Berlibur ke Beijing Selama Musim Gugur! Rekomendasi Itinerary 6 Hari yang Cocok untuk Anda
Hanifam
9/18/202511 min read


Pesona Beijing Selama Musim Semi
Beijing di musim semi itu punya pesonanya sendiri. Kota yang biasanya terdengar sibuk dan padat, mendadak terasa lebih ringan ketika pohon-pohon mulai berdaun hijau muda, bunga aprikot bermekaran, dan udara dingin musim dingin berganti dengan hangat yang pas. Jalanan masih ramai, tentu saja, tapi ada suasana segar yang bikin kita betah berjalan kaki, entah di sekitar hutong yang sempit atau di halaman istana kekaisaran yang megah.
Kalau Anda baru pertama kali ke Beijing, enam hari di musim semi adalah waktu yang ideal. Tidak terlalu sebentar sampai terburu-buru, tapi juga tidak terlalu panjang. Anda bisa mencicipi semua sisi kota ini: sejarahnya yang kental, taman-taman yang luas, gunung dan tembok bersejarah, sampai desa air yang romantis. Ditambah lagi, suasana musim semi memberi nuansa berbeda dibanding datang di musim panas yang panas terik atau musim dingin yang keras.
Yang menarik dari Beijing adalah kontrasnya. Di satu sisi, kamu bisa berdiri di alun-alun Tiananmen yang luas, dikelilingi bangunan bersejarah yang monumental. Di sisi lain, Anda bisa duduk di kafe kecil di dalam hutong, menyeruput kopi sambil melihat kehidupan sehari-hari orang lokal berjalan begitu santai. Ada hari ketika kamu hanya ingin berjalan pelan di taman, melihat orang tua menari bersama, lalu ada hari ketika kamu menantang diri mendaki bagian liar dari Tembok Besar.
Itinerary 6 hari ini saya susun dengan alur yang seimbang. Tidak melulu mengejar semua ikon besar sekaligus, tapi memberi ruang untuk istirahat, menikmati suasana, dan merasakan sisi Beijing yang lebih hidup. Jadi bukan hanya sekadar mencentang daftar tempat wisata, tapi benar-benar membawa pulang pengalaman yang lebih utuh.
1. Hari ke 1: Tiba di Beijing
Hari pertama biasanya dimulai dengan perasaan campur aduk: lega akhirnya sampai, tapi juga sedikit lelah setelah perjalanan panjang. Setibanya di Beijing Capital International Airport atau Daxing Airport, kami sarankan untuk tidak terburu-buru langsung mengejar itinerary yang padat. Lebih baik biarkan tubuh beradaptasi dulu. Proses imigrasi biasanya cukup tertib, meski bisa memakan waktu saat jam sibuk, jadi nikmati saja prosesnya. Begitu keluar bandara, udara Beijing di musim semi terasa sejuk dengan aroma samar dari bunga yang mulai bermekaran, dimana cukup membuat mood langsung berubah segar.
Setelah sampai di pusat kota, langkah pertama tentu check-in hotel. Pilihan akomodasi di Beijing sangat beragam, tergantung gaya perjalanan Anda. Jika ingin lokasi strategis dekat area belanja dan jalan kaki santai, Novotel Beijing Peace bisa jadi pilihan tepat. Untuk Anda yang lebih suka suasana sederhana tapi nyaman, Peking Station Hostel menyajikan atmosfer ramah backpacker. Sementara jika ingin langsung dimanjakan sejak hari pertama, The Peninsula Beijing menawarkan kemewahan klasik dengan sentuhan modern. Apa pun pilihannya, pastikan lokasi hotel dekat jalur metro agar mobilitas Anda lebih praktis selama beberapa hari ke depan.
Sore hari, jika energi sudah mulai kembali, tidak ada salahnya berjalan santai ke kawasan Wangfujing Street. Inilah salah satu pusat keramaian Beijing yang terkenal dengan deretan toko dan street food. Suasananya selalu ramai, tapi justru di situlah letak daya tariknya. Di sepanjang jalan, aroma makanan khas Tiongkok menggoda indera—mulai dari sate daging domba, jianbing (semacam crepes gurih ala Beijing), hingga tanghulu, camilan buah yang dilapisi gula bening dan manis. Menyantap camilan sambil menyusuri jalan ini bisa menjadi cara sederhana tapi menyenangkan untuk mulai mengenal Beijing.
