Rekomendasi Itinerary China: 18 Hari Perjalanan Mengunjungi Tempat-Tempat Populer di China

Hanifam

9/17/202512 min read

TOUR CHINA - TOURCHINA - GREAT WALL OF CHINA - ITINERARY KE CHINA - 18 HARI ITINERARY CHINA
TOUR CHINA - TOURCHINA - GREAT WALL OF CHINA - ITINERARY KE CHINA - 18 HARI ITINERARY CHINA

Perjalanan Panjang yang Dimulai dari Shanghai

China itu negara yang kadang bikin orang bingung mau mulai dari mana. Luasnya luar biasa, sejarahnya ribuan tahun, dan setiap kota punya karakter yang berbeda banget. Ada yang super modern dengan gedung pencakar langit, ada juga desa yang seperti beku dalam waktu. Jadi kalau punya waktu panjang, misalnya sekitar 18 hari, perjalanan ini bisa jadi kesempatan emas buat merasakan semua sisi China dalam satu kali liburan.

Yang menarik, itinerary 18 hari ini nggak cuma soal “lihat landmark besar lalu pindah kota”. Anda akan ngalamin berbagai pengalaman lokal: dari jalan-jalan di gang sempit Shanghai, naik perahu menyusuri sungai Guilin yang tenang, sampai duduk di dapur Chengdu belajar masak mapo tofu langsung dari ahlinya. Jadi rasanya bukan sekadar liburan, tapi juga petualangan kecil yang bikin kita lebih dekat dengan budaya dan orang-orangnya.

Tentu, perjalanan sepanjang ini butuh energi dan sedikit strategi. Bayangin aja, dalam 2 minggu lebih kamu akan melewati kota super modern, desa tradisional, pegunungan dengan salju abadi, ngarai dalam, sampai kuil Buddha yang berusia ratusan tahun. Tapi itulah justru yang bikin perjalanan ini berkesan: setiap kota terasa seperti bab baru di buku cerita yang berbeda.

Kalau Anda tipe traveler yang suka variasi, itinerary ini bisa jadi jawaban. Ada keseimbangan antara hiruk pikuk kota besar, alam yang bikin tenang, sampai sejarah kuno yang bikin takjub. Dan tenang, di setiap destinasi juga ada rekomendasi tempat makan dan hotel, jadi Anda nggak perlu pusing mikirin detail kecil. Tinggal ikuti alurnya, dan biarkan perjalanan membawa kamu dari satu kejutan ke kejutan lain.

1. Hari ke 1-4: Shanghai, Pusatnya Budaya Modern Tiongkok

Perjalanan dimulai di Shanghai, kota yang sering dijuluki jantung modern China. Begitu tiba, Anda akan langsung merasakan perbedaan atmosfer: gedung pencakar langit menjulang di satu sisi, sementara di sisi lain masih ada kawasan tua dengan arsitektur kolonial yang tetap terjaga. Berjalanlah ke The Bund untuk melihat kontras luar biasa antara bangunan bergaya Eropa dan deretan menara modern di Pudong. Jika ingin melihat kota dari sudut yang berbeda, naiklah ke Shanghai Tower. Dari ketinggian 632 meter, panorama Shanghai di malam hari dengan lampu-lampu warna-warni akan menjadi pengalaman yang sulit dilupakan.

Hari berikutnya bisa digunakan untuk menjelajahi Yu Garden, sebuah taman klasik yang penuh detail indah, mulai dari jembatan batu melengkung hingga paviliun kecil. Di sekitarnya ada bazar dengan toko suvenir dan jajanan khas, sehingga Anda bisa sekaligus mencicipi kudapan lokal. Sore menjelang malam, kami menyarankan makan malam di Lost Heaven, restoran dengan menu khas Yunnan yang kaya rasa dan suasana yang hangat.

