Rekomendasi Itinerary 5 Hari di Tibet Selama Musim Dingin

Hanifam

11/25/20258 min read

Tibet in Winter
Tibet in Winter

Berlibur ke Tibet Selama Musim Dingin

Musim dingin sering membuat orang ragu untuk pergi ke Tibet. Banyak yang membayangkan angin tajam, suhu ekstrem, dan aktivitas yang terbatas. Kenyataannya tidak seseram itu. Lhasa justru mendapat sinar matahari hampir setiap hari di musim dingin, membuat udara terasa lebih hangat dari yang Anda bayangkan. Saat cahaya pagi jatuh di antara pegunungan, kota ini terlihat seperti bangun dari tidur panjang yang damai.

Jika Anda datang pada periode ini, Anda akan merasakan suasana yang lebih tenang dibandingkan musim lainnya. Jumlah wisatawan jauh lebih sedikit, tetapi Anda justru akan melihat lebih banyak warga lokal dan para peziarah yang memenuhi jalanan, terutama di sekitar Barkhor. Aktivitas mereka memberi warna pada perjalanan Anda, membuat Anda bisa merasakan keseharian masyarakat Tibet tanpa perlu berebut ruang atau waktu.

Musim dingin juga membuat banyak tempat ikonik terlihat lebih lapang. Potala Palace, Jokhang Temple, dan berbagai biara besar bisa Anda nikmati dengan tempo yang lebih santai. Tidak ada antrean panjang atau keramaian yang membuat perjalanan terburu-buru. Anda punya lebih banyak kesempatan untuk memotret, mengobrol dengan pemandu, atau sekadar duduk sebentar menikmati hangatnya sinar matahari.

Selain itu, Tibet di musim dingin menyimpan kejutan yang tidak bisa Anda dapatkan di bulan lain. Danau Yamdrok dan danau kecil di Karola berubah menjadi hamparan es biru ketika cuaca cerah. Fenomena ini hanya muncul dalam periode singkat setiap tahun. Jika Anda beruntung, Anda bisa berdiri di atasnya dan melihat retakan-retakan halus yang berkilau seperti kaca. Semua ini membuat perjalanan lima hari di Tibet terasa istimewa dan sangat berbeda dari gambaran musim dingin yang biasanya Anda bayangkan.

1. Hari ke-1: Tiba di Lhasa dan Menyatu dengan Udara Tipis Pegunungan

Setelah mendarat di Lhasa, Anda akan merasakan udara yang lebih sejuk dan kering begitu keluar dari bandara. Perjalanan menuju pusat kota melewati lembah yang tenang, sungai yang mengalir pelan, dan barisan pegunungan yang terlihat jelas di bawah matahari musim dingin. Ini momen pertama di mana Anda mulai memahami kenapa Tibet sering disebut atap dunia. Pemandu akan menjemput Anda dan membantu semua proses praktis, jadi Anda bisa duduk santai dan menikmati pemandangan sepanjang perjalanan menuju hotel.

Baca juga: 7 Hari Itinerary Musim Dingin: Rekomendasi Tur Mengelilingi Xi'an dan Pemandian Air Panas

Hari pertama sebaiknya Anda gunakan untuk beradaptasi dengan ketinggian. Lhasa berada di 3.650 meter, dan tubuh butuh waktu untuk menyesuaikan diri. Pilihan hotel seperti Shangri La, St. Regis, atau Shambhala Palace biasanya sudah terbiasa menerima tamu yang baru tiba dan menyediakan ruang yang nyaman serta layanan hangat. Jika hotel Anda menawarkan fasilitas oksigen tambahan di kamar, gunakan saja tanpa ragu. Ini cukup membantu agar kepala tidak terasa berat.

Usai check in, luangkan waktu untuk beristirahat. Anda boleh keluar sebentar menjelang sore untuk berjalan pelan di sekitar hotel, sekadar menghirup udara segar dan melihat suasana kota. Namun jangan memaksakan banyak aktivitas pada hari pertama, karena tubuh Anda sedang belajar beradaptasi. Biasanya pemandu akan menyarankan makan malam yang sederhana agar pencernaan tetap nyaman di ketinggian.

