Rekomendasi Itinerary di Guizhou: 6 Hari Mengunjungi Gunung Fanjing
Hanifam
10/20/202511 min read


Berlibur ke Guizhou Selama 6 Hari
Ada sesuatu yang menenangkan sekaligus memikat dari provinsi Guizhou. Dibandingkan nama besar seperti Yunnan atau Sichuan, Guizhou sering kali tidak masuk radar wisatawan. Padahal justru di situlah letak pesonanya, sebuah provinsi yang lebih tenang, hijau, dan apa adanya. Sekitar 90 persen wilayahnya berupa pegunungan, dan kondisi geografis inilah yang membuat banyak desa di Guizhou tetap mempertahankan tradisi mereka selama berabad-abad. Tidak heran, saat Anda melangkah ke wilayah pedesaan di sini, rasanya seperti menyeberang ke masa lalu: rumah kayu tua yang masih dihuni, kain batik yang diwarnai dengan tangan, dan nyanyian rakyat yang dilantunkan tanpa mikrofon, tapi penuh perasaan.
Guizhou juga dikenal sebagai rumah bagi berbagai kelompok etnis minoritas Tiongkok, terutama suku Miao dan Dong. Mereka hidup berdampingan di lembah-lembah subur dan lereng gunung yang indah, dengan gaya hidup yang masih sangat terikat pada alam. Setiap desa punya karakter sendiri, mulai dari pola ukiran rumah, baju tradisional, sampai cara mereka menyambut tamu. Di banyak tempat, wisatawan bukan hanya datang untuk melihat, tapi juga ikut merasakan: duduk bersama penduduk setempat, mencicipi makanan rumahan, atau belajar membuat batik dengan cara tradisional.
Selama enam hari di Guizhou, Anda akan melintasi perjalanan yang terasa seperti kisah yang dimulai dari kota modern Guiyang, menuju desa-desa tenang di sekitar Kaili, hingga akhirnya mencapai Gunung Fanjing, salah satu situs warisan alam UNESCO yang menakjubkan. Setiap hari membawa pengalaman baru: dari menyaksikan keindahan sawah teras yang berundak rapi, menjelajahi kota tua yang berdiri di tepi sungai, hingga menenangkan diri di mata air panas bersejarah. Guizhou bukan sekadar destinasi wisata, tapi tempat di mana Anda bisa memperlambat langkah dan benar-benar menikmati perjalanan.
Kalau Anda mencari tempat yang masih asli, tidak terlalu ramai, dan memberi kesempatan untuk menyentuh sisi terdalam budaya Tiongkok yang jarang terlihat, dan Guizhou adalah jawabannya. Dalam enam hari, Anda akan menemukan bahwa di balik pegunungan sunyi ini tersimpan kehidupan yang kaya warna, dan setiap perjumpaan di sana meninggalkan kesan yang bertahan lama.
1. Hari ke-1: Tiba di Guiyang, Gerbang Tenang Menuju Pegunungan Guizhou
Setibanya Anda di Guiyang, ibu kota provinsi Guizhou, udara lembap dan sejuk langsung terasa berbeda dari hiruk pikuk kota besar Tiongkok lainnya. Bandara Longdongbao terlihat modern, tapi hanya butuh waktu singkat untuk sampai ke jantung kota. Di sana, gedung-gedung bertingkat berdampingan dengan pasar tradisional dan kedai teh yang dipenuhi warga lokal yang tampak santai, menikmati sore dengan cara sederhana: secangkir teh hangat dan obrolan ringan.
Baca juga: Punya Waktu Singkat? Berikut Rekomendasi Itinerary Mengelilingi China Selama 4 Hari!
Setelah bertemu dengan pemandu pribadi di bandara, Anda akan diantar ke hotel menggunakan mobil pribadi. Perjalanan ke pusat kota biasanya memakan waktu sekitar 30 menit, tergantung lalu lintas. Sisa hari bisa Anda gunakan untuk beristirahat atau berjalan santai di sekitar hotel. Kalau ingin langsung mencicipi suasana lokal, Anda bisa mampir ke Hequn Night Market atau Huaguoyuan Wet Market, tempat terbaik untuk mencoba makanan khas Guizhou seperti sour soup fish, mie pedas Guiyang, atau sate daging sapi dengan taburan cabai lokal yang aromanya khas.
Untuk tempat menginap, SSAW Boutique Hotel Guiyang sering jadi pilihan nyaman di pusat kota. Kamarnya modern, sarapannya beragam, dan lokasinya strategis untuk jalan kaki ke area kuliner. Jika Anda lebih suka suasana yang sedikit lebih tenang, Novotel Guiyang Downtown juga bisa jadi opsi, dengan kamar luas dan pemandangan malam kota yang cantik dari lantai atas.