Sebagai penutup di Shanghai, Tianzifang bisa menjadi pilihan yang lebih santai. Kawasan ini dipenuhi gang kecil dengan butik seni, kafe, dan toko unik yang menawarkan suasana berbeda dari pusat kota. Rasanya lebih hangat, seolah Anda masuk ke dunia kecil yang penuh kreativitas. Untuk urusan penginapan, jika Anda mencari kemewahan dengan pemandangan Bund yang langsung menghadap sungai, The Peninsula Shanghai adalah pilihan tepat. Namun, bila Anda lebih nyaman dengan akomodasi ramah di kantong tapi tetap strategis, Campanile Shanghai Bund Hotel bisa jadi alternatif yang menyenangkan.

Shanghai
Shanghai

2. Hari ke 5-6: Guilin, Tempatnya Desa Mempesona

Dari hiruk pikuk kota besar, perjalanan berlanjut ke Guilin, sebuah kota yang terkenal dengan pemandangan karstnya yang unik. Bayangkan tebing-tebing hijau menjulang dari permukaan air, seakan keluar dari lukisan tinta klasik China. Salah satu cara terbaik untuk menikmatinya adalah dengan menyusuri Li River menggunakan kapal pesiar dari Guilin menuju Yangshuo. Perjalanan ini berlangsung sekitar empat jam, dan setiap sudut pemandangan membuat Anda ingin berhenti dan memotret. Begitu tiba di Yangshuo, suasananya jauh lebih tenang, dengan desa-desa kecil dan jalan pedesaan yang cocok dijelajahi dengan sepeda. Mengayuh perlahan di sepanjang sungai sambil melihat petani bekerja di sawah menjadi pengalaman yang sederhana tetapi sangat berkesan.

Keesokan harinya, perjalanan bisa diarahkan ke Longji Rice Terraces, sawah terasering yang membentang luas di lereng bukit. Dari atas, pemandangan hamparan hijau berlapis-lapis terlihat seperti tangga raksasa menuju langit. Tempat ini tidak hanya indah, tetapi juga memperlihatkan bagaimana masyarakat setempat hidup selaras dengan alam selama ratusan tahun. Sore hari, kembali ke Yangshuo untuk menikmati suasana desa yang damai, mungkin sambil mencoba hidangan ikan sungai yang menjadi spesialisasi daerah ini.

Untuk akomodasi, salah satu pilihan yang paling kami rekomendasikan adalah Yangshuo Mountain Retreat. Lokasinya tepat di tepi sungai dengan pemandangan tebing karst yang dramatis. Suasananya tenang, jauh dari keramaian, dan membuat Anda merasa benar-benar terhubung dengan alam sekitar.

Guilin
Guilin

3. Hari ke 7: Kunming, Kota Musim Semi yang Punya Hawa Sejuk

Setelah menikmati suasana pedesaan di Guilin, perjalanan berikutnya membawa Anda ke Kunming, kota yang sering disebut “City of Eternal Spring” karena iklimnya yang sejuk hampir sepanjang tahun. Berada di ketinggian, Kunming punya udara segar yang langsung terasa begitu Anda tiba. Kota ini menjadi pintu gerbang menuju Yunnan, provinsi dengan kekayaan budaya dan lanskap yang luar biasa.

Salah satu tempat yang layak dikunjungi adalah Yuantong Temple, kuil Buddha yang sudah berdiri sejak abad ke-8. Begitu masuk, suasananya terasa damai, dengan aroma dupa yang samar-samar tercium di udara. Dari sana, perjalanan bisa dilanjutkan ke Stone Forest atau Shilin, formasi batu kapur raksasa yang seolah-olah tumbuh dari tanah. Bentuknya aneh dan dramatis, menyerupai hutan batu yang seakan membawa Anda ke dunia lain. Tidak heran jika tempat ini masuk dalam daftar Warisan Dunia UNESCO.

Setelah seharian berkeliling, nikmatilah makan malam di Laofangzi, restoran yang populer dengan hidangan khas Yunnan. Salah satu menu yang bisa dicoba adalah “crossing-the-bridge noodles”, sajian mie hangat dengan kuah kaya rasa dan berbagai topping segar yang disajikan terpisah. Hidangan ini bukan sekadar enak, tapi juga punya cerita panjang yang melekat dalam budaya setempat.

