10 Rekomendasi Makanan China yang Cocok untuk Jadi Sarapan Anda
Hanifam
10/1/202512 min read


Sarapan dengan Hidangan Tradisional dari China
Sarapan di Tiongkok itu penuh warna dan benar-benar mencerminkan kekayaan budaya tiap daerah. Hampir setiap wilayah punya kebiasaan dan menu sarapan khasnya sendiri, jadi jangan heran kalau makanan pagi di Beijing terasa sangat berbeda dengan yang ada di Guangzhou atau Chengdu. Ada yang ringan, ada pula yang lebih berat, tergantung tradisi setempat dan bahan makanan yang mudah diperoleh di daerah itu.
Kalau bicara menu, orang Tiongkok punya beragam pilihan. Beberapa yang paling sering dijumpai misalnya susu kedelai hangat yang biasanya dipasangkan dengan youtiao atau cakwe goreng, lalu ada baozi alias bakpao kukus dengan berbagai isian, hingga douhua atau puding tahu yang lembut. Di beberapa daerah, mie gandum jadi menu favorit, sementara di wilayah lain, mie beras lebih sering dipilih untuk sarapan. Bagi masyarakat sana, sarapan bukan hanya soal mengisi perut, tapi juga tentang kehangatan, kenyamanan, dan tentu saja rasa yang akrab di lidah sejak kecil.
Yang menarik, makanan-makanan ini sangat mudah ditemukan di jalanan setiap pagi. Kami yakin kalau Anda pernah berjalan-jalan ke kota-kota di Tiongkok, Anda akan melihat deretan kios dan pedagang kaki lima yang sibuk menyiapkan sarapan untuk orang-orang yang bergegas ke kantor atau sekolah. Suasananya ramai, aromanya menggoda, dan suasana itu sendiri menjadi bagian dari pengalaman kuliner yang khas.
Jadi, kalau suatu hari Anda berkunjung ke Tiongkok, jangan lewatkan kesempatan untuk sarapan ala lokal. Cobalah duduk di bangku kecil di tepi jalan, pesan susu kedelai hangat dengan cakwe, atau semangkuk mie panas yang mengepul. Rasanya sederhana, tapi pengalaman itu akan meninggalkan kesan mendalam, karena sarapan di Tiongkok bukan hanya tentang makanan, melainkan juga tentang menikmati budaya sehari-hari masyarakatnya.
1. Dim Sum (点心)
Selain sarapan jalanan yang sederhana, ada juga tradisi lain yang sangat terkenal: morning tea atau yang biasa dikenal dengan yum cha. Meski disebut “tea,” sebenarnya ini bukan nama hidangan, melainkan kebiasaan sarapan yang sudah mengakar dalam budaya Tiongkok, terutama di Guangdong bagian selatan, Hong Kong, dan Makau. Tradisi ini kemudian menyebar ke berbagai Chinatown di dunia, sehingga mudah ditemui di banyak kota besar.
Baca juga: Rekomendasi 15 Makanan Lokal di Shanghai yang Wajib Dicoba saat Berkunjung
Morning tea identik dengan dim sum, sekumpulan hidangan kecil yang disajikan dalam mangkuk mungil atau keranjang bambu. Variasinya luar biasa banyak, mulai dari nasi dan mie, hingga dumpling, siomay, dan bakpao kecil dengan berbagai isian. Yang tak boleh ketinggalan tentu saja teh. Pilihannya pun beragam, dari teh hijau, oolong, melati, hingga bunga krisan. Minum teh sambil menikmati dim sum bukan hanya soal makan, tetapi juga ritual bersantai dan bercengkerama.
Kalau Anda pernah masuk ke restoran dim sum, suasananya biasanya riuh hangat. Para tamu memilih hidangan dari troli atau daftar menu yang penuh dengan pilihan, lalu hidangan datang dalam wadah bambu beruap atau piring kecil. Di antara sekian banyak, beberapa favorit yang selalu dicari orang adalah cheong fun atau gulungan bihun kukus dengan saus manis gurih, hakao atau dumpling udang transparan, dan tentu segelas teh hangat yang menemani.
Morning tea lebih dari sekadar sarapan, tapi juga merupakan pengalaman sosial. Duduk bersama keluarga atau teman, berbagi hidangan kecil, sambil menyesap teh, menjadikan waktu sarapan terasa lebih panjang dan menyenangkan. Jadi kalau Anda punya kesempatan, coba luangkan pagi Anda di sebuah restoran dim sum, karena dari sana Anda akan merasakan sendiri bagaimana makanan, minuman, dan kebersamaan berpadu menjadi sebuah tradisi yang tak lekang oleh waktu.