Malam pertama sebaiknya tidak terlalu padat. Nikmati saja suasana sekitar hotel, mungkin dengan secangkir teh hangat di lobi atau sekadar berjalan singkat untuk melihat kehidupan malam kota. Tujuan hari pertama adalah membiarkan tubuh rileks dan bersiap untuk hari-hari penuh eksplorasi. Percayalah, masih banyak yang menunggu di depan.


2. Hari ke 2: Menelusuri Jejak Kekaisaran Kuno
Hari kedua adalah saat yang tepat untuk langsung menyelami jantung sejarah Beijing. Pagi hari, kami sarankan untuk berangkat lebih awal menuju Tiananmen Square. Alun-alun terbesar di dunia ini bukan sekadar ruang publik, tapi juga simbol politik dan budaya Tiongkok modern. Saat berdiri di sana, Anda akan merasa kecil dibandingkan dengan skala bangunannya yang megah. Dari titik ini, perjalanan seakan membawa kita mundur ke masa lalu, karena tepat di depannya berdiri Forbidden City, bekas istana megah yang dulu menjadi pusat pemerintahan kekaisaran Tiongkok selama berabad-abad.
Memasuki Forbidden City sendiri adalah pengalaman yang hampir tak tergantikan. Dengan arsitektur simetris, halaman luas, serta detail ornamen berwarna emas dan merah yang masih terawat, tempat ini terasa monumental. Berjalan dari satu aula ke aula lainnya memberi gambaran betapa kuatnya pengaruh dinasti yang pernah berkuasa di sini. Sebaiknya sisihkan waktu setidaknya tiga jam, karena areanya benar-benar besar. Jika ingin lebih dalam, sewa audioguide resmi yang tersedia di pintu masuk, ini membantu menjelaskan kisah di balik setiap bangunan yang Anda lewati. Setelah puas berkeliling, jangan langsung buru-buru pulang. Keluar lewat gerbang utara, lalu menyeberanglah ke Jingshan Park. Dari puncak bukit buatan di taman ini, Anda bisa mendapatkan pemandangan panorama Forbidden City yang sangat ikonik.
Untuk makan siang, nikmati hidangan khas kota ini di Da Dong Roast Duck, restoran terkenal dengan versi modern Peking Duck. Dagingnya renyah di luar, lembut di dalam, disajikan dengan kulit tipis dan saus manis gurih yang khas. Ada banyak restoran bebek panggang di Beijing, tapi pengalaman di sini cukup berbeda karena lebih elegan tanpa kehilangan rasa otentiknya. Ini adalah salah satu momen kuliner yang sebaiknya Anda catat.
Sore menjelang malam, arahkan langkah ke Temple of Heaven, kompleks keagamaan yang dulu digunakan para kaisar untuk berdoa memohon panen melimpah. Arsitekturnya simetris, penuh makna filosofis, dan dikelilingi taman luas yang sering dipakai warga lokal untuk menari, bernyanyi, atau bermain catur. Melihat aktivitas santai mereka di bawah pepohonan menjadi pengalaman kecil tapi hangat; seolah memperlihatkan ritme kehidupan kota ini yang tidak hanya sibuk, tapi juga punya ruang untuk harmoni. Hari pun ditutup dengan tenang, memberi kesan pertama yang kuat tentang kekayaan budaya Beijing.


3. Hari ke 3: Berjalan-Jalan di Taman Kekaisaran
Hari ketiga adalah waktu yang tepat untuk menikmati sisi alam dan keindahan lanskap Beijing. Pagi hari, kami sarankan menuju Summer Palace, taman kerajaan yang luar biasa luas dan indah. Begitu masuk, suasana langsung terasa berbeda: ada danau Kunming yang tenang, jembatan melengkung klasik, serta koridor panjang dengan lukisan detail yang tak ada duanya. Dulu, tempat ini adalah tempat peristirahatan kaisar, dan memang terasa seperti dunia yang jauh dari hiruk pikuk kota. Berjalan kaki di sepanjang tepi danau, atau naik perahu kecil menyusuri air yang memantulkan langit biru musim semi, adalah cara terbaik untuk menyerap ketenangan di sini.
