaligus memuaskan. Bahkan, untuk pengunjung internasional yang mungkin baru pertama kali berkenalan dengan masakan Tiongkok, restoran ini sering disebut sebagai “pintu masuk” yang ideal.

Meski sebagian orang menganggap Din Tai Fung terlalu komersial dibanding restoran lokal otentik, tidak bisa dipungkiri bahwa kualitas dan pengalaman yang ditawarkan sulit ditandingi. Di Shanghai, cabang Xintiandi ini menjadi tempat sempurna bagi mereka yang ingin menikmati santapan berkualitas dalam suasana yang modern dan bersih, tanpa harus khawatir soal rasa atau pelayanan. Di tengah hingar bingar kuliner Shanghai yang penuh kejutan, Din Tai Fung hadir sebagai oasis ketenangan dengan rasa yang konsisten dan tak pernah mengecewakan.

Din tai fung shanghai
Din tai fung shanghai

4. Lost Heaven on the Bund

Shanghai sering dikenal sebagai kota metropolitan dengan kuliner kelas dunia, namun Lost Heaven on the Bund menawarkan sesuatu yang berbeda: sebuah perjalanan rasa menuju provinsi Yunnan, wilayah di barat daya Tiongkok yang terkenal dengan kekayaan rempah dan pengaruh budaya Asia Tenggara. Begitu melangkah masuk ke restoran ini, Anda akan disambut oleh interior yang dramatis: lampu gantung bercahaya temaram, ornamen kayu gelap, dan dekorasi etnik yang membawa nuansa eksotis. Tidak berlebihan jika banyak pengunjung menggambarkan suasana di Lost Heaven seperti “melangkah ke dunia lain,” jauh dari keramaian Bund yang gemerlap di luar jendela.

Hidangan di sini dirancang untuk dinikmati secara bersama-sama, sebuah tradisi yang erat dengan budaya makan Tiongkok. Menu favorit seperti ayam goreng renyah dengan cabai kering, salad daun teh khas Yunnan, hingga ikan segar dengan saus pedas-manis, semuanya menonjolkan kekayaan rasa yang unik. Perpaduan antara pedas, asam, gurih, dan segar membuat setiap hidangan terasa penuh kejutan. Bahkan bagi mereka yang sudah sering makan masakan Tiongkok, sajian Yunnan di Lost Heaven menawarkan pengalaman berbeda, dimana lebih berani dalam penggunaan rempah, tapi tetap elegan dalam penyajian.

Salah satu daya tarik terbesar Lost Heaven adalah lokasinya yang strategis di Bund, kawasan ikonik Shanghai yang menghadap langsung ke deretan gedung pencakar langit Pudong. Makan malam di sini sering kali menjadi pengalaman yang tak hanya memanjakan lidah, tetapi juga mata. Setelah bersantap, banyak pengunjung memilih berjalan kaki menyusuri tepian Sungai Huangpu, menikmati panorama kota yang berkilauan. Dengan demikian, makan di Lost Heaven bukan sekadar urusan kuliner, melainkan bagian dari perjalanan romantis di jantung Shanghai.

Bagi wisatawan internasional, Lost Heaven on the Bund sering menjadi rekomendasi utama karena menyajikan perpaduan sempurna antara cita rasa autentik, suasana berkelas, dan lokasi yang ikonik. Restoran ini cocok untuk berbagai kesempatan: mulai dari makan malam romantis, jamuan bisnis, hingga perayaan bersama teman. Dengan reputasinya yang konsisten selama bertahun-tahun, tidak heran jika Lost Heaven dianggap sebagai salah satu destinasi kuliner yang wajib dicoba ketika berada di Shanghai.

Lost heaven in the Bund shanghai
Lost heaven in the Bund shanghai

5. Fu He Hui

Di tengah gemerlap Shanghai yang tak pernah tidur, Fu He Hui hadir seperti oase ketenangan. Restoran vegetarian ini mungkin tidak mencolok dari luar, namun begitu melangkah masuk, Anda akan disambut suasana yang nyaris menyerupai ruang meditasi. Interiornya minimalis, dominan kayu dengan pencahayaan lembut, seolah mengajak tamu untuk melambat dan menyiapkan diri memasuki perjalanan rasa yang penuh makna. Tidak heran bila restoran ini berhasil meraih dua bintang Michelin, sebuah pencapaian luar biasa bagi restoran yang sepenuhnya berbasis tumbuhan.