2. Tofu Pudding (豆花)
Selain dim sum, ada satu hidangan ringan yang juga cukup populer dan sering muncul di meja sarapan: puding tahu atau douhua. Hidangan ini dibuat dari tahu yang sangat lembut, hampir selembut sutra, yang berasal dari olahan kedelai segar. Teksturnya halus sekali sehingga langsung lumer di mulut, membuatnya cocok disantap oleh siapa saja, dari anak-anak hingga orang tua.
Menariknya, rasa douhua berbeda-beda tergantung daerah. Di bagian utara Tiongkok, orang lebih suka menyajikannya dengan cita rasa gurih. Biasanya diberi kecap asin, sedikit garam, atau bahkan tambahan daging cincang. Rasanya mengenyangkan sekaligus hangat, sangat pas untuk pagi hari yang dingin.
Sementara itu, di selatan Tiongkok, puding tahu justru dinikmati dengan cara manis. Kuah jahe hangat yang dicampur sirup gula merah dituangkan di atas tahu lembut, menghasilkan kombinasi rasa manis dan sedikit pedas dari jahe. Versi ini sering dianggap lebih menyegarkan, terutama di daerah dengan cuaca yang lebih hangat.
Kalau Anda mencicipi kedua versi ini, Anda akan merasakan betapa satu bahan sederhana seperti tahu bisa berubah menjadi pengalaman kuliner yang sangat berbeda, hanya karena perbedaan budaya dan selera. Dan itulah salah satu hal menarik dari sarapan di Tiongkok: bukan hanya soal makanan, tapi juga tentang bagaimana tradisi setempat memberi warna pada setiap gigitan.


3. Steamed Glutinous Rice (粽子)
Salah satu hidangan tradisional lain yang tak kalah menarik adalah rice dumpling atau yang lebih dikenal dengan nama zongzi. Makanan ini dibuat dari beras ketan yang dikukus lalu dibungkus dengan daun bambu. Bentuknya segitiga atau menyerupai bantal kecil, dan di dalamnya berisi berbagai macam isian. Anda bisa menemukan versi manis dengan pasta kacang merah, biji teratai, atau kuning telur asin, hingga versi gurih berisi daging babi berlemak dan kacang kastanye.
Zongzi bukan hanya makanan sehari-hari, tetapi juga erat kaitannya dengan budaya dan tradisi. Hidangan ini menjadi ikon saat perayaan Dragon Boat Festival, sebuah perayaan besar di Tiongkok yang sarat dengan sejarah dan simbol kebersamaan. Menyantap zongzi saat festival terasa lebih istimewa karena selain rasanya yang lezat, makanan ini juga membawa makna kebersamaan keluarga dan penghormatan pada tradisi leluhur.
Selain zongzi, ada juga bola-bola ketan atau tangyuan yang sama-sama terbuat dari beras ketan, tetapi penyajiannya berbeda. Berbeda dengan zongzi yang dibungkus daun bambu, tangyuan biasanya langsung dibentuk bulat dan dimasak tanpa balutan apa pun. Isinya bisa bervariasi, mulai dari pasta kacang tanah, wijen hitam, hingga varian manis lain sesuai selera. Bahkan, banyak penjual yang membuatkannya langsung sesuai permintaan pembeli.
Baik zongzi maupun tangyuan adalah contoh bagaimana bahan sederhana seperti beras ketan bisa diolah menjadi hidangan yang tidak hanya mengenyangkan, tapi juga penuh makna. Jadi kalau suatu hari Anda berkesempatan mencicipinya di Tiongkok atau Chinatown, jangan lewatkan pengalaman menyantap makanan tradisional ini, karena setiap gigitan membawa Anda lebih dekat pada budaya yang sudah berusia ratusan tahun.