Setelah puas menjelajah, lanjutkan perjalanan ke Fragrant Hills Park (Xiangshan) yang berjarak tidak terlalu jauh. Walaupun terkenal dengan pemandangan daun merah di musim gugur, musim semi di Fragrant Hills punya daya tarik berbeda. Pohon-pohon mulai rimbun, bunga peony bermekaran, dan udara terasa lebih segar di ketinggian. Bagi Anda yang suka aktivitas fisik ringan, mendaki jalur menuju puncak bisa menjadi pilihan, karena dari atas bukit terlihat panorama kota Beijing yang menyapu jauh hingga horizon. Perjalanan ini lebih terasa seperti pelarian singkat dari keramaian, mengingatkan kita bahwa meskipun Beijing adalah kota besar, alam selalu ada di sekitarnya.
Untuk makan malam, tidak ada salahnya mencoba pengalaman kuliner khas yang lebih modern namun tetap otentik: Haidilao Hotpot. Restoran hotpot ini mungkin sudah terkenal hingga ke luar negeri, tapi mencicipinya langsung di Beijing terasa lebih spesial. Anda bisa memilih berbagai bahan segar untuk dimasak sendiri di panci berisi kuah pedas atau kuah ringan. Yang membuatnya istimewa adalah pelayanan yang benar-benar ramah: mulai dari rekomendasi menu, penyajian saus yang bisa Anda racik sendiri, hingga hiburan kecil seperti atraksi tarik mi. Ini adalah cara yang menyenangkan untuk mengisi energi kembali setelah seharian berjalan.
Malam hari, jika masih ada tenaga, Anda bisa kembali ke pusat kota dan berjalan santai di sekitar hutong tua. Suasana jalan kecil dengan rumah-rumah tradisional yang masih dihuni penduduk lokal terasa kontras dengan kemegahan yang Anda lihat di Summer Palace tadi. Dari sisi ini, perjalanan di Beijing tidak hanya tentang bangunan bersejarah, tapi juga tentang kehidupan sehari-hari yang masih bertahan di tengah modernisasi.


4. Hari ke 4: Berkeliling di Tembok Besar
Hari keempat adalah saat yang paling ditunggu-tunggu banyak orang: menjelajahi Tembok Besar Tiongkok. Pagi hari, kami sarankan untuk berangkat lebih awal, karena perjalanan dari pusat kota Beijing bisa memakan waktu dua jam tergantung lokasi yang Anda pilih. Ada banyak bagian Tembok yang bisa dikunjungi, tapi dua yang paling populer bagi wisatawan adalah Mutianyu dan Jiankou. Mutianyu adalah versi yang sudah direstorasi, dengan fasilitas modern seperti cable car, restoran, dan jalur yang relatif ramah untuk keluarga. Pemandangannya spektakuler, dengan tembok berkelok yang membentang di atas bukit hijau. Cocok untuk Anda yang ingin pengalaman klasik tanpa terlalu repot.
Bagi yang lebih suka petualangan, Jiankou menawarkan sisi liar dan dramatis dari Tembok Besar. Jalurnya curam, beberapa bagian sudah runtuh, dan pendakian di sini jelas membutuhkan stamina lebih. Namun, justru inilah yang membuatnya terasa lebih autentik, seakan Anda benar-benar sedang menyentuh sejarah yang belum banyak tersentuh restorasi. Jika Anda memilih Jiankou, pastikan membawa sepatu hiking yang nyaman, cukup air, dan jangan berangkat sendirian. Sementara Mutianyu lebih ramai, Jiankou memberikan rasa sepi yang membuat suasana semakin magis.
Setelah kembali ke kota, sore hingga malam bisa digunakan untuk mengeksplor Houhai Lake. Kawasan ini terkenal dengan hutong-hutong kunonya, serta danau yang tenang dengan perahu kayu kecil yang bisa disewa. Saat malam tiba, area ini berubah menjadi salah satu pusat hiburan malam paling menarik di Beijing. Ada bar-bar dengan live music, restoran dengan lampion merah bergelantungan, hingga kafe bergaya modern yang berpadu dengan bangunan tradisional. Duduk di tepi danau sambil menikmati minuman hangat atau segelas bir lokal bisa menjadi cara sempurna untuk mengendurkan otot setelah seharian mendaki.
Hari ini memberi kontras yang indah: pagi dihabiskan di salah satu monumen terbesar dunia, sore dan malam ditutup dengan suasana intim dan hangat di tengah kehidupan malam Beijing. Perjalanan seperti ini yang membuat enam hari terasa padat tapi tetap seimbang, dimana ada ruang untuk terkesima, ada juga ruang untuk sekadar menikmati momen santai.