Kunming
Kunming

4. Hari ke 8-9: Dali, Tempatnya Danau Tenang nan Indah

Dari Kunming, perjalanan ke Dali paling nyaman ditempuh dengan kereta cepat, hanya beberapa jam dan Anda sudah sampai di kota yang terkenal dengan suasana santainya. Begitu tiba, Dali terasa berbeda: udara lebih jernih, ritme hidup lebih lambat, dan pegunungan Cangshan yang menjulang di belakang kota membuat pemandangan semakin dramatis.

Hari pertama bisa dihabiskan dengan menjelajahi Xizhou, sebuah desa tua yang masih mempertahankan rumah-rumah tradisional suku Bai. Arsitektur khas dengan halaman dalam dan ukiran kayu yang detail membuat setiap sudut terasa fotogenik. Tidak hanya itu, Anda juga bisa melihat kehidupan sehari-hari penduduk lokal, dari pasar pagi hingga pembuatan kue susu khas daerah ini. Suasananya hangat dan membuat Anda merasa seolah sedang berkunjung ke rumah lama seorang teman.

Keesokan harinya, sewa sepeda dan kelilingi Erhai Lake, danau besar dengan air jernih yang memantulkan langit biru. Rute ini populer di kalangan wisatawan maupun warga lokal, karena selain pemandangan danau, Anda juga melewati desa-desa kecil, sawah, dan kuil yang tersebar di sepanjang jalan. Berhenti sejenak di salah satu kafe tepi danau sambil menyeruput teh hangat akan jadi momen sederhana tapi berharga.

Untuk penginapan, Sky Valley Heritage Boutique Hotel adalah pilihan tepat. Hotel ini menempati bangunan tradisional yang sudah direnovasi dengan sentuhan modern, jadi Anda bisa menikmati kenyamanan tanpa kehilangan nuansa lokal. Menginap di sini membuat pengalaman di Dali terasa lebih autentik, seakan Anda menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di kota kecil ini.

Dali China
Dali China

5. Hari ke 10-11: Lijiang, Pegunungan Bersalju

Dari Dali, perjalanan ke Lijiang bisa ditempuh dengan kereta cepat atau mobil dalam beberapa jam saja. Begitu sampai, suasana langsung terasa berbeda. Lijiang punya kota tua yang cantik dengan kanal-kanal kecil, jembatan batu, dan rumah kayu beratap gelap yang membuatnya terasa romantis. Suara air yang mengalir di kanal dan musik tradisional yang sesekali terdengar dari sudut jalan menambah kesan bahwa waktu berjalan lebih lambat di sini. Menjelajahi Lijiang Old Town di sore hari, ketika lampion mulai menyala dan jalanan ramai oleh pedagang, adalah pengalaman yang akan sulit Anda lupakan.

Selain suasana kota tua, Lijiang juga menawarkan pengalaman budaya yang unik. Mengunjungi keluarga suku Naxi bisa menjadi kesempatan berharga untuk mengenal tradisi mereka. Suku Naxi dikenal dengan bahasa tulisan Dongba yang langka, serta musik tradisional yang diwariskan turun-temurun. Duduk bersama mereka, mendengar cerita, atau mencicipi hidangan rumahan membuat perjalanan terasa lebih dekat dengan kehidupan lokal.

Hari berikutnya, petualangan berlanjut ke Jade Dragon Snow Mountain, gunung bersalju yang megah dan menjadi simbol Lijiang. Dengan ketinggian lebih dari 5.500 meter, puncaknya selalu diselimuti salju. Naik gondola menuju titik pandang memberi Anda kesempatan melihat hamparan putih luas yang kontras dengan langit biru cerah. Udara di sini tipis dan dingin, jadi pastikan membawa jaket tebal dan jangan terburu-buru saat berjalan. Meski cukup menantang, pemandangan dari atas gunung ini sungguh layak untuk diperjuangkan.