Untuk makan malam, Anda bisa mencoba restoran dekat hotel seperti Tibetan Family Kitchen atau Dunya Restaurant yang menyajikan hidangan Tibet dan internasional. Pilih makanan hangat dan berkuah, minum air lebih banyak, dan biarkan tubuh Anda benar benar beristirahat malam itu. Besok petualangan sebenarnya dimulai, dan berangkat dengan kondisi yang segar akan membuat pengalaman Anda jauh lebih menyenangkan.

Lhasa in Winter
Lhasa in Winter

2. Hari ke-2: Menyusuri Akar Buddhisme Tibet

Pagi kedua di Lhasa biasanya terasa lebih ringan dibanding hari pertama. Setelah sarapan, perjalanan dimulai menuju Norbulingka, bekas istana musim panas Dalai Lama yang kini menjadi taman publik. Meski pohon pohonnya sedang meranggas di musim dingin, tempat ini tetap membawa suasana tenang. Jalan setapaknya luas, bangunan tradisionalnya terawat, dan udaranya terasa sedikit lebih segar berkat banyaknya tanaman yang tumbuh di area ini. Norbulingka memberi Anda gambaran awal tentang hubungan masyarakat Tibet dengan ruang spiritual dan budaya mereka.

Dari sana, Anda akan menuju Drepung Monastery, biara besar yang dulu menjadi tempat tinggal Dalai Lama sebelum pindah ke Potala Palace. Kompleksnya luas dan bertingkat, dengan ruangan ruangan yang menyimpan mural serta manuskrip Buddhis kuno. Pemandu biasanya akan menjelaskan peran biara ini dalam perkembangan aliran Gelug, sebuah tradisi yang dikenal menekankan disiplin dan pembelajaran yang mendalam. Mengunjungi Drepung di musim dingin terasa lebih damai karena tidak banyak rombongan tur yang datang.

Sore hari, perjalanan dilanjutkan ke Sera Monastery. Inilah tempat yang terkenal dengan sesi debat para biksu, sebuah cara belajar yang unik dan penuh energi. Mereka akan mengajukan pertanyaan, menepukkan tangan, lalu berdiskusi dengan ritme cepat. Anda bisa menyaksikannya dari sisi halaman dan merasakan betapa hidupnya tradisi ini. Debat biasanya dimulai sekitar pukul tiga sore ketika cahaya matahari masih kuat dan udara belum terlalu turun suhunya.

Setelah kembali ke kota, Anda bisa beristirahat sejenak di hotel sebelum mencari makan malam. Jika Anda ingin mencoba makanan yang lebih lokal, cobalah mampir ke Lhasa Kitchen. Sup mie hangat atau momo isi sayuran dan daging yak cukup membantu memulihkan tenaga setelah sehari penuh berjalan. Hari kedua ini biasanya menjadi titik di mana tubuh mulai beradaptasi dengan baik, sehingga Anda bisa menikmati pengalaman spiritual dan budaya Tibet dengan lebih nyaman.

Norbulingka winter
Norbulingka winter

3. Hari ke-3: Menyelami Jantung Kota Suci

Hari ini diawali dengan kunjungan ke Potala Palace, landmark yang langsung terbayang begitu Anda memikirkan Tibet. Tangga menuju pintu masuknya cukup menanjak, jadi ambillah langkah yang stabil dan jangan terburu buru. Begitu masuk, Anda akan melihat ruangan ruangan dengan mural, patung, dan artefak yang sudah berusia ratusan tahun. Pemandangan dari bagian atas istana juga luar biasa. Langit musim dingin yang biru cerah membuat warna merah dan putih bangunan ini terlihat semakin kuat.

Setelah turun dari Potala, perjalanan dilanjutkan menuju Jokhang Temple. Tempat ini dianggap sebagai pusat spiritual Tibet, sehingga suasananya selalu hidup oleh kehadiran para peziarah yang berjalan memutari kuil sambil membawa jangkarnya masing masing. Anda bisa masuk ke dalam, melihat patung patung tua yang disembah sejak lama, dan merasakan keheningan yang kontras dengan aktivitas di luar. Mengunjungi Jokhang pada musim dingin memberi Anda kesempatan untuk melihat praktik spiritual masyarakat lokal tanpa hiruk pikuk turis yang biasanya memenuhi area ini.