4. Pancake dengan Telur (煎饼)
Nah, kalau berbicara tentang sarapan praktis yang jadi favorit banyak orang di Tiongkok, jiang bing atau pancake khas Tiongkok ini tidak boleh dilewatkan. Hidangan ini berupa pancake tipis, mirip crepe, yang dimasak dengan cepat di atas wajan datar panas. Isinya biasanya cenderung gurih atau pedas, sehingga cocok sekali untuk dimakan di pagi hari ketika orang sedang terburu-buru berangkat kerja atau sekolah. Tak heran kalau jiang bing dikenal sebagai salah satu “sarapan kilat” paling populer di jalanan kota-kota Tiongkok.
Yang membuat jiang bing unik adalah cara penyajiannya. Pancake tipis ini biasanya dilipat dan di dalamnya diberi isian berupa potongan adonan goreng renyah (mirip cakwe tipis) yang memberikan tekstur garing. Di atasnya kemudian ditambahkan telur goreng, acar sawi cincang halus, daun bawang segar, ketumbar, serta olesan saus pedas atau saus gurih manis, tergantung selera. Hasilnya adalah kombinasi rasa dan tekstur yang benar-benar menggoda.
Bagi banyak orang Tiongkok, jiang bing adalah pilihan sempurna untuk sarapan sambil berjalan. Rasanya mengenyangkan, mudah dibawa, dan aromanya begitu khas sehingga bisa langsung menggoda siapa pun yang lewat di dekat penjualnya. Jika Anda sempat berkunjung, cobalah membeli satu dari kios pinggir jalan di pagi hari, sebuah pengalaman menyantap pancake panas yang baru saja keluar dari wajan akan membuat Anda semakin mengerti kenapa makanan ini begitu dicintai.


5. Rice Noodles (米粉)
Kalau Anda mencari pilihan sarapan yang bebas gluten, mie beras bisa jadi jawabannya. Walaupun bentuknya sekilas mirip dengan mie gandum, rasa dan teksturnya jelas berbeda. Karena berbahan dasar beras, mie ini lebih kenyal dan ringan, sehingga cocok disantap kapan saja. Mie beras sendiri lebih sering ditemukan di bagian selatan Tiongkok, terutama di provinsi Guangxi dan Yunnan yang memang terkenal dengan kuliner berbahan dasar beras.
Salah satu varian yang paling populer adalah Guilin rice noodles. Hidangan ini sudah seperti ikon kuliner di Guangxi, dan saking terkenalnya, hampir setiap sudut kota punya kios atau restoran kecil yang menyajikannya. Yang menarik, mie ini bukan hanya disantap untuk sarapan, tapi juga jadi pilihan praktis untuk makan siang maupun malam, karena porsinya bisa diatur sesuai kebutuhan.
Baca juga: 12 Rekomendasi Restoran Terbaik di Shanghai yang Wajib Anda Coba!
Dalam satu mangkuk Guilin rice noodles, Anda akan menemukan mie beras yang direbus lalu disajikan dengan taburan kacang tanah atau kedelai goreng, irisan tipis daging (bisa sapi, babi, atau ayam), daun bawang segar, dan acar sawi. Biasanya kuahnya ringan tapi penuh rasa, dan Anda bisa menambahkan bumbu atau topping sesuai selera. Kombinasi tekstur renyah, gurih, dan segar ini membuatnya jadi hidangan yang sederhana namun sangat memuaskan.
Bagi kami, mie beras Guilin adalah contoh makanan rakyat yang benar-benar mencerminkan kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. Murah, enak, mudah ditemukan, dan selalu jadi pilihan andalan. Kalau Anda berkesempatan mengunjungi Guangxi, mencicipi seporsi mie beras hangat di pagi hari akan memberi pengalaman kuliner yang autentik sekaligus mengenyangkan.