Untuk penginapan, InterContinental Lijiang Ancient Town Resort bisa jadi pilihan istimewa. Hotel ini berada di dekat kota tua dengan pemandangan Jade Dragon Snow Mountain di kejauhan. Kombinasi kenyamanan modern dan lokasi yang strategis membuatnya sempurna untuk beristirahat setelah seharian penuh aktivitas.

Lijiang
Lijiang

6. Hari ke 12-13: Shangri-La, Sentuhan Tibet di Ujung Yunnan

Perjalanan dari Lijiang ke Shangri-La membawa Anda semakin naik ke dataran tinggi. Jalan berkelok di antara pegunungan, udara makin sejuk, dan pemandangan perlahan berubah: rumah-rumah bergaya Tibet mulai terlihat, bendera doa berwarna-warni berkibar di angin, dan suasana terasa jauh lebih tenang. Shangri-La, yang dulunya bernama Zhongdian, sering disebut sebagai “gerbang kecil menuju Tibet.”

Hari pertama di sini bisa diisi dengan menjelajahi Tiger Leaping Gorge, salah satu ngarai terdalam di dunia. Trekking di jalur ini memberi kesempatan melihat Sungai Jinsha yang mengalir deras di antara tebing curam, dengan pegunungan bersalju di kejauhan. Rasanya seperti berjalan di tengah panggung alam raksasa. Meski jalurnya bisa cukup menantang, banyak titik pandang indah untuk berhenti sejenak dan menikmati keajaiban pemandangan.

Keesokan harinya, kunjungi Songzanlin Lamasery, biara bergaya Tibet terbesar di Yunnan. Dengan dinding berwarna putih dan emas yang berkilauan di bawah sinar matahari, tempat ini sering dijuluki “Potala Palace kecil.” Suasana di dalam biara begitu damai, dengan doa yang dilantunkan para biksu dan aroma mentega yak yang samar tercium dari lampu minyak. Menghabiskan waktu di sini bukan hanya tentang melihat bangunan, tapi juga merasakan atmosfer spiritual yang kuat.

Untuk makan malam, Tibetan Family Kitchen adalah pilihan yang hangat dan otentik. Anda bisa mencoba momo (pangsit khas Tibet), sup yak, atau teh mentega yak yang khas. Sedangkan untuk menginap, banyak penginapan bergaya butik dengan arsitektur tradisional Tibet yang nyaman. Salah satu yang kami rekomendasikan adalah Songtsam Shangri-La Lodge, yang menawarkan suasana hangat dengan pemandangan biara dan pegunungan.

Shangri-La China
Shangri-La China

7. Hari ke 14-15: Chengdu, Surganya Pecinta Pedas

Dari dataran tinggi Shangri-La, perjalanan berlanjut ke Chengdu, ibu kota Sichuan yang terasa jauh lebih hidup dan penuh energi. Begitu tiba, suasana kota besar langsung terasa: jalan lebar, lampu neon, dan lalu lintas yang ramai. Namun Chengdu tidak hanya tentang modernitas. Kota ini terkenal sebagai rumah panda raksasa sekaligus pusat kuliner paling pedas dan menggoda di seluruh China.

Di hari pertama, bangun pagi untuk mengunjungi Chengdu Research Base of Giant Panda Breeding. Waktu terbaik adalah sebelum jam sepuluh, saat panda masih aktif bermain atau berguling di halaman. Melihat hewan lucu ini dari dekat, dengan ekspresi santainya yang khas, pasti akan jadi salah satu momen paling menyenangkan dari seluruh perjalanan. Setelah itu, Anda bisa berjalan-jalan sebentar di taman sekitar atau menikmati secangkir teh di rumah teh tradisional yang tersebar di kota.