Begitu keluar, Anda akan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki mengelilingi Barkhor Street. Ini adalah rute ziarah yang penuh dengan toko kecil, penjual perhiasan, pedagang dupa, dan warga lokal yang lalu lalang. Jika Anda memperhatikan, banyak peziarah yang datang dari daerah jauh, mengenakan pakaian tradisional yang berbeda beda. Berjalan santai di Barkhor memberi Anda gambaran tentang keberagaman budaya di dataran tinggi ini.

Menjelang sore, Anda akan diajak ke sebuah biara kecil yang dihuni para biksuni. Tempatnya tidak besar, tetapi suasananya hangat dan tenang. Di sini Anda bisa menikmati secangkir teh manis sambil berbincang ringan dengan para biksuni tentang kehidupan sehari hari mereka. Pengalaman sederhana seperti ini sering menjadi momen favorit banyak orang karena Anda bisa merasakan sisi Tibet yang tidak selalu muncul dalam brosur wisata. Setelah itu, Anda bisa kembali ke hotel dan beristirahat atau mencari makan malam di Makye Ame yang terkenal dengan hidangan lokal dan suasananya yang nyaman.

Jokhang Temple winter
Jokhang Temple winter

4. Hari ke-4: Menjelajah Danau Yamdrok dan Menemukan Es Biru Karola

Hari keempat adalah hari yang paling panjang, tetapi hampir selalu menjadi yang paling berkesan. Dari Lhasa, perjalanan menuju Danau Yamdrok memakan waktu sekitar dua jam. Begitu mobil mulai memasuki jalur pegunungan, lanskap berubah cepat. Rumput musim dingin yang kecokelatan, lembah luas, dan desa desa kecil yang tampak tenang membuat perjalanan tidak terasa membosankan. Ketika Danau Yamdrok mulai terlihat, Anda mungkin akan terdiam sesaat. Warna birunya terlihat sangat pekat di bawah cahaya matahari musim dingin, seolah danau ini memantulkan langit secara langsung.

Di beberapa titik pandang, Anda bisa turun untuk berfoto atau sekadar menikmati udara segar yang datang dari permukaan air. Yamdrok adalah salah satu danau suci di Tibet, sehingga suasananya selalu mengundang rasa hormat, apa pun musimnya. Jika turun salju, pemandangannya berubah menjadi seperti dunia lain, tenang dan hampir seperti lukisan.

Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju kawasan Karola Mountain. Di sini Anda akan berjalan kaki sekitar satu jam menuju sebuah danau kecil yang tersembunyi. Di musim dingin, danau ini membeku dan ketika cuaca cerah, esnya memantulkan warna biru yang dalam. Fenomena ini tidak selalu muncul, tetapi ketika Anda beruntung, permukaannya terlihat seperti kaca raksasa dengan retakan halus yang cantik. Banyak pengunjung duduk atau berbaring sebentar di atas es untuk merasakan sensasinya. Di sisi seberang, gletser Karola terbentang di lereng gunung, menambah kesan megah pada pemandangan.

Karena rute hari ini cukup panjang, makan siang biasanya berupa bekal sederhana yang disiapkan hotel atau restoran lokal di daerah Nangartse. Sup mie panas atau semangkuk thukpa sering menjadi pilihan terbaik untuk menghangatkan tubuh sebelum melanjutkan perjalanan kembali ke Lhasa. Saat pulang, matahari biasanya sudah condong ke barat, memberi warna keemasan pada pegunungan yang Anda lewati. Setelah tiba di hotel, malam itu Anda bisa langsung beristirahat atau mencari makan ringan di restoran dekat hotel. Hari ini memang melelahkan, tetapi keindahannya sulit dilupakan.

yamdrok lake winter
yamdrok lake winter

5. Hari ke-5: Mengucapkan Selamat Tinggal pada Lhasa

Hari terakhir biasanya terasa campuran antara puas dan enggan pulang. Setelah beberapa hari terbiasa dengan ritme kota ini, udara tipis, serta sinar matahari pagi yang hangat, Anda mungkin merasa Tibet meninggalkan kesan yang lebih dalam dari yang Anda bayangkan. Pemandu dan sopir akan menjemput Anda di hotel sesuai jadwal keberangkatan, sehingga Anda tidak perlu terburu buru menata barang atau mencari transportasi.