5. Hari ke 5: Pesona Kota Air
Setelah beberapa hari penuh menjelajahi pusat kota Beijing dan Tembok Besar, hari kelima memberi nuansa yang lebih romantis dan santai. Tujuan utama adalah Gubei Water Town, sebuah desa wisata yang terletak di kaki Simatai Great Wall. Perjalanan ke sana memakan waktu sekitar dua jam dari pusat kota, tapi begitu tiba, suasananya langsung terasa berbeda. Jalan berbatu yang bersih, rumah-rumah tradisional beratap abu-abu, serta kanal yang membelah desa menciptakan atmosfer seperti masuk ke masa lalu. Di musim semi, bunga-bunga kecil mulai mekar di sepanjang jalan setapak, menambah sentuhan segar pada pemandangan yang sudah indah.
Di Gubei Water Town, tidak perlu terburu-buru. Cobalah berjalan santai di jembatan kayu, berkeliling di lorong-lorong sempit, atau naik perahu kecil untuk menyusuri kanal. Ada banyak kafe dan toko suvenir kecil yang bisa disinggahi, sebagian bahkan menjual teh lokal dengan suasana cozy. Jika Anda ingin lebih rileks, duduklah di teras restoran sambil menikmati secangkir teh hangat, melihat aliran air yang jernih, dan membiarkan waktu berjalan lebih lambat. Rasanya berbeda sekali dibanding hiruk-pikuk pusat kota Beijing.
Menjelang sore, jangan lewatkan kesempatan naik cable car menuju Simatai Great Wall. Bagian ini adalah salah satu dari sedikit lokasi Tembok Besar yang buka hingga malam, sehingga Anda bisa merasakan pengalaman berjalan di atas tembok dengan cahaya lampu temaram. Suasananya mistis dan jauh lebih tenang dibanding kunjungan siang hari di Mutianyu. Dari atas, Anda bisa melihat desa yang bermandikan cahaya lampion di bawah, berpadu dengan siluet bukit yang gelap di kejauhan. Momen ini sering disebut sebagai salah satu pengalaman paling romantis di sekitar Beijing.
Untuk makan malam, pilih salah satu restoran di dalam Water Town. Banyak yang menawarkan menu sederhana tapi mengenyangkan, seperti mie tangan khas Shanxi atau sup hangat yang cocok disantap setelah seharian beraktivitas. Duduk di meja kayu sambil mendengar suara air mengalir di dekatnya memberi rasa damai yang jarang ditemukan di kota besar. Setelah puas menikmati suasana, Anda bisa kembali ke Beijing atau menginap semalam di Gubei untuk benar-benar meresapi atmosfer desa ini.


6. Hari ke 6: Berpisah dengan Beijing
Hari terakhir biasanya terasa campur aduk. Ada rasa puas setelah beberapa hari penuh eksplorasi, tapi juga sedikit berat meninggalkan kota yang baru saja akrab. Jika penerbangan Anda masih siang atau sore, pagi hari bisa digunakan untuk belanja oleh-oleh atau sekadar berjalan santai. Salah satu pilihan menarik adalah Panjiayuan Antique Market. Di sini, Anda bisa menemukan berbagai barang unik: porselen tua, kaligrafi, perhiasan batu giok, hingga koleksi koin antik. Tidak semuanya asli peninggalan bersejarah, tapi suasananya penuh warna dan cocok untuk berburu kenang-kenangan yang berbeda dari sekadar magnet kulkas.
Jika ingin oleh-oleh yang lebih praktis, Silk Street Market bisa jadi alternatif. Di pasar ini Anda akan menemukan kain sutra, pakaian, tas, serta aneka suvenir khas Tiongkok. Harganya bisa dinegosiasikan, jadi jangan ragu untuk menawar dengan senyum ramah. Atau jika lebih suka suasana santai, berjalan di mall modern seperti Taikoo Li Sanlitun juga bisa jadi pilihan, terutama jika Anda mencari produk fashion dan lifestyle yang lebih kontemporer.