Sore menjelang malam, Anda bisa berjalan ke Nanming Riverfront, jalur tepi sungai yang ditata rapi dengan lampu-lampu hangat dan jembatan batu kuno. Banyak warga lokal yang berolahraga ringan di sini, tapi tak sedikit juga yang hanya duduk di bangku sambil menikmati semilir angin. Di sinilah, mungkin untuk pertama kalinya Anda akan merasakan ritme Guizhou: pelan, bersahaja, dan terasa jujur.


2. Hari ke-2: Dari Guiyang ke Kaili, Kearifan Lokal di Balik Lembah dan Sawah Teras
Pagi ini Anda akan meninggalkan Guiyang menuju Kaili, kota kecil yang dikenal sebagai gerbang menuju wilayah etnis Miao dan Dong. Perjalanan memakan waktu sekitar dua setengah jam, tapi Anda hampir tidak akan merasa bosan. Jalanan berkelok melewati perbukitan hijau dan lembah berkabut, sementara di kejauhan, rumah-rumah kayu bergaya tradisional muncul di sela ladang dan sungai kecil yang mengalir tenang.
Perhentian pertama adalah Gaoyao Village, tempat Anda bisa melihat keindahan sawah teras yang menakjubkan. Dari sudut pandang tertentu, hamparan teras itu seperti lukisan hidup, sebuah garis-garis hijau dan emas yang melingkar mengikuti kontur bukit. Penduduk setempat masih bekerja dengan cara lama: menanam dan memanen padi dengan tangan, sambil berbincang ringan di bawah matahari pagi. Tak perlu terburu-buru di sini. Ambil waktu Anda untuk sekadar berdiri diam dan menikmati pemandangan yang sulit ditemukan di tempat lain.
Perjalanan berlanjut ke Shiqiao Village, sebuah desa kecil yang terkenal karena teknik pembuatan kertas tradisionalnya. Penduduk di sini masih menggunakan kulit pohon dan air sungai untuk membuat kertas secara manual, sebuah tradisi yang sudah berumur lebih dari seribu tahun. Anda tidak hanya akan melihat, tapi juga bisa mencoba merendam, menumbuk, dan menyaring bubur kertas sendiri. Hasilnya mungkin tidak sempurna, tapi pengalaman ini akan memberi Anda rasa hormat yang baru terhadap kesabaran dan ketelitian orang Guizhou.
Menjelang sore, Anda tiba di Qingman Miao Village, sebuah desa yang berbentuk seperti pengki besar bila dilihat dari udara. Jalan setapaknya terbuat dari batu biru yang halus, dan setiap langkah seolah membawa Anda lebih dalam ke dunia lain, yaitu rumah kayu berumur puluhan tahun, aroma kayu bakar, dan suara tawa anak-anak yang bermain di pinggir jalan. Di sini, Anda bisa berinteraksi dengan penduduk setempat, melihat pakaian tradisional mereka yang penuh warna, dan mungkin berkesempatan mencicipi teh beras buatan tangan mereka yang disajikan untuk tamu.
Untuk malam hari, Anda bisa menginap di Kaili Heaven-Sent Dragon Hotel, yang menawarkan kenyamanan modern dengan sentuhan budaya etnis pada interiornya. Jika Anda ingin suasana yang lebih autentik, beberapa guesthouse lokal di desa Miao sekitar Kaili juga bisa menjadi pilihan menarik, terdengar sederhana, tapi hangat dan penuh keramahan.
Makan malam bisa Anda nikmati di restoran lokal di Kaili yang menyajikan masakan khas Miao. Coba menu sour soup fish versi mereka, yang lebih lembut dan sedikit lebih asam dibandingkan versi Guiyang. Duduk di meja kayu panjang, sambil mendengar lagu-lagu rakyat dari pengeras suara kecil, Anda akan merasa benar-benar berada di jantung Guizhou, sebuah tempat di mana budaya bukan sekadar tontonan, tapi bagian dari kehidupan sehari-hari.


3. Hari ke-3: Menyelami Budaya Suku Miao, Dari Batik hingga Tradisi yang Hidup
Hari ini Anda akan benar-benar tenggelam dalam kehidupan masyarakat Miao, yaitu salah satu kelompok etnis terbesar dan paling berwarna di Guizhou. Setelah sarapan di hotel, perjalanan singkat akan membawa Anda ke sebuah desa Miao yang berbeda dari yang lain. Begitu tiba, Anda mungkin langsung memperhatikan sesuatu yang menarik: para wanita di sini berpakaian dengan gaya menyerupai seragam, warisan dari masa ketika leluhur mereka menjadi bagian dari pasukan lokal untuk melindungi desa. Sekilas terlihat gagah, tapi saat mereka tersenyum, Anda tahu bahwa kekuatan mereka bukan hanya dari pakaian, melainkan dari semangat dan kerja keras yang diwariskan turun-temurun.
