Rekomendasi 7 Kafe Terbaik yang Wajib Anda Kunjungi Ketika Berlibur ke Beijing, China

Hanifam

9/18/202510 min read

TOUR CHINA - TOURCHINA - KAFE DI BEIJING - REKOMENDASI KAFE BEIJING
TOUR CHINA - TOURCHINA - KAFE DI BEIJING - REKOMENDASI KAFE BEIJING

Menikmati Secangkir Kopi di Beijing

Beijing bukan hanya tentang Tembok Besar, Istana Terlarang, atau jajanan jalanan yang berjejer di pasar malam. Di balik hiruk pikuk ibu kota Tiongkok ini, ada ruang-ruang kecil yang menawarkan suasana lebih santai, di mana aroma kopi baru diseduh bercampur dengan obrolan hangat dan desain interior yang menawan. Kafe-kafe di Beijing belakangan bukan lagi sekadar tempat melepas lelah setelah berjalan seharian, tapi juga bagian dari pengalaman wisata itu sendiri. Bagi banyak orang, duduk di sebuah kafe yang unik bisa jadi cara lain untuk merasakan denyut kehidupan kota.

Yang menarik, kafe di Beijing punya ciri khas yang berbeda dengan kota besar lainnya. Ada yang tersembunyi di hutong tua dengan bangunan tradisional bergaya siheyuan, ada pula yang modern dengan desain industrial di kawasan seni. Beberapa kafe bahkan berada di dalam taman bersejarah, memberi kesempatan untuk menyeruput kopi sambil menikmati pemandangan arsitektur klasik. Hal-hal kecil seperti itu yang membuat perjalanan ke Beijing terasa lebih personal, seolah kita sedang menemukan permata tersembunyi di antara situs wisata ikonik.

Selain jadi tempat beristirahat, kafe-kafe ini juga sering jadi ruang pertemuan budaya. Di satu meja, bisa saja duduk turis asing yang baru selesai keliling museum, sementara di meja sebelah ada mahasiswa lokal yang sibuk mengerjakan tugas dengan laptop. Campuran ini membuat suasana terasa hidup dan otentik. Jadi kalau kamu berencana liburan ke Beijing, jangan hanya mengejar destinasi wisata besar. Sisakan waktu untuk mampir ke beberapa kafe pilihan, karena sering kali kenangan kecil: seperti menyeruput latte sambil melihat orang berlalu-lalang di hutong sempit, yang justru membekas lama setelah pulang.

1. Shanyouli · Jingshan Cultural & Creative Café

Kalau Anda hanya punya waktu singkat di Beijing dan ingin merasakan kafe yang sekaligus membawa nuansa sejarah kota, Shanyouli di Taman Jingshan bisa jadi pilihan terbaik. Lokasinya sangat strategis, tepat di dalam taman yang terkenal dengan puncak Wanchun, tempat banyak wisatawan memotret panorama Istana Terlarang dari ketinggian. Bayangkan, setelah mendaki bukit kecil dan menikmati pemandangan kota tua, Anda bisa langsung turun dan duduk santai di kafe yang nyaman, menyeruput minuman sambil melepas lelah. Tidak banyak kota di dunia yang bisa menawarkan perpaduan antara kopi modern dan sejarah berabad-abad seperti ini.

Menu minuman di Shanyouli juga bukan sekadar kopi standar. Salah satu yang populer adalah minuman alpukat yang segar, serta teh bunga dan susu osmanthus yang wangi dan fotogenik. Banyak pengunjung datang tidak hanya untuk rasanya, tetapi juga untuk pengalaman visual; minuman yang cantik di cangkir keramik klasik dengan latar pepohonan taman membuat foto Instagram terasa lebih hidup. Kafe ini paham betul bahwa wisatawan zaman sekarang mencari pengalaman yang bisa dinikmati dengan indera sekaligus diabadikan di kamera.

Suasana kafe ini sendiri cenderung tenang meski lokasinya ada di kawasan wisata ramai. Interiornya memadukan desain kontemporer dengan sentuhan tradisional, sehingga cocok untuk duduk lama, baik sendirian membaca buku atau bersama teman berbagi cerita perjalanan. Karena letaknya di dalam taman, suara lalu lintas kota terasa jauh, digantikan oleh kicau burung dan angin sepoi. Rasanya seperti menemukan oasis kecil di tengah keramaian Beijing.