Proses menuju bandara atau stasiun biasanya cukup lancar, terutama di musim dingin ketika jalanan tidak terlalu ramai. Sepanjang perjalanan, Anda mungkin melihat kembali kilasan tempat tempat yang Anda lewati di hari pertama. Lembah luas, sungai yang mengalir tenang, dan cahaya matahari yang pelan pelan menyinari puncak pegunungan memberi perpisahan yang lembut.

Sesampainya di bandara, pemandu akan membantu Anda mengurus bagasi dan memastikan semua kebutuhan keberangkatan selesai dengan nyaman. Setelah itu, Anda tinggal berjalan menuju area pemeriksaan keamanan sebelum masuk ke ruang tunggu. Ini momen ketika Anda bisa melihat kembali pengalaman lima hari terakhir yang penuh kejutan, mulai dari biara tua yang megah, percakapan hangat dengan warga lokal, sampai hamparan es biru yang tidak mudah ditemukan di tempat lain.

Baca juga: Rekomendasi Itinerary 7 Hari ke Yunnan saat Musim Dingin

Begitu pesawat tinggal landas, Anda membawa pulang lebih dari sekadar foto. Ada ketenangan yang datang dari suasana Tibet di musim dingin dan cerita kecil yang mungkin akan Anda ingat bertahun tahun ke depan. Jika suatu hari Anda memutuskan kembali ke Tibet pada musim lain, Anda akan punya pembanding yang unik karena Anda pernah mengalami wajahnya yang paling sunyi. Semoga perjalanan ini menjadi awal dari petualangan petualangan besar berikutnya.

lhasa winter
lhasa winter

Penutup: Tibet Musim Dingin yang Meninggalkan Kesan Panjang

Perjalanan lima hari di Tibet pada musim dingin bukan hanya sekadar kunjungan ke dataran tinggi. Ini pengalaman yang membawa Anda melihat sisi Tibet yang lebih tenang, lebih jujur, dan lebih dekat dengan keseharian warganya. Tanpa keramaian wisatawan, Anda bisa menikmati setiap tempat dengan ritme yang nyaman, mendengar cerita dari pemandu tanpa gangguan, dan menyerap suasana spiritual kota ini dengan lebih utuh.

Pemandangan musim dingin di Lhasa dan sekitarnya juga menawarkan kejutan yang sulit Anda temukan di musim lain. Matahari yang hampir selalu muncul, langit biru yang bersih, serta keindahan es biru Karola menciptakan momen yang terasa sangat pribadi. Setiap hari membawa suasana berbeda, mulai dari kunjungan ke biara tua, interaksi ringan dengan warga lokal, hingga perjalanan panjang menuju danau dan gletser yang membuat Anda merasa kecil di tengah bentang alam Tibet.

Jika Anda menginginkan perjalanan yang tidak hanya indah secara visual tetapi juga menenangkan pikiran, musim dingin adalah waktu yang tepat untuk mengenal Tibet. Ada ruang lebih luas untuk merasakan budaya, spiritualitas, dan kedamaian tempat ini tanpa tekanan waktu. Ketika Anda pulang, yang tersisa bukan hanya foto tetapi juga ketenangan yang sulit didapat di banyak destinasi lain.

Nah! Setelah melihat itinerary di atas, apakah Anda sudah siap untuk mengunjungi Negeri Tirai Bambu ini? Tourchina.co.id punya pilihan paket terbaik untuk Anda yang ingin mengunjungi China yang telah kami siapkan dengan baik, mulai dari rencana perjalanan hingga akomodasi Anda selama berliburan ke sana. Tertarik untuk memakai jasa kami? Anda dapat mengunjungi link berikut untuk mendapatkan paket-paket unggulan dari kami!

Jangan lupa untuk mengikuti artikel-artikel menarik lainnya dari kami pada link berikut ini!

Ikuti kami untuk mendapatkan informasi terbaru tentang paket tur ke China dengan harga terbaik dan terjangkau!