Menu di Fu He Hui dirancang sebagai rangkaian pengalaman, lebih tepat disebut sebagai journey ketimbang sekadar makan malam. Setiap hidangan disajikan dengan estetika yang menawan, sering kali menyerupai karya seni. Anda mungkin akan menemukan jamur liar yang dimasak dengan cara unik, sayuran segar yang diolah menjadi tekstur mengejutkan, atau sup bening yang tampil sederhana namun menyimpan kedalaman rasa. Filosofi yang diusung adalah memuliakan bahan-bahan alami dan menghadirkan rasa murni tanpa perlu bergantung pada daging atau seafood.

Apa yang membuat Fu He Hui begitu istimewa bukan hanya soal teknik memasak atau tampilan piring, melainkan pengalaman batin yang menyertainya. Setiap gigitan terasa seolah mengajak Anda berhenti sejenak, merenung, dan benar-benar merasakan apa yang tersaji di depan mata. Ini adalah bentuk kuliner yang bukan hanya memuaskan perut, tetapi juga menyentuh sisi emosional dan spiritual. Banyak tamu menggambarkan makan di sini sebagai pengalaman “slow dining” yang jarang ditemui di kota secepat Shanghai.

Dengan atmosfer yang menenangkan, pelayanan yang penuh perhatian, dan hidangan yang mendobrak batasan tradisi kuliner, Fu He Hui telah menempatkan dirinya di jajaran restoran terbaik dunia. Bagi para pencinta kuliner yang terbiasa dengan restoran berbintang Michelin, tempat ini menawarkan sesuatu yang berbeda: sebuah undangan untuk kembali ke akar, untuk menghargai kesederhanaan, dan menemukan keindahan dalam hal-hal kecil. Makan malam di Fu He Hui bukan hanya sebuah santapan, melainkan perjalanan rasa yang meninggalkan jejak panjang dalam ingatan.

fu he hui restaurant shanghai
fu he hui restaurant shanghai

6. Jardin de Jade

Jika Anda ingin merasakan masakan Jiangnan, gaya kuliner yang halus dan berakar dari wilayah Jiangsu serta Zhejiang, maka Jardin de Jade, atau dikenal juga sebagai SuZheHui, adalah salah satu pilihan terbaik di Shanghai. Restoran ini sudah lama dikenal sebagai destinasi bagi mereka yang ingin mencicipi hidangan klasik dengan sentuhan elegan. Dari luar, tampilannya mungkin sederhana, tetapi begitu masuk, Anda akan menemukan suasana yang hangat dan nyaman, cocok untuk jamuan keluarga maupun pertemuan bisnis.

Menu di Jardin de Jade menampilkan beragam masakan tradisional Jiangnan, mulai dari hong shao rou (babi merah rebus), ikan segar yang dimasak dengan kecap ringan, hingga berbagai olahan sayuran musiman. Setiap hidangan terasa otentik, dengan rasa yang seimbang dan tidak berlebihan. Ciri khas masakan Jiangnan memang dikenal halus, lebih menekankan pada rasa manis-gurih yang lembut ketimbang pedas atau tajam. Di Jardin de Jade, gaya itu dieksekusi dengan sempurna, sehingga setiap piring yang keluar dari dapur seolah bercerita tentang tradisi panjang yang diwariskan turun-temurun.

Salah satu hal yang membuat restoran ini begitu dicintai adalah kemampuannya menjaga keseimbangan antara otentisitas dan kenyamanan modern. Hidangannya tetap setia pada resep klasik, tetapi disajikan dengan presentasi rapi dan penuh perhatian. Tidak heran jika banyak keluarga Shanghai memilih restoran ini untuk perayaan penting; seperti ulang tahun, reuni, atau makan malam bersama kerabat. Rasanya seperti berada di meja makan rumah, namun dengan sentuhan kemewahan yang halus.