Untuk wisatawan, Shanyouli adalah contoh bagaimana sebuah kafe bisa menjadi bagian dari destinasi, bukan hanya tempat mampir. Dengan kombinasi lokasi ikonik, menu unik, dan atmosfer rileks, kafe ini mudah masuk daftar “wajib coba” saat mengunjungi Beijing. Bahkan, beberapa orang mengaku kunjungan mereka ke Jingshan jadi lebih berkesan justru karena bisa mengakhiri perjalanan dengan secangkir kopi atau teh di Shanyouli.

山右里
山右里

2. Soloist Coffee

Bagi pecinta kopi sejati, Soloist Coffee di kawasan Dashilar dekat Qianmen adalah salah satu tempat yang layak masuk daftar kunjungan. Kafe ini dikenal sebagai salah satu pelopor “third wave coffee” di Beijing, dengan fokus pada biji kopi berkualitas dan teknik penyeduhan yang serius. Yang membuatnya menarik bagi wisatawan adalah lokasinya yang unik: bangunannya dulunya merupakan pemandian umum tradisional, lalu diubah menjadi ruang modern dengan sentuhan industrial. Perpaduan sejarah bangunan tua dan suasana kontemporer membuat Soloist terasa istimewa sejak Anda melangkah masuk.

Interiornya luas dengan langit-langit tinggi, menghadirkan atmosfer terbuka yang kontras dengan jalan-jalan sempit Dashilar di luar. Dinding bata yang dibiarkan terekspos, ditambah pencahayaan hangat, menciptakan suasana yang mengundang untuk duduk berlama-lama. Banyak pengunjung, baik lokal maupun turis asing, memilih Soloist sebagai tempat singgah setelah berjalan kaki di kawasan Qianmen yang penuh toko dan sejarah. Menariknya, meski populer, kafe ini tetap mempertahankan kesan santai, tidak tergesa-gesa, sehingga Anda bisa menikmati kopi dengan tenang.

Soal menu, Soloist menonjolkan kopi single origin yang digiling dan diseduh sesuai pesanan. Anda bisa memilih pour-over, espresso, atau cold brew sesuai selera. Baristanya ramah dan siap menjelaskan asal-usul biji kopi yang digunakan, menjadikan pengalaman ngopi di sini lebih interaktif. Selain kopi, ada juga pilihan pastry dan camilan ringan untuk menemani. Jadi bagi Anda yang terbiasa dengan standar kopi tinggi di kota-kota besar dunia, Soloist akan terasa familiar, tapi tetap punya nuansa lokal yang berbeda.

Mengunjungi Soloist Coffee bukan hanya soal mendapatkan secangkir kopi enak, melainkan juga kesempatan merasakan sisi lain dari Beijing yang jarang tersorot. Saat orang lain berdesakan di kawasan wisata besar, Anda bisa duduk di sebuah bangunan bersejarah yang kini hidup kembali lewat aroma kopi. Itu menjadikan Soloist lebih dari sekadar kafe, tapi bagian dari perjalanan Anda memahami bagaimana kota ini terus berubah tanpa melupakan masa lalunya.

Soloist Coffee
Soloist Coffee

3. Xique Café

Xique Café berada di Guozijian Street, salah satu jalan paling bersejarah di Beijing yang dikelilingi oleh Kuil Konfusius dan Yonghe Lama Temple. Bagi wisatawan, ini adalah lokasi yang sempurna untuk beristirahat sejenak setelah berjalan di area penuh arsitektur tradisional dan nuansa spiritual. Begitu Anda melangkah masuk, suasana hiruk pikuk kota terasa menghilang, berganti dengan kehangatan sebuah kafe kecil yang nyaman. Rasanya seperti menemukan tempat rahasia di tengah jalur wisata populer.

Interior Xique Café sederhana, dengan sentuhan modern yang dipadukan dengan elemen kayu dan cahaya lembut. Ruangannya tidak besar, tapi justru memberi kesan intim, seakan Anda diundang masuk ke ruang tamu seseorang. Di sini, banyak pengunjung memilih duduk santai dengan laptop atau sekadar berbincang ringan. Bagi Anda yang senang membaca atau menulis catatan perjalanan, suasananya pas untuk tenggelam dalam kesibukan kecil tanpa terasa terburu-buru.