Hari berikutnya bisa diisi dengan pengalaman kuliner. Chengdu adalah tempat terbaik untuk benar-benar memahami masakan Sichuan. Jika Anda suka belajar langsung, ada banyak kelas memasak yang mengajarkan cara membuat mapo tofu atau hotpot khas Chengdu. Namun, kalau lebih suka duduk manis, cukup kunjungi Chen Mapo Tofu, restoran legendaris yang sudah ada sejak abad ke-19. Di sini Anda bisa merasakan sensasi “mala”, perpaduan rasa pedas dan getir khas lada Sichuan, yang mungkin membuat lidah sedikit mati rasa tapi justru bikin ketagihan.

Untuk penginapan, The Temple House adalah pilihan modern dengan sentuhan tradisional yang elegan. Hotel ini nyaman sekaligus strategis, membuat Anda mudah menjelajahi kota. Setelah dua hari di Chengdu, Anda akan merasa kota ini tidak hanya tentang panda dan makanan pedas, tetapi juga gaya hidup santai warganya yang senang duduk berjam-jam di kedai teh, menikmati hidup tanpa terburu-buru.

Chengdu
Chengdu

8. Hari ke 16-17: Xi'an, Tempat Berdiamnya Dinasti Kuno

Dari Chengdu, perjalanan dengan kereta cepat membawa Anda ke Xi’an, salah satu kota tertua di China sekaligus titik awal Jalur Sutra. Begitu tiba, suasananya langsung terasa berbeda. Jika Chengdu penuh energi modern, Xi’an justru seperti mesin waktu yang membawa Anda kembali ke masa kejayaan Dinasti Qin dan Tang. Jalan-jalan di kota tua masih dikelilingi oleh tembok kota megah yang terjaga dengan baik, memberi nuansa sejarah yang kental di setiap sudut.

Hari pertama di sini tentu saja didedikasikan untuk melihat Terracotta Army, koleksi ribuan patung prajurit dan kuda berukuran asli yang dikubur lebih dari dua ribu tahun lalu untuk menjaga makam Kaisar Qin Shi Huang. Saat berdiri di depan barisan patung yang wajahnya berbeda-beda satu sama lain, sulit rasanya tidak merasa kagum sekaligus terhanyut dalam misteri masa lalu. Tempat ini bukan hanya situs arkeologi, tapi juga karya seni raksasa yang membuktikan betapa ambisiusnya kekaisaran China di masa itu.

Keesokan harinya, cara terbaik menikmati kota adalah dengan menyewa sepeda di atas Xi’an City Wall. Bersepeda santai mengelilingi tembok setinggi 12 meter ini memberi perspektif unik tentang kota, di mana Anda bisa melihat kontras antara bangunan modern di luar tembok dan arsitektur klasik di dalamnya. Setelah lelah bersepeda, nikmati kuliner khas Xi’an di Muslim Quarter. Di sini, aroma rempah-rempah memenuhi udara, dan Anda bisa mencicipi roujiamo, roti pipih hangat berisi daging cincang yang sering disebut sebagai “burger ala Xi’an.”

Untuk akomodasi, Sofitel Legend People’s Grand Hotel menawarkan kombinasi kemewahan dan lokasi strategis. Menginap di sini membuat eksplorasi kota lebih nyaman sekaligus memberi nuansa elegan di tengah perjalanan panjang Anda.

Xi'an
Xi'an

9. Hari ke 18: Beijing, Penutup Megah di Ibukota

Dari Xi’an, kereta cepat atau penerbangan singkat akan membawa Anda ke Beijing, ibu kota China yang penuh dengan simbol kejayaan masa lalu sekaligus wajah modern negara ini. Menutup perjalanan panjang di kota ini terasa pas, karena hampir setiap sudut Beijing punya cerita besar yang merefleksikan sejarah panjang China.

Hari terakhir bisa dimulai di Forbidden City, istana kekaisaran yang selama berabad-abad hanya bisa dimasuki oleh kaisar dan orang-orang terpilih. Berjalan melewati gerbang-gerbang besar, aula megah, dan halaman luas akan membuat Anda merasa seolah kembali ke masa Dinasti Ming dan Qing. Kompleks ini sangat luas, jadi siapkan waktu dan energi untuk benar-benar menikmatinya.