Untuk makan siang terakhir di Beijing, coba kunjungi Jing-A Brewing Co. yang terkenal dengan craft beer lokalnya. Selain minuman, mereka juga menyajikan menu fusion yang memadukan cita rasa Asia dan Barat. Suasananya kasual, cocok untuk mengobrol santai sambil merangkum kembali pengalaman enam hari terakhir. Menutup perjalanan dengan santai di tempat seperti ini memberi rasa seimbang, setelah begitu banyak sejarah, taman, dan tembok besar, akhirnya ada ruang untuk sekadar duduk tanpa agenda.
Setelah itu, waktunya bersiap menuju bandara. Perjalanan ke Beijing Capital Airport atau Daxing Airport bisa memakan waktu satu hingga dua jam, tergantung lalu lintas, jadi sisakan cukup waktu agar tidak terburu-buru. Saat pesawat mulai lepas landas, mungkin Anda akan menoleh ke bawah, mengingat kembali alun-alun luas, tembok yang menjulang, dan desa air yang tenang. Enam hari memang terasa singkat, tapi cukup untuk memberi gambaran betapa kaya dan berlapisnya wajah Beijing. Perjalanan ini bukan sekadar liburan, melainkan potongan cerita yang akan Anda bawa pulang.


Penutup: Jangan Lewatkan Pesona Beijing di Musim Gugur
Enam hari di Beijing terasa seperti perjalanan melewati lapisan-lapisan waktu. Dari istana megah yang menyimpan kisah dinasti, taman luas tempat kaisar dulu mencari ketenangan, hingga lorong-lorong hutong yang masih dihuni keluarga lokal, semuanya menyatu membentuk pengalaman yang kaya. Di musim semi, kota ini semakin memikat: udara segar, bunga bermekaran, dan warna hijau muda yang menambah kehidupan di mana-mana. Semua itu membuat setiap langkah terasa lebih ringan, meskipun itinerary penuh dengan aktivitas.
Beijing bukan hanya tentang bangunan megah atau situs bersejarah, tapi juga tentang kontras yang menyertainya. Di satu sisi, Anda bisa berdiri di Tembok Besar, kagum pada skala dan ketangguhan peradaban lampau. Di sisi lain, Anda bisa duduk di tepi danau Houhai, menonton orang-orang bermain gitar atau sekadar menikmati malam yang hangat. Perjalanan ini memberi kesempatan untuk merasakan kedua dunia itu sekaligus.
Itinerary enam hari ini memang padat, tapi sengaja disusun dengan keseimbangan. Ada ruang untuk berjalan jauh, ada waktu untuk sekadar duduk, ada kesempatan mencicipi kuliner khas, dan ada jeda untuk benar-benar menyerap suasana. Dengan begitu, liburan terasa lebih utuh, tidak hanya sekadar “mengejar tempat wisata.” Setiap hari punya ritme dan kejutan tersendiri, yang membuat kenangan lebih melekat.
Pada akhirnya, yang membuat perjalanan seperti ini berkesan bukan hanya daftar tempat yang dikunjungi, melainkan cara kita merasakan setiap momen. Dari gigitan pertama Peking Duck, langkah pertama di atas tembok kuno, hingga senyum ramah orang lokal di pasar, semua itu adalah potongan kecil yang membentuk cerita besar. Dan saat Anda pulang, cerita itu akan selalu ada untuk diceritakan kembali, tentang musim semi di Beijing, tentang enam hari yang penuh warna.
Nah! Setelah melihat itinerary di atas, apakah Anda sudah siap untuk mengunjungi Negeri Tirai Bambu ini? Tourchina.co.id punya pilihan paket terbaik untuk Anda yang ingin mengunjungi China yang telah kami siapkan dengan baik, mulai dari rencana perjalanan hingga akomodasi Anda selama berliburan ke sana. Tertarik untuk memakai jasa kami? Anda dapat mengunjungi link berikut untuk mendapatkan paket-paket unggulan dari kami!
Paket Open Trip Tour China 8D New Super Sale Bejing and Shanghai (Start Jakarta) 2025
Paket Open Trip Tour China 8D Wonderful China Zhangjiajie and Fenghuang Plus Shanghai 2025
Jangan lupa untuk mengikuti artikel-artikel menarik lainnya dari kami pada link berikut ini!
Ikuti kami untuk mendapatkan informasi terbaru tentang paket tur ke China dengan harga terbaik dan terjangkau!
Baca juga: Rekomendasi Itinerary China: 18 Hari Perjalanan Mengunjungi Tempat-Tempat Populer di China