Menu di Xique tidak rumit, tapi cukup untuk menemani sore yang santai. Kopi, teh, serta beberapa pilihan makanan ringan seperti sandwich dan pizza bisa menjadi pengisi energi setelah seharian berjalan. Harganya masih relatif terjangkau, apalagi mengingat lokasinya yang berada di kawasan wisata terkenal. Beberapa pengunjung menyebut bahwa daya tarik utama kafe ini bukan pada menunya saja, melainkan atmosfer tenangnya yang terasa kontras dengan keramaian di luar pintu.

Bagi wisatawan yang ingin melihat sisi lain dari perjalanan budaya, Xique Café menawarkan momen jeda. Anda bisa menghabiskan waktu sambil menatap keluar jendela melihat lalu lintas pengunjung di Guozijian, atau sekadar menikmati detik-detik hening di antara agenda wisata padat. Kadang, bagian terbaik dari sebuah perjalanan adalah saat Anda duduk diam, menyeruput kopi sederhana, dan membiarkan kota memperlihatkan wajahnya yang lebih lembut.

4. Cafe Confucius

Tidak jauh dari Xique, masih di kawasan Guozijian Hutong yang tenang, ada sebuah tempat lain yang menarik perhatian wisatawan: Cafe Confucius. Dari luar, kafe ini tampak sederhana, dengan jendela besar yang menghadap jalan hutong. Tapi justru kesederhanaan itu yang membuatnya begitu mengundang. Saat Anda duduk di dekat jendela, Anda bisa melihat orang-orang lalu-lalang di jalan kecil penuh sejarah, seakan menonton potongan kehidupan sehari-hari Beijing dari bingkai kaca.

Di dalam, suasananya lembut dan menenangkan, cocok untuk Anda yang ingin beristirahat setelah mengunjungi Kuil Konfusius atau Lama Temple. Interiornya dihiasi dengan elemen kayu hangat, rak buku kecil, dan pencahayaan yang tidak terlalu terang. Kadang-kadang seekor kucing muncul berkeliling meja, menambah kesan akrab yang jarang ditemukan di kafe besar. Banyak pengunjung betah berlama-lama, entah untuk bekerja dengan laptop, membaca, atau hanya menikmati secangkir teh panas di sore hari.

Menu di Cafe Confucius cukup beragam, mulai dari kopi klasik hingga teh dengan sentuhan lokal. Ada juga beberapa kue dan camilan ringan yang pas untuk menemani obrolan panjang. Namun, yang membuat tempat ini benar-benar istimewa bukanlah makanannya semata, melainkan atmosfer yang berhasil diciptakan. Kafe ini seperti sebuah ruang perantara: cukup modern untuk terasa nyaman, tapi masih melekat dengan nuansa sejarah hutong yang mengelilinginya.

Bagi wisatawan, Cafe Confucius bisa menjadi jeda sempurna di antara kunjungan ke situs-situs bersejarah Beijing. Duduk di sana, Anda merasakan percampuran antara masa lalu dan masa kini. Di luar, ada bangunan berusia ratusan tahun yang menyimpan filosofi Konfusius; di dalam, ada meja kayu sederhana, aroma kopi, dan suasana akrab yang menenangkan. Kombinasi ini membuat pengalaman singgah ke kafe terasa jauh lebih dalam daripada sekadar berhenti untuk minum.

Cafe Confucius
Cafe Confucius

5. Bondi Coffee

Kalau Anda rindu suasana luar negeri di tengah perjalanan di Beijing, Bondi Coffee bisa jadi pilihan yang menyenangkan. Kafe ini terinspirasi dari budaya kopi khas Australia, lengkap dengan nuansa santai ala pantai Bondi yang terkenal di Sydney. Lokasinya pun cukup strategis untuk wisatawan, berada dekat Pasar Pearl serta Gerbang Selatan Taman Tiantan atau Temple of Heaven. Jadi, setelah puas berjalan kaki di salah satu taman paling bersejarah di Beijing, Anda bisa mampir untuk menikmati secangkir kopi dengan cita rasa berbeda dari biasanya.