Desa ini terkenal karena seni batiknya yang kuno. Anda akan diajak masuk ke rumah-rumah pewarna, sebuah bangunan kayu dengan aroma lilin dan pewarna alami yang khas. Seorang wanita paruh baya dengan tangan yang ternoda biru akan memperlihatkan bagaimana kain putih polos berubah menjadi karya indah dengan motif rumit. Tidak hanya melihat, Anda juga bisa mencoba menggambar motif sederhana di atas kain, lalu menyelupkannya ke dalam cairan pewarna. Prosesnya meditasi tersendiri: lambat, hati-hati, dan penuh kesabaran. Setiap guratan terasa seperti percakapan antara manusia dan tradisi.
Setelah makan siang di desa, yang biasanya berupa hidangan rumahan seperti ayam rebus dengan jahe, sayur tumis, dan nasi hangat yang baru dimasak, dimana Anda akan mengunjungi dua desa Miao lainnya di sekitar Kaili. Setiap desa punya ciri khas: rumah-rumah kayu bertingkat yang menjulang di tepi lereng, kostum perempuan dengan perhiasan perak besar yang berkilau di bawah sinar matahari, dan musik tradisional yang dimainkan dengan alat tiup dari bambu. Di beberapa desa, Anda bisa melihat pertunjukan spontan, sebuah tarian sirkular dengan nyanyian yang seolah tak punya lirik, tapi penuh emosi.
Penduduk Miao dikenal sangat ramah. Mereka mungkin akan mengundang Anda untuk mencicipi arak beras buatan sendiri atau sekadar duduk di teras rumah sambil berbagi cerita. Di sini, waktu terasa berjalan lebih pelan. Tidak ada agenda ketat, tidak ada keramaian, yang hanya percakapan ringan, udara bersih, dan senyum tulus yang akan Anda ingat jauh setelah perjalanan berakhir.
Malam ini Anda kembali ke Kaili untuk beristirahat. Jika masih ada tenaga, Anda bisa berjalan-jalan di sekitar pasar malam kecil di kota untuk melihat aneka kerajinan tangan, yang mulai dari perhiasan perak, kain batik, hingga tas bordir buatan lokal. Bahkan jika Anda tidak membeli apa pun, melihat para pengrajin bekerja sambil bercanda dengan pelanggan sudah menjadi pengalaman tersendiri.
Sebelum tidur, mungkin Anda akan merasa sesuatu yang sederhana tapi kuat: kesadaran bahwa budaya seperti ini tidak bisa diciptakan ulang, yang hanya bisa dijaga, dihormati, dan dikunjungi dengan hati terbuka.


4. Hari ke-4: Dari Kaili ke Zhenyuan, Menyusuri Sungai Wuyang dan Jejak Sejarah di Kota Tua
Setelah beberapa hari menikmati keaslian desa-desa Miao, perjalanan hari ini membawa Anda menuju sisi lain Guizhou, sebuah kota kuno Zhenyuan, yang dikenal sebagai “mutiara di antara gunung dan air”. Perjalanan dari Kaili memakan waktu sekitar dua jam, melewati jalanan berliku di antara lembah dan bukit kapur. Begitu mendekati Zhenyuan, Anda akan mulai melihat atap-atap rumah tua yang menempel di tebing dan bayangan sungai Wuyang yang berkilau di bawah sinar matahari.
Setibanya di sana, Anda akan naik kapal kecil menyusuri Sungai Wuyang. Angin lembut bertiup di wajah, membawa aroma air segar dan dedaunan basah. Pemandangan di sepanjang sungai seolah disusun dengan sempurna, yang berisikan tebing batu menjulang di satu sisi, hutan hijau di sisi lain, dan sesekali terlihat kuil kecil atau jembatan batu yang tampak seperti potongan lukisan kuno. Perjalanan dengan perahu ini tidak hanya menyenangkan, tapi juga menenangkan. Di momen-momen seperti ini, Anda mungkin akan benar-benar paham kenapa banyak orang menyebut Guizhou sebagai tempat untuk “bernafas kembali”.