6. Wheat Noodles (面条)
Kalau di selatan Tiongkok sarapan mie beras jadi andalan, lain halnya dengan wilayah utara yang lebih akrab dengan gandum. Di sana, semangkuk mie gandum hangat dan berbumbu kaya rasa adalah pilihan sarapan yang umum. Teksturnya lebih kenyal dan mengenyangkan, sangat cocok untuk cuaca dingin yang sering melanda daerah utara.
Salah satu contoh yang terkenal adalah mie khas Wuhan yang disebut hot-and-dry noodles (reganmian). Hidangan ini begitu populer sampai-sampai hampir semua orang di Wuhan pernah memulainya pagi mereka dengan semangkuk mie ini. Cara pembuatannya cukup unik: mie direbus, lalu digoreng sebentar, dikeringkan, dan ketika akan disajikan kembali disiram air panas sebentar sebelum diberi bumbu pedas gurih. Hasilnya adalah mie yang kenyal, beraroma tajam, dan tentu saja sangat menggugah selera.
Selain itu, ada juga mie tarik khas Lanzhou yang terkenal hingga ke luar Tiongkok. Disebut Lanzhou stretched noodles, mie ini dibuat dengan cara ditarik tangan hingga menghasilkan tekstur yang panjang, tipis, dan elastis. Hidangan ini termasuk kuliner halal, sehingga biasanya disajikan dengan irisan daging sapi atau kambing, ditambah kuah bening hangat dan taburan daun ketumbar. Kesederhanaannya justru jadi daya tarik utama, dan mungkin itu sebabnya mie ini begitu dicintai banyak orang.
Sekarang, Anda tak perlu jauh-jauh ke Wuhan atau Lanzhou untuk mencicipi mie gandum khas mereka. Toko-toko mie sudah banyak tersebar di hampir semua kota di Tiongkok, bahkan sampai ke luar negeri. Jadi, di mana pun Anda berada, besar kemungkinan ada semangkuk mie gandum autentik yang menunggu untuk disantap, dimana membawa cita rasa khas daerah utara langsung ke meja Anda.


7. Wontons dan Dumplings (馄饨 & 饺子)
Kalau bicara tentang sarapan khas Tiongkok, tentu tak lengkap tanpa menyebut wonton dan dumpling. Keduanya sekilas terlihat mirip karena sama-sama terdiri dari kulit tipis berbahan tepung terigu dan air, lalu diisi dengan berbagai macam isian. Bedanya biasanya terletak pada bentuk, cara lipat, serta gaya penyajiannya. Meski begitu, baik wonton maupun dumpling sama-sama punya tempat spesial di hati masyarakat Tiongkok.
Wonton biasanya disajikan dengan kuah bening yang harum dan ringan, sehingga cocok disantap sebagai sarapan hangat di pagi hari. Selain direbus dalam sup, wonton juga bisa dikukus dalam kukusan bambu atau digoreng garing di atas wajan panas. Di beberapa daerah, wonton juga dipadukan dengan mie sehingga lahirlah hidangan terkenal bernama wonton noodles yang cukup populer, terutama di Hong Kong.
Isian wonton sangat beragam. Ada yang diisi dengan daging babi cincang, udang segar, ikan, jamur, hingga sayuran cincang. Kombinasi rasa gurih dan tekstur kenyal kulitnya membuat hidangan ini selalu jadi favorit. Dumpling, di sisi lain, punya variasi yang tidak kalah banyak. Mulai dari jiaozi yang biasanya direbus atau digoreng, hingga shui jiao yang disajikan dengan kuah sederhana, semuanya menawarkan rasa yang akrab sekaligus memuaskan.
Wonton dan dumpling bukan sekadar makanan. Mereka adalah bagian penting dari budaya makan Tiongkok, sering hadir di meja keluarga saat Tahun Baru Imlek atau sekadar sebagai pengisi perut di pagi hari. Jadi, kalau Anda berkesempatan mencicipinya, baik di restoran ataupun kios kecil pinggir jalan, jangan lewatkan pengalaman menikmati kelezatan sederhana namun penuh tradisi ini.