Begitu masuk ke dalam, suasananya terasa hangat tapi tidak berlebihan. Interiornya memadukan desain modern dengan sentuhan kasual: lantai kayu, dinding polos, dan dekorasi minimalis yang memberi kesan bersih. Ada juga beberapa detail kecil yang menampilkan gaya hidup santai khas Australia, seolah-olah membawa Anda keluar sejenak dari hiruk pikuk kota besar. Banyak pengunjung yang datang ke sini merasa seperti menemukan rumah kecil di negeri asing.

Kopi di Bondi Coffee menjadi daya tarik utama. Mereka menawarkan flat white, cappuccino, hingga cold brew dengan standar penyajian yang cukup tinggi. Rasanya konsisten, lembut, dan terasa dibuat dengan perhatian pada detail. Selain itu, ada beberapa menu makanan bergaya Barat seperti sandwich dan salad, cocok bagi wisatawan yang ingin rehat dengan makanan ringan tapi familiar. Bagi Anda yang terbiasa dengan standar kafe internasional, Bondi memberikan rasa nyaman sekaligus sedikit nostalgia.

Bagi sebagian wisatawan, singgah di Bondi Coffee terasa seperti mengambil napas panjang di tengah padatnya agenda wisata. Anda bisa duduk sebentar, menikmati suasana santai, lalu melanjutkan perjalanan dengan energi baru. Lokasinya yang dekat dengan Temple of Heaven membuat kafe ini jadi tempat persinggahan yang praktis sekaligus menyenangkan, terutama jika Anda ingin menyeimbangkan pengalaman lokal dengan sentuhan internasional yang akrab.

Bondi Coffee
Bondi Coffee

6. Tianroast & Little Red Hood

Bagi Anda yang tertarik menjelajahi sisi modern dan artistik Beijing, Tianroast & Little Red Hood patut dicoba. Kafe ini berada di kawasan 751 D·PARK dan Dawanglu, area yang dikenal sebagai pusat seni dan kreativitas. Banyak galeri dan instalasi seni kontemporer berdiri di sekitar sini, sehingga kafe ini sering jadi tempat singgah para pecinta seni setelah berkeliling. Dari luar, bangunannya menampilkan gaya industrial khas kawasan pabrik tua yang diubah fungsi, dan begitu masuk, suasananya langsung terasa hangat dan penuh energi.

Interior kafe ini menyeimbangkan estetika urban dengan kenyamanan. Ada dinding bata ekspos, meja kayu sederhana, dan pencahayaan yang menonjolkan kesan modern namun tetap bersahabat. Di sudut-sudut tertentu, dekorasi seni kecil menambahkan sentuhan unik, seolah menegaskan bahwa tempat ini memang lahir di jantung kawasan kreatif Beijing. Tidak heran banyak pengunjung, terutama anak muda dan turis asing, betah duduk lama sambil berbincang atau bekerja dengan laptop.

Soal menu, Tianroast serius dengan kopi. Mereka menawarkan berbagai varian espresso dan manual brew yang diracik dengan penuh perhatian. Jika Anda ingin sesuatu yang lebih ringan, ada juga pilihan minuman dingin dan beberapa sandwich yang bisa mengisi perut setelah berjalan-jalan. Kombinasi kopi enak dan makanan sederhana membuat kafe ini tidak hanya menarik sebagai spot foto, tetapi juga benar-benar menyenangkan untuk dinikmati.

Bagi wisatawan, Tianroast & Little Red Hood menghadirkan pengalaman yang berbeda dari kafe-kafe di kawasan bersejarah. Di sini, Anda bisa merasakan denyut kehidupan urban Beijing yang kreatif dan modern, jauh dari citra kota tua atau situs tradisional. Duduk santai dengan secangkir kopi di tengah lingkungan penuh karya seni bisa menjadi cara lain untuk memahami wajah baru ibu kota Tiongkok—sebuah kota yang terus bergerak maju tanpa kehilangan karakternya.

