12 Rekomendasi Lokasi Wisata di China yang Pernah Menjadi Latar Film Terkenal
Hanifam
10/8/202517 min read


China Sebagai Lokasi Latar di Film
Pernahkah Anda memperhatikan bahwa semakin banyak film Eropa dan Amerika, yaitu film-film Hollywood, terutama yang menampilkan elemen khas China ? Dari lanskap megah hingga arsitektur tradisional, banyak adegan dalam film terkenal ternyata diambil di lokasi-lokasi menakjubkan di Tiongkok. Mungkin Anda pernah bertanya-tanya di mana gunung luar biasa dalam film Avatar itu berada, atau di mana kampung halaman panda raksasa di Kung Fu Panda 3 sebenarnya terletak. Begitu juga dengan kota misterius di Mission: Impossible 3, desa tenang dalam Crouching Tiger, Hidden Dragon, hingga latar eksotis dalam Lara Croft Tomb Raider: The Cradle of Life. Semua itu bukan sekadar hasil imajinasi visual, tapi banyak di antaranya benar-benar ada di dunia nyata, di Tiongkok.
Kami akan mengajak Anda menjelajahi tempat-tempat tersebut, membawa Anda menyusuri lokasi-lokasi yang telah menginspirasi sineas dunia dan memikat jutaan penonton. Tiongkok bukan hanya rumah bagi budaya kuno dan tradisi yang mendalam, tetapi juga surga bagi para pembuat film yang mencari latar alami yang spektakuler. Pegunungan batu yang menjulang, lembah berkabut yang misterius, hingga desa tradisional yang masih terjaga keasliannya, dimana semuanya memberi warna yang khas pada setiap film yang mengambil gambar di sana.
Banyak lokasi di Tiongkok kini menjadi tujuan wisata populer berkat kemunculannya di layar lebar. Penggemar film dan pelancong dapat menapak jejak para bintang Hollywood sambil menikmati pesona alam dan budaya setempat. Setiap tempat memiliki kisah dan keindahan tersendiri yang menambah daya tariknya, tidak hanya sebagai latar film, tetapi juga sebagai destinasi yang layak dikunjungi.
Dalam artikel ini, kami akan membahas beberapa lokasi syuting paling ikonik di Tiongkok yang muncul dalam film-film dunia seperti Avatar, Hero, 2012, dan masih banyak lagi. Mari kita lihat lebih dekat pesona di balik layar, tempat dimana fantasi dan kenyataan berpadu dengan cara yang begitu menakjubkan.
1. Zhangjiajie National Park (Avatar)
Lokasi menakjubkan ini terletak di Kota Zhangjiajie, Provinsi Hunan, salah satu destinasi alam paling terkenal di Tiongkok. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah saat musim semi dan musim gugur, ketika suhu lebih sejuk dan pemandangan terlihat paling memukau. Idealnya, luangkan setidaknya dua hari untuk benar-benar menikmati seluruh keindahan kawasan ini. Dari Stasiun Bus Zhangjiajie, Anda dapat naik bus jarak pendek yang berangkat secara rutin menuju Taman Hutan Nasional Zhangjiajie. Perjalanan ini hanya memakan waktu sekitar 40 menit, dimana merupakan waktu yang cukup singkat untuk menuju ke salah satu tempat paling mempesona di dunia.
Jika Anda penggemar film Avatar, mungkin Anda pernah bertanya-tanya di mana sebenarnya “Gunung Hallelujah” yang melayang di udara itu berada. Jawabannya ada di Tiongkok, tepatnya di Taman Hutan Nasional Zhangjiajie, terutama di kawasan Yuanjiajie Scenic Area. Meski gunung-gunung di sini tidak benar-benar melayang seperti di film, bentuk tebing-tebingnya yang menjulang tinggi dan tertutup kabut tipis membuat suasananya terasa seperti negeri di atas awan.
Zhangjiajie memang memiliki daya tarik yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Perpaduan antara kabut yang menyelimuti puncak, pepohonan hijau yang tumbuh di tebing curam, dan formasi batu unik membuatnya tampak seperti dunia fantasi yang hidup. Tak heran jika James Cameron terinspirasi menjadikannya latar bagi planet Pandora. Jadi, pastikan kamera Anda siap, karena setiap sudut Zhangjiajie menawarkan pemandangan yang layak diabadikan. Ini bukan sekadar tempat wisata alam, tapi ini adalah pengalaman visual yang akan membuat Anda merasa sedang berjalan di dalam film itu sendiri.