Bagi wisatawan, Jardin de Jade menawarkan kesempatan untuk mencicipi cita rasa yang mungkin tidak selalu ditemukan di restoran populer lainnya. Masakan Jiangnan memang tidak seekstrem masakan Sichuan yang pedas, atau seberani masakan Hunan yang beraroma tajam. Tetapi justru di sanalah keindahannya: sebuah kelembutan yang mengalir perlahan, membuat Anda ingin menikmati setiap gigitan dengan penuh perhatian. Di tengah keramaian Shanghai yang serba cepat, makan di Jardin de Jade terasa seperti jeda, bagaikan sebuah momen tenang untuk menghargai tradisi kuliner Tiongkok yang halus dan penuh elegansi.

jardin de jade restaurant shanghai
jardin de jade restaurant shanghai

7. Ren He Guan

Di antara deretan restoran mewah dan modern di Shanghai, Ren He Guan hadir dengan pesona yang berbeda: sederhana, bersahaja, dan penuh kehangatan. Restoran ini terkenal karena menyajikan masakan rumahan khas Shanghai yang autentik, sehingga sering menjadi pilihan warga lokal ketika ingin menikmati hidangan yang mengingatkan pada dapur nenek atau ibu mereka. Tidak ada kesan berlebihan dalam dekorasinya; hanya meja kayu, suasana akrab, dan aroma masakan yang langsung menggoda selera begitu Anda masuk.

Salah satu menu paling ikonik di Ren He Guan adalah hong shao rou, atau babi rebus merah dengan kecap manis. Hidangan ini begitu melekat pada identitas kuliner Shanghai, dan versi yang disajikan di sini dianggap sebagai salah satu yang terbaik. Potongan daging dimasak perlahan hingga empuk, lemaknya meleleh di mulut, dan sausnya kaya rasa tanpa terasa terlalu berat. Selain itu, Anda juga bisa menemukan berbagai hidangan klasik lain seperti udang dengan saus minyak wangi, sup bening dengan sayuran segar, hingga tahu yang dimasak dengan sederhana namun penuh cita rasa.

Keistimewaan Ren He Guan bukan hanya pada menunya, melainkan juga suasana yang diciptakannya. Restoran ini sering dipadati keluarga lokal, anak muda, maupun orang tua yang datang untuk makan bersama. Obrolan hangat, tawa yang mengalir, dan kebersamaan di meja membuat pengalaman bersantap di sini terasa begitu otentik. Bagi wisatawan, duduk di Ren He Guan berarti mendapatkan kesempatan langka untuk merasakan sisi lain Shanghai, bukan sebagai turis, melainkan seolah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat setempat.

Ren He Guan mungkin tidak memiliki bintang Michelin atau reputasi internasional, namun justru di situlah daya tariknya. Restoran ini adalah perwujudan sejati dari comfort food: sederhana, apa adanya, tapi selalu menenangkan. Jika Anda ingin memahami jiwa kuliner Shanghai, mencicipi hong shao rou di Ren He Guan adalah langkah yang tidak boleh dilewatkan.

8. Xibo

Di tengah kota Shanghai yang kosmopolitan, Xibo hadir membawa semilir angin dari barat laut Tiongkok. Restoran ini mengambil inspirasi dari masakan Xinjiang, wilayah yang terkenal dengan padang pasir, pegunungan megah, dan jalur perdagangan Jalur Sutra. Tidak mengherankan bila masakan Xinjiang sarat dengan pengaruh budaya Timur Tengah dan Asia Tengah; sesuatu yang sangat berbeda dari kuliner Shanghai yang lembut dan manis. Di Xibo, kontras itu justru menjadi daya tarik tersendiri.

Begitu masuk ke dalam restoran, suasana modern berpadu dengan sentuhan etnik langsung terasa. Dekorasinya hangat namun elegan, dengan ornamen khas Xinjiang yang menambahkan nuansa eksotis. Menu utamanya tentu saja berpusat pada olahan daging, terutama domba, yang dimasak dengan cara tradisional. Salah satu hidangan paling populer adalah lamb skewers, sate domba berbumbu jintan yang dipanggang hingga harum. Dagingnya empuk, beraroma rempah kuat, dan menghadirkan rasa berani yang jarang ditemui di restoran Tiongkok lainnya.

Selain daging panggang, Xibo juga menawarkan hidangan mi buatan tangan yang panjang dan kenyal, disajikan dengan saus pedas atau tumisan daging. Ada pula roti lapis khas Xinjiang, sup kaya rempah, hingga salad segar yang menyeimbangkan rasa. Setiap hidangan seolah bercerita tentang perjalanan panjang Jalur Sutra, di mana budaya kuliner Tiongkok bertemu dengan cita rasa Asia Tengah. Bagi mereka yang terbiasa dengan masakan Shanghai atau Kanton, pengalaman di Xibo bisa menjadi kejutan menyenangkan yang membuka cakrawala baru.