8. Congee (粥)
Kalau ada satu hidangan yang bisa disebut sebagai “menu wajib” sarapan di Tiongkok, jawabannya hampir pasti adalah bubur nasi atau congee. Hidangan ini sederhana sekali, yaitu beras dimasak dengan banyak air hingga teksturnya lembut dan agak cair, menghasilkan rasa yang ringan dan mudah dicerna. Karena sifatnya yang lembut dan hangat, congee dianggap sebagai makanan nyaman yang bisa disantap oleh siapa saja, dari anak kecil hingga orang lanjut usia.
Supaya tidak terasa hambar, congee biasanya diberi tambahan topping yang berbeda-beda sesuai daerah. Ada yang menambahkan sayuran asin, tahu fermentasi, kacang tanah goreng, telur asin, hingga irisan daging. Setiap topping memberi sentuhan unik, sehingga semangkuk congee bisa terasa gurih, segar, bahkan sedikit asam, tergantung cara menikmatinya. Di beberapa daerah, bubur ini bahkan dianggap lengkap hanya dengan taburan daun bawang dan kecap asin.
Menariknya, congee tidak selalu gurih. Ada juga versi manis yang sering dibuat dari kacang merah, beras hitam, biji jali (coix seeds), atau kacang tanah. Warna buburnya jadi lebih beragam: merah, ungu, bahkan kehitaman, dan rasanya manis alami tanpa perlu banyak tambahan. Banyak orang merasa versi manis ini sudah enak apa adanya, sehingga tak membutuhkan topping tambahan.
Congee adalah contoh makanan yang sederhana tapi sangat fleksibel. Ia bisa berubah rasa sesuai dengan budaya, kebiasaan, dan bahan lokal di setiap daerah. Itulah sebabnya congee bertahan sebagai salah satu sarapan paling populer di Tiongkok, memiliki rasa yang hangat, menenangkan, dan selalu bisa menyesuaikan diri dengan selera siapa pun.


9. Baozi (包子)
Bakpao atau steamed buns adalah salah satu makanan paling ikonik di Tiongkok, dan bisa dibilang hampir selalu ada di meja makan. Meski bisa disantap kapan saja, hidangan ini justru paling populer di pagi hari. Sifatnya yang praktis, mengenyangkan, dan mudah dibawa menjadikan bakpao pilihan favorit banyak orang untuk sarapan cepat sebelum beraktivitas.
Variasi bakpao hampir tidak ada habisnya. Untuk yang gurih, isian umumnya berupa daging babi cincang, terong, telur, atau sayuran segar seperti kucai. Rasanya hangat, lembut, dan pas untuk mengisi perut di pagi hari. Sementara itu, versi manisnya juga tak kalah digemari, dengan isian pasta kacang merah, custard lembut, wijen manis, hingga gula. Karena variasinya begitu banyak, bakpao bisa menyesuaikan selera siapa pun, baik pecinta rasa gurih maupun manis.
Selain bakpao ukuran besar, ada juga varian kecil yang sering dijual dalam keranjang bambu berisi sekitar delapan buah. Inilah yang dikenal dengan sebutan xiaolongbao atau “small basket buns.” Berbeda dengan bakpao biasa, xiaolongbao biasanya berisi daging cincang yang juicy dengan kuah gurih tersembunyi di dalamnya. Begitu digigit, kuah panas akan keluar, memberi sensasi unik yang membuatnya sangat terkenal, terutama di Shanghai.
Bakpao bukan sekadar makanan praktis, tapi juga bagian dari budaya makan yang hangat dan merakyat. Entah itu bakpao sederhana dari kios pinggir jalan atau xiaolongbao mewah di restoran terkenal, setiap gigitannya selalu menghadirkan rasa kenyamanan yang tak pernah gagal memulai hari dengan baik.