Usai menyusuri sungai, Anda akan menjelajahi Zhenyuan Ancient Town, kota tua yang berusia lebih dari dua ribu tahun. Jalan-jalannya sempit, dipenuhi rumah bergaya Ming dan Qing yang masih terawat. Di sini, waktu seperti berjalan lambat. Pedagang menjajakan teh, kerajinan, dan kudapan ringan, sementara suara musik tradisional terdengar dari kejauhan. Anda bisa naik ke Qinglong Cave Complex, sebuah area kuil di tebing yang menghadap ke sungai. Di sini, tiga ajaran besar Tiongkok (Buddhisme, Taoisme, dan Konfusianisme) hidup berdampingan. Dari atas, pemandangan kota Zhenyuan benar-benar luar biasa: rumah-rumah tua berjejer mengikuti lekukan sungai yang berbentuk tapal kuda, dengan lampu-lampu mulai menyala menjelang senja.
Saat malam tiba, Zhenyuan berubah suasana. Lampu-lampu kuning dari rumah tradisional memantul di air sungai, menciptakan pemandangan yang romantis dan sedikit melankolis. Anda bisa makan malam di salah satu restoran tepi sungai, yang mungkin mencicipi ikan sungai panggang atau tofu soup khas setempat, sambil menikmati suasana kota yang tenang dan bersahaja.
Untuk menginap, Zhenyuan Xiangzhi Guesthouse atau Lanbo River View Inn bisa jadi pilihan yang nyaman. Keduanya punya balkon yang menghadap langsung ke sungai, ideal untuk menutup hari dengan secangkir teh hangat dan suara air yang menenangkan.
Zhenyuan mungkin tidak sebesar kota lain di Tiongkok, tapi justru di sanalah daya tariknya. Di setiap gang batu tua, Anda bisa merasakan sisa-sisa sejarah yang masih hidup, bukan di museum, tapi di kehidupan sehari-hari penduduknya.


5. Hari ke-5: Dari Zhenyuan ke Gunung Fanjing, Langit, Batu, dan Keheningan
Hari ini Anda akan berangkat menuju salah satu tempat paling sakral sekaligus menakjubkan di seluruh Tiongkok barat daya, Gunung Fanjing (Fanjingshan). Dari Zhenyuan, perjalanan darat memakan waktu sekitar tiga jam. Di sepanjang jalan, pemandangan berubah dari kota tua di tepi sungai menjadi perbukitan yang perlahan menjulang. Semakin dekat ke kawasan Fanjing, udara terasa lebih dingin, dan kabut tipis mulai menggantung di antara pepohonan.
Gunung Fanjing merupakan situs Warisan Alam Dunia UNESCO sejak 2018, dan bagi umat Buddha, tempat ini dianggap suci, yang dipercaya sebagai tanah perwujudan Brahma. Tapi bahkan jika Anda bukan peziarah, Fanjing tetap akan memukau. Tebing-tebing batu berlapis lumut berdiri menjulang, dan di puncaknya terdapat dua kuil kuno yang berdiri di atas dua batu raksasa yang tampak hampir mustahil untuk dijangkau. Jalur pendakiannya menantang, tapi setiap langkah menawarkan pemandangan yang luar biasa: kabut bergulung, pepohonan purba, dan sesekali kicauan burung langka yang hanya hidup di daerah ini.
Anda bisa naik sebagian jalur menggunakan cable car jika ingin menghemat tenaga. Dari titik tengah, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki melewati anak tangga batu yang berliku. Di puncak “Red Cloud Golden Summit”, udara terasa sangat tipis, tapi pemandangannya luar biasa, dimana terdapat awan bergerak cepat di bawah kaki Anda, dan di kejauhan tampak pegunungan Guizhou terbentang sejauh mata memandang. Ini bukan hanya tentang mendaki gunung, tapi tentang menemukan keheningan yang jarang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah turun dari Fanjing dan makan siang di restoran lokal di kaki gunung (biasanya sederhana tapi lezat, dengan sayuran gunung dan ayam rebus khas daerah), perjalanan berlanjut ke Shiqian Hot Spring Resort, sekitar satu jam dari sana. Pemandian air panas ini sudah dikenal sejak zaman Dinasti Ming, yang usianya lebih dari 400 tahun. Airnya kaya mineral dan, uniknya, aman untuk diminum. Di sini, Anda bisa benar-benar beristirahat setelah hari panjang di pegunungan: berendam di kolam air hangat di bawah langit malam Guizhou, dengan bintang-bintang yang tampak lebih terang dari biasanya.