Xibo bukan hanya sekadar restoran etnik di kota besar, tetapi juga perayaan keberagaman kuliner Tiongkok itu sendiri. Di Shanghai, Xibo menegaskan bahwa kuliner adalah bahasa universal yang mampu menyatukan perbedaan. Bagi wisatawan, bersantap di sini bukan hanya tentang mencoba makanan baru, melainkan juga tentang merasakan bagaimana luasnya spektrum rasa yang ada di Tiongkok.

Xibo shanghai
Xibo shanghai

9. Han Lin Xuan

Di kota sebesar Shanghai, mencari restoran dim sum mungkin bukan hal sulit. Namun, Han Lin Xuan menempati posisi istimewa di hati banyak penggemar kuliner. Restoran ini dikenal karena konsistensinya dalam menyajikan dim sum berkualitas tinggi dengan sentuhan klasik yang elegan. Begitu masuk, suasananya langsung membawa Anda pada nuansa restoran Tiongkok tradisional yang dipadukan dengan kenyamanan modern, dimana cukup formal untuk jamuan bisnis, tetapi juga hangat untuk makan bersama keluarga.

Menu dim sum di Han Lin Xuan sangat beragam, mulai dari dumpling udang yang segar, siu mai dengan isian melimpah, hingga cheong fun (rol mi beras) yang lembut dengan saus manis gurih. Setiap hidangan dibuat dengan ketelitian tinggi, menjaga keseimbangan rasa dan tekstur. Bukan hanya soal cita rasa, tetapi juga presentasi: piring-piring kecil ditata rapi sehingga setiap sajian terasa istimewa. Bahkan teh yang disajikan di sini dipilih dengan cermat, menambah lapisan pengalaman bersantap yang lebih dalam.

Keunggulan Han Lin Xuan adalah kemampuannya menjaga kualitas tanpa kehilangan nuansa keintiman. Meskipun sering dipenuhi pengunjung, pelayanan tetap rapi dan penuh perhatian. Para staf dengan cekatan membantu merekomendasikan menu, sehingga pengunjung yang baru pertama kali datang tidak merasa kebingungan. Ada kesan bahwa setiap detail: dari pilihan saus hingga waktu penyajian, dipikirkan untuk menciptakan pengalaman yang menyenangkan.

Bagi wisatawan, Han Lin Xuan adalah tempat yang tepat untuk mencicipi sisi lain kuliner Tiongkok yang lebih halus dan terstruktur. Jika makanan jalanan Shanghai memberi kesan spontan dan penuh energi, dim sum di sini menghadirkan pengalaman yang lebih tenang dan reflektif. Duduk santai sambil menikmati satu demi satu hidangan kecil, Anda akan menyadari bahwa kuliner Tiongkok tidak hanya tentang kenyang, tetapi juga tentang menghargai detail dan keseimbangan.

Han Lin Xuan shanghai
Han Lin Xuan shanghai

10. Taian Table

Di kota yang penuh dengan restoran tradisional dan modern, Taian Table berdiri sebagai salah satu ikon fine dining paling berani di Shanghai. Restoran ini telah meraih tiga bintang Michelin, sebuah pengakuan tertinggi dalam dunia kuliner, berkat kreativitasnya dalam meramu hidangan. Bagi para pecinta gastronomi, Taian Table bukan sekadar tempat makan, melainkan sebuah laboratorium rasa, di mana setiap menu dirancang untuk mengejutkan sekaligus memanjakan.

Konsep utama di Taian Table adalah menu degustasi yang selalu berubah mengikuti musim. Artinya, setiap kali Anda datang, pengalaman yang ditawarkan akan berbeda. Hidangan bisa berupa reinterpretasi modern dari masakan Eropa klasik, atau kreasi baru yang menggabungkan bahan lokal dengan teknik kuliner internasional. Presentasinya begitu artistik, membuat setiap piring terasa seperti karya seni. Tak jarang, tamu dibuat terkesima sebelum sempat mencicipinya, karena tampilan hidangannya sudah memikat mata.

Atmosfer restoran ini juga sangat khas. Ruangannya didesain dengan pencahayaan lembut dan dapur terbuka, sehingga Anda bisa melihat langsung bagaimana para koki bekerja dengan penuh konsentrasi. Interaksi antara tamu dan dapur terasa dekat, menciptakan pengalaman yang lebih personal dibanding fine dining konvensional. Pelayanan yang ramah namun profesional semakin menambah kenyamanan, membuat setiap kunjungan terasa istimewa.