10. Soybean Milk dengan Deep-Fried Dough Sticks (豆浆 & 油条)
Ada satu pasangan sarapan yang bisa dibilang jadi “duo klasik” di Tiongkok: susu kedelai dan cakwe goreng. Keduanya begitu sering muncul berpasangan sehingga banyak orang menganggap ini kombinasi sarapan paling umum dan tak tergantikan. Selain dimakan bersama, beberapa orang juga suka menambahkan cakwe ke dalam bubur nasi (congee) sebagai pelengkap yang membuat sarapan jadi lebih lengkap.
Susu kedelai dibuat dengan cara yang sederhana, biasanya menggunakan blender untuk menghancurkan kedelai yang sudah direndam, lalu dimasak hingga hangat. Di kios sarapan, Anda bisa dengan mudah menemukan susu kedelai segar yang disajikan dalam gelas sekali pakai—praktis dan sangat cocok untuk dibawa pergi. Rasanya ringan dan menyehatkan, sehingga banyak orang memilihnya sebagai minuman pembuka hari.
Pasangan dari susu kedelai ini adalah cakwe, atau dalam bahasa Inggris disebut deep-fried dough sticks. Bentuknya panjang, berwarna cokelat keemasan, dengan tekstur renyah di luar tapi lembut di dalam. Ada yang suka menikmatinya langsung begitu saja, ada juga yang mencelupkannya ke dalam susu kedelai hangat. Cara terakhir ini dianggap memberi sensasi rasa yang lebih nikmat, karena cakwe menyerap manis gurihnya susu kedelai.
Baca juga: Rekomendasi 12 Kuliner Beijing untuk Anda yang Pertama Kali Berlibur ke China
Bagi kami, kombinasi sederhana ini adalah potret nyata sarapan ala rakyat Tiongkok: murah, cepat, mengenyangkan, dan penuh nostalgia. Satu gelas susu kedelai hangat plus sebatang cakwe renyah bisa membuat pagi siapa pun terasa lebih bersemangat. Kalau Anda berkesempatan berkunjung, jangan ragu untuk mencoba, rasanya mungkin sederhana, tapi pengalaman kuliner yang Anda dapatkan akan sangat membekas.


Penutup: Sarapan Sebagai Cermin Budaya
Dari bubur hangat hingga dim sum mewah, dari bakpao sederhana hingga mie yang ditarik langsung di hadapan kita, sarapan di Tiongkok benar-benar mencerminkan betapa kayanya tradisi kuliner negara ini. Setiap hidangan punya cerita, setiap gigitan membawa jejak budaya yang diwariskan turun-temurun. Yang sederhana sekalipun, seperti susu kedelai dengan cakwe, tetap punya makna mendalam dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya.
Bagi kami, sarapan di Tiongkok bukan sekadar soal mengisi perut, melainkan sebuah pengalaman. Ia menunjukkan bagaimana masyarakat memadukan bahan lokal, kebiasaan lama, dan sedikit kreativitas untuk menciptakan hidangan yang bertahan hingga ratusan tahun. Dari utara hingga selatan, dari kota besar hingga desa kecil, ada begitu banyak rasa dan cara menikmati pagi yang bisa kita pelajari.
Jadi, kalau suatu saat Anda punya kesempatan berjalan-jalan di Tiongkok atau sekadar mampir ke Chinatown terdekat, jangan lewatkan momen untuk mencicipi sarapan ala lokal. Duduklah di bangku sederhana, hirup aroma masakan yang mengepul, lalu nikmati setiap suapan. Anda tidak hanya akan merasakan lezatnya makanan, tetapi juga menemukan bagian kecil dari jiwa Tiongkok yang sesungguhnya.
Jangan lupa untuk mengikuti artikel-artikel menarik lainnya dari kami pada link berikut ini!
Ikuti kami untuk mendapatkan informasi terbaru tentang paket tur ke China dengan harga terbaik dan terjangkau!