Tian Roast & Little Red Hood beijing - Instagram @allyssa555
Tian Roast & Little Red Hood beijing - Instagram @allyssa555

7. Dianjiangchun Café

Kalau enam kafe sebelumnya lebih banyak menonjolkan sisi modern atau suasana santai, Dianjiangchun Café menawarkan pengalaman yang berbeda: sebuah perjalanan kecil ke dunia seni tradisional Tiongkok. Terletak di sekitar Wangfujing dan Hufangqiao, kafe ini mengusung tema budaya opera Peking. Dari dekorasi interior hingga detail kecil pada menu, semua dibuat untuk mencerminkan keindahan dan kekayaan seni klasik yang menjadi identitas kota Beijing. Begitu Anda masuk, rasanya seperti melangkah ke ruang yang menghubungkan dunia modern dengan estetika kuno.

Desain interiornya mencuri perhatian sejak awal. Warna merah dan emas, pola tradisional, serta elemen dekoratif yang terinspirasi dari kostum opera Peking membuat suasana terasa elegan sekaligus unik. Setiap sudut kafe tampak fotogenik, menjadikannya magnet bagi wisatawan yang gemar mengabadikan momen perjalanan. Tidak jarang pengunjung duduk lebih lama hanya untuk menikmati atmosfer klasik yang jarang ditemukan di kafe-kafe lain di Beijing.

Menu di Dianjiangchun pun dirancang untuk sejalan dengan konsepnya. Ada latte dengan latte art bergaya opera, teh osmanthus yang harum, hingga minuman susu dengan sentuhan bunga yang indah. Rasanya tidak hanya menyegarkan, tapi juga memberi pengalaman berbeda yang tidak bisa Anda temukan di tempat lain. Minuman di sini seolah menjadi bagian dari cerita, bukan sekadar pesanan di meja.

Bagi wisatawan, Dianjiangchun Café adalah kesempatan untuk memahami Beijing dari sisi yang lebih artistik. Duduk di sana bukan hanya soal menikmati kopi atau teh, melainkan juga merasakan bagaimana budaya tradisional bisa dihidupkan kembali dalam bentuk yang relevan dengan kehidupan masa kini. Menutup perjalanan kafe dengan singgah di Dianjiangchun memberi kesan bahwa kota ini tidak hanya kaya sejarah, tapi juga piawai mengemas warisan budaya menjadi sesuatu yang hangat, indah, dan mudah dinikmati oleh siapa saja.

Dianjiangchun Café
Dianjiangchun Café

Penutup: Menjelajahi Beijing Lewat Pesona Kafenya

Menjelajahi Beijing memang tidak pernah membosankan. Kota ini selalu berhasil memadukan masa lalu dan masa kini dalam satu perjalanan, dan kafe-kafenya adalah contoh kecil yang nyata. Dari Shanyouli di dalam taman bersejarah, Soloist Coffee dengan bangunan bekas pemandian, hingga Dianjiangchun Café yang merayakan budaya opera Peking, setiap tempat menawarkan pengalaman yang berbeda. Tidak hanya soal minuman, tetapi juga suasana, lokasi, dan cerita yang menyertainya.

Bagi wisatawan, mengunjungi kafe bisa menjadi cara untuk memperlambat langkah di tengah jadwal padat. Saat Anda duduk dengan secangkir kopi atau teh, ada waktu untuk merenungkan perjalanan, menulis catatan, atau sekadar menikmati momen kecil yang mungkin justru paling diingat setelah pulang. Kadang yang melekat bukan hanya foto-foto di landmark terkenal, tapi juga rasa hangat ketika duduk di kafe kecil, mendengar musik lembut, dan melihat kehidupan lokal berjalan di depan mata.

Jadi, ketika Anda merencanakan perjalanan ke Beijing, jangan hanya menandai destinasi wisata besar di peta. Sisakan ruang untuk mengeksplorasi kafe-kafenya, karena di situlah Anda bisa menemukan sisi kota yang lebih intim. Entah itu suasana modern di kawasan seni, ketenangan di hutong tua, atau nuansa klasik yang berpadu dengan kopi, setiap kafe punya cara sendiri untuk membuat perjalanan Anda terasa lebih lengkap. Pada akhirnya, pengalaman sederhana inilah yang sering berubah menjadi cerita berharga untuk dikenang.

Jangan lupa untuk mengikuti artikel-artikel menarik lainnya dari kami pada link berikut ini!

Ikuti kami untuk mendapatkan informasi terbaru tentang paket tur ke China dengan harga terbaik dan terjangkau!

Baca juga: 12 Rekomendasi Restoran Terbaik di Shanghai yang Wajib Anda Coba!