Bersantap di Taian Table tentu bukan pengalaman sehari-hari; baik dari segi harga maupun konsep. Namun, bagi mereka yang mencari pengalaman kuliner tak terlupakan, tempat ini menjadi salah satu destinasi terbaik di Shanghai. Di sini, makanan tidak hanya dipandang sebagai kebutuhan, melainkan sebagai seni dan bentuk ekspresi. Taian Table membuktikan bahwa Shanghai bukan hanya kota tradisi, tetapi juga panggung global bagi inovasi gastronomi kelas dunia.

Taian Table shanghai
Taian Table shanghai

11. Imperial Treasure Fine Chinese Cuisine

Di antara banyaknya restoran mewah di Shanghai, Imperial Treasure Fine Chinese Cuisine menonjol sebagai salah satu destinasi utama untuk mencicipi masakan Kanton kelas atas. Berasal dari Singapura, grup restoran ini telah memperluas jejaknya hingga ke berbagai kota besar, dan cabang di Shanghai menjadi bukti betapa besar apresiasi masyarakat terhadap kuliner Kanton yang elegan. Begitu memasuki ruangannya, Anda akan langsung merasakan atmosfer formal nan berkelas: interior megah, pelayanan profesional, serta suasana yang cocok untuk jamuan bisnis maupun perayaan keluarga besar.

Salah satu menu andalan di sini adalah Peking Duck yang disajikan dengan gaya tradisional, kulitnya renyah, dagingnya lembut, dan disajikan bersama roti tipis serta saus manis gurih. Selain itu, restoran ini juga terkenal dengan aneka dim sum premium, mulai dari har gow berisi udang segar yang besar hingga siu mai dengan topping ikura yang mewah. Tidak ketinggalan hidangan laut, seperti kepiting kukus, abalon, dan ikan segar yang dimasak dengan metode klasik Kanton yang menonjolkan rasa alami bahan-bahan berkualitas.

Kekuatan utama Imperial Treasure adalah konsistensi. Setiap hidangan dipersiapkan dengan detail yang teliti, menjaga standar rasa yang tinggi. Stafnya terlatih dengan baik untuk menjelaskan menu dan memberikan rekomendasi sesuai selera tamu. Ada kesan eksklusif yang terasa sejak awal hingga akhir—mulai dari penyajian teh hangat, tata letak meja yang rapi, hingga cara setiap piring dihidangkan. Semua ini menjadikan pengalaman bersantap di sini lebih dari sekadar makan, melainkan sebuah perayaan rasa dan budaya.

Bagi wisatawan maupun ekspatriat di Shanghai, Imperial Treasure sering dipilih untuk momen-momen penting: perayaan ulang tahun, jamuan formal, atau sekadar memanjakan diri. Harganya mungkin lebih tinggi dibanding restoran biasa, namun pengalaman yang ditawarkan sebanding dengan kualitasnya. Jika Anda ingin merasakan kemewahan kuliner Kanton tanpa harus terbang ke Guangzhou atau Hong Kong, Imperial Treasure Fine Chinese Cuisine adalah tempat yang tepat untuk itu.

Imperial Treasure Fine Chinese Cuisine
Imperial Treasure Fine Chinese Cuisine

12. Lost Heaven Silk Road

Jika Lost Heaven on the Bund membawa Anda menyelami kekayaan Yunnan, maka Lost Heaven Silk Road menghadirkan kisah berbeda: sebuah eksplorasi kuliner di sepanjang Jalur Sutra. Terletak di kawasan French Concession yang penuh dengan pohon rindang dan bangunan bergaya kolonial, restoran ini menawarkan suasana lebih santai namun tetap elegan. Interiornya memadukan desain kontemporer dengan sentuhan etnik Asia Tengah, menciptakan atmosfer hangat yang cocok untuk makan malam bersama teman atau keluarga.

Menu di Lost Heaven Silk Road merupakan perayaan keberagaman kuliner. Hidangan-hidangan yang disajikan terinspirasi dari wilayah-wilayah yang dulu dilalui pedagang Jalur Sutra, mulai dari Xinjiang hingga Timur Tengah. Anda bisa menemukan domba panggang dengan rempah aromatik, salad segar dengan sentuhan Mediterania, hingga kari lembut yang mengingatkan pada Asia Selatan. Perpaduan rasa ini menghadirkan pengalaman kuliner yang tidak hanya lezat, tetapi juga sarat cerita tentang perjalanan budaya dan sejarah.