Setelah itu, tidak ada yang lebih ikonik daripada mengakhiri perjalanan dengan menginjakkan kaki di Great Wall of China. Pilihlah bagian Mutianyu, yang lebih tenang dibanding Badaling tetapi sama-sama menakjubkan. Dari atas tembok, Anda bisa melihat bentangan dinding batu mengikuti punggungan bukit sejauh mata memandang. Rasanya tidak hanya megah, tetapi juga sangat simbolis, seakan perjalanan 18 hari penuh cerita ini mencapai puncaknya di sini.

Untuk menutup malam, Anda bisa mencicipi bebek peking di restoran klasik seperti Da Dong Roast Duck, sebuah hidangan yang identik dengan Beijing dan cocok sebagai perayaan kecil sebelum kembali ke rumah. Bagi yang mencari akomodasi berkesan, The Opposite House adalah pilihan modern dengan desain artistik dan lokasi strategis. Menginap di sini akan membuat hari terakhir Anda tetap terasa istimewa.

Beijing
Beijing

Penutup: Rencanakan Perjalanan Anda Sekarang!

Delapan belas hari berkeliling China memang bukan waktu yang sebentar, tetapi justru di situlah letak keindahannya. Dalam satu perjalanan, Anda bisa melihat sisi modern Shanghai yang penuh cahaya, lalu berpindah ke pedesaan Guilin yang sunyi dan alami. Dari kuil tua di Kunming hingga rumah tradisional di Dali, dari pegunungan bersalju Lijiang hingga spiritualitas Tibet di Shangri-La, setiap kota punya bab ceritanya sendiri. Dan ketika berpindah ke Chengdu, Xi’an, hingga Beijing, perjalanan terasa semakin kaya—dari momen sederhana melihat panda malas berguling, hingga berdiri di hadapan Terracotta Army atau menapaki Tembok Besar yang membentang tanpa ujung.

Lebih dari sekadar daftar tempat wisata, perjalanan ini memberi kesempatan untuk benar-benar merasakan keragaman budaya dan lanskap China. Ada saat-saat penuh energi di tengah kota besar, ada pula waktu hening di tepi danau atau kuil di pegunungan. Kontras itulah yang membuat pengalaman ini berkesan: Anda tidak hanya menjadi turis, tetapi juga penjelajah yang perlahan memahami ritme hidup setempat.

Pada akhirnya, itinerary ini bukan hanya soal ke mana Anda pergi, tetapi juga bagaimana setiap pengalaman menyatu menjadi rangkaian cerita. Mungkin Anda akan pulang dengan ratusan foto dan suvenir, tetapi yang paling membekas justru rasa kagum, kejutan kecil, dan kehangatan interaksi dengan orang-orang yang Anda temui di sepanjang jalan. Delapan belas hari di China terasa seperti membaca buku tebal dengan banyak bab, dan begitu menutup halaman terakhir, yang muncul hanyalah keinginan untuk segera kembali dan melanjutkan kisahnya.

Nah! Setelah melihat itinerary di atas, apakah Anda sudah siap untuk mengunjungi Negeri Tirai Bambu ini? Tourchina.co.id punya pilihan paket terbaik untuk Anda yang ingin mengunjungi China yang telah kami siapkan dengan baik, mulai dari rencana perjalanan hingga akomodasi Anda selama berliburan ke sana. Tertarik untuk memakai jasa kami? Anda dapat mengunjungi link berikut untuk mendapatkan paket-paket unggulan dari kami!

Jangan lupa untuk mengikuti artikel-artikel menarik lainnya dari kami pada link berikut ini!

Ikuti kami untuk mendapatkan informasi terbaru tentang paket tur ke China dengan harga terbaik dan terjangkau!

Baca juga: Mau Liburan ke Negeri Tirai Bambu? Berikut Rekomendasi Itinerary 14 Hari Berlibur ke China versi Tourchina.co.id