Untuk penginapan, Anda bisa memilih Shiqian Hot Spring Hotel, yang punya kolam pribadi dan kamar luas bergaya tradisional-modern. Atau jika ingin suasana yang lebih alami, beberapa resort di sekitar area pegunungan menawarkan pengalaman berendam di kolam luar ruangan dengan pemandangan lembah.
Malam di Shiqian terasa damai. Tidak banyak suara selain gemericik air dan nyanyian serangga dari hutan sekitar. Setelah beberapa hari perjalanan, ini momen yang pas untuk diam, menatap langit, dan membiarkan tubuh serta pikiran benar-benar tenang.


6. Hari ke-6: Kembali ke Guiyang, Menutup Perjalanan dengan Rasa Syukur
Pagi di Shiqian biasanya dimulai dengan kabut tipis yang menari di atas kolam air panas. Udara segar dan aroma sulfur yang lembut membuat Anda enggan beranjak. Setelah sarapan santai di resort, yang biasanya merupakan roti kukus, bubur hangat, dan teh hijau lokal, Anda punya waktu sejenak untuk berjalan di taman kecil di sekitar hotel. Di sinilah Anda mungkin benar-benar menyadari betapa perjalanan ini telah memberi ruang untuk bernapas.
Sekitar tengah hari, Anda akan berangkat kembali ke Guiyang untuk mengejar penerbangan atau kereta pulang. Perjalanan memakan waktu sekitar tiga jam, cukup bagi Anda untuk memandangi kembali pemandangan Guizhou yang khas: lembah hijau, rumah-rumah kayu, dan ladang-ladang kecil yang tampak seperti mosaik alam. Jika waktu memungkinkan, Anda bisa berhenti sejenak di pusat kota Guiyang untuk makan siang terakhir, mungkin di restoran lokal seperti Lao Kai Noodle House yang terkenal dengan mie pedasnya, atau di Shanxi Road Food Street untuk mencicipi kudapan ringan sambil membeli oleh-oleh kecil.
Baca juga: Rekomendasi Itinerary 8 Hari ke China: Tur Mengelilingi Chengdu, Jiuzhaigou dan Chongqing
Menutup perjalanan ini, Anda mungkin akan merasa bahwa Guizhou bukanlah tempat yang menakjubkan dalam cara yang “megah”, melainkan dalam cara yang jujur dan manusiawi. Tidak ada hiruk pikuk kota besar, tidak ada bangunan megah yang mencolok. Tapi justru di balik kesederhanaan itulah daya tarik Guizhou hidup, di wajah ramah orang-orang yang Anda temui, di jalan batu yang sudah dilalui generasi demi generasi, dan di alam yang masih berbicara dalam bahasa yang sunyi tapi kuat.


Penutup: Menemukan Keindahan dalam Kesederhanaan
Perjalanan enam hari ini bukan hanya tentang berpindah tempat, tapi tentang merasakan ritme hidup yang berbeda. Di Guizhou, waktu seolah berjalan sedikit lebih lambat, memberi kesempatan untuk benar-benar memperhatikan: aroma tanah setelah hujan, suara nyanyian dari rumah di lereng bukit, dan tangan-tangan tua yang masih menganyam kain dengan sabar. Anda tidak sekadar melihat budaya — Anda ikut menyentuhnya.
Dan mungkin, itu pelajaran terbesar dari Guizhou: bahwa keindahan tidak selalu harus spektakuler. Kadang, keindahan justru hadir di tempat yang tenang, jauh dari sorotan, tapi meninggalkan kesan yang mendalam. Saat pesawat Anda lepas landas meninggalkan Guiyang, ada kemungkinan besar Anda akan tersenyum kecil — karena bagian dari ketenangan Guizhou kini ikut pulang bersama Anda.
Nah! Setelah melihat itinerary di atas, apakah Anda sudah siap untuk mengunjungi Negeri Tirai Bambu ini? Tourchina.co.id punya pilihan paket terbaik untuk Anda yang ingin mengunjungi China yang telah kami siapkan dengan baik, mulai dari rencana perjalanan hingga akomodasi Anda selama berliburan ke sana. Tertarik untuk memakai jasa kami? Anda dapat mengunjungi link berikut untuk mendapatkan paket-paket unggulan dari kami!
Paket Open Trip Tour China 8D New Super Sale Bejing and Shanghai (Start Jakarta) 2025
Paket Open Trip Tour China 8D Wonderful China Zhangjiajie and Fenghuang Plus Shanghai 2025
Jangan lupa untuk mengikuti artikel-artikel menarik lainnya dari kami pada link berikut ini!
Ikuti kami untuk mendapatkan informasi terbaru tentang paket tur ke China dengan harga terbaik dan terjangkau!