Suasana di Lost Heaven Silk Road lebih intim dibanding cabang Bund, menjadikannya pilihan tepat untuk mereka yang ingin menikmati makan malam tanpa hiruk pikuk. Pencahayaan lembut, musik latar yang menenangkan, dan pelayanan ramah menciptakan pengalaman bersantap yang nyaman. Bagi mereka yang suka menjelajahi kuliner lintas budaya, tempat ini menawarkan sesuatu yang segar dan berbeda, tanpa kehilangan identitas khas Lost Heaven yang sudah dikenal luas.

Sebagai penutup daftar restoran yang wajib dicoba di Shanghai, Lost Heaven Silk Road mengingatkan kita bahwa kuliner bukan sekadar soal rasa, melainkan juga perjalanan lintas tempat dan waktu. Di meja makan, Anda bisa merasakan bagaimana tradisi dari berbagai peradaban bertemu dan berpadu. Dan itulah esensi sejati dari Shanghai sendiri: sebuah kota yang selalu menjadi titik temu, di mana Timur dan Barat, lama dan baru, bersatu dalam harmoni.

Lost Heaven Silk Road shanghai
Lost Heaven Silk Road shanghai

Penutup: Perjalanan Kuliner di Shanghai

Menjelajahi Shanghai lewat kulinernya ibarat membaca buku tebal dengan beragam bab menarik. Setiap restoran menghadirkan kisah berbeda: ada yang bercerita tentang tradisi keluarga, ada yang menunjukkan keberanian bereksperimen, ada pula yang menegaskan kemewahan dan prestise. Dari kedai sederhana di Huanghe Road hingga restoran berbintang Michelin, semuanya menjadi potongan mozaik yang melukiskan identitas kota ini. Shanghai bukan hanya tempat untuk melihat gedung tinggi dan lampu gemerlap, tetapi juga ruang di mana sejarah dan masa kini bertemu di atas meja makan.

Pengalaman kuliner di Shanghai tidak pernah benar-benar berakhir pada satu hidangan saja. Xiaolongbao yang lembut di Jia Jia Tang Bao, shengjian bao renyah dari Yang’s Dumplings, hingga sajian vegetarian penuh filosofi di Fu He Hui, semuanya meninggalkan kesan yang berbeda. Bahkan saat Anda berjalan di Bund setelah makan malam di Lost Heaven, atau menyeruput teh hangat sambil menikmati dim sum di Han Lin Xuan, Anda akan merasakan bagaimana setiap gigitan menjadi bagian dari perjalanan. Makanan di Shanghai bukan sekadar pengisi perut, tetapi cara kota ini berbicara dengan siapa pun yang datang.

Yang paling menarik, daftar restoran yang telah kita bahas hanyalah sebagian kecil dari luasnya dunia kuliner Shanghai. Setiap sudut kota ini menyimpan kejutan: mulai dari warung kecil yang tak terdaftar di peta wisata, hingga restoran modern yang sedang menunggu sorotan dunia. Inilah yang membuat Shanghai begitu istimewa: selalu ada alasan untuk kembali, selalu ada rasa baru yang menanti. Kota ini seakan berkata, “Jika kamu ingin mengenalku lebih dekat, datanglah ke meja makanku.”

Pada akhirnya, perjalanan ke Shanghai akan lebih bermakna jika kita berani membuka diri terhadap pengalaman kuliner yang beragam. Biarkan setiap restoran menjadi pintu masuk ke cerita baru, dan biarkan setiap rasa memperkaya ingatan perjalanan Anda. Sebab di Shanghai, makanan bukan hanya soal apa yang kita makan, melainkan juga tentang siapa kita ketika menikmatinya: seorang penjelajah yang haus akan cerita, kehangatan, dan tentu saja, rasa.

Jangan lupa untuk mengikuti artikel-artikel menarik lainnya dari kami pada link berikut ini!

Ikuti kami untuk mendapatkan informasi terbaru tentang paket tur ke China dengan harga terbaik dan terjangkau!

Baca juga: Itinerary ke China: Rekomendasi Panduan Perjalanan Selama 21 Hari, dari Beijing hingga Shanghai