2. Terracotta Warriors (The Mummy: The Tomb of the Dragon Emperor)
Kali ini, mari kita bergeser ke Kota Xi’an di Provinsi Shaanxi, salah satu kota paling bersejarah di Tiongkok. Kota ini bisa dikunjungi sepanjang tahun karena setiap musim memberi nuansa yang berbeda, dimana saat musim semi dan gugur menghadirkan udara sejuk dan cerah, sementara musim dingin membawa suasana yang lebih tenang. Waktu ideal untuk menjelajahinya sekitar tiga hingga lima jam, cukup untuk menikmati keagungan situs bersejarah yang menjadi daya tarik utama di sini. Dari pusat kota Xi’an, perjalanan menuju lokasi memakan waktu sekitar 50 menit dengan mobil. Jika Anda lebih suka transportasi umum, tersedia juga bus dari pusat kota, Bandara Xi’an Xianyang, maupun stasiun kereta utama.
Ketika berbicara tentang Xi’an, tak mungkin melewatkan ikon legendarisnya: Pasukan Terakota atau Terracotta Warriors and Horses (兵马俑). Patung-patung ini bukan mumi seperti dalam konsep Mesir kuno, melainkan ribuan prajurit tanah liat berukuran manusia asli yang dibuat untuk menjaga makam Kaisar Qin Shi Huang, penguasa pertama yang menyatukan Tiongkok ribuan tahun lalu. Keberadaan mereka begitu menakjubkan, bukan hanya karena jumlahnya yang luar biasa besar, tapi juga karena setiap patung memiliki ekspresi wajah dan detail yang berbeda satu sama lain. Inilah sebabnya mengapa situs ini dijuluki sebagai salah satu dari Delapan Keajaiban Dunia.
Melihat langsung barisan prajurit ini dari jarak dekat benar-benar memberi kesan mendalam. Anda akan merasakan kebesaran dan kemegahan peradaban Tiongkok kuno yang sanggup menciptakan karya sebesar ini tanpa bantuan teknologi modern. Setiap langkah di dalam kompleks terasa seperti melintasi lorong waktu, membawa Anda kembali ke masa kejayaan dinasti pertama Tiongkok. Jadi, jika Anda berencana mengunjungi Xi’an, jangan lewatkan kesempatan untuk berdiri di hadapan para prajurit abadi ini, karena akan menjadi sebuah pengalaman yang tak hanya mengesankan secara visual, tapi juga menyentuh sisi sejarah dan budaya yang begitu dalam.


3. Gunung Everest (Farewell Atlantis)
Sekarang mari kita menuju ke Tibet, tepatnya di Kabupaten Tingri, Distrik Shigatse, sebuah rumah bagi puncak tertinggi di dunia, Gunung Everest. Daerah ini merupakan salah satu tempat paling spektakuler dan spiritual di seluruh Tiongkok. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah antara April hingga Mei atau September hingga Oktober, ketika cuaca relatif stabil dan langit cerah menampakkan panorama pegunungan yang luar biasa. Jika Anda berencana ke sana, siapkan diri untuk perjalanan darat panjang dari Kota Lhasa yang memakan waktu lebih dari 15 jam. Meski perjalanan ini cukup melelahkan, pemandangan yang tersaji di sepanjang jalan: yaitu padang rumput luas, danau biru jernih, serta desa-desa Tibet yang tenang, akan membuat setiap menitnya terasa berharga.
Bagi Anda yang pernah menonton film 2012, mungkin masih ingat “tempat terakhir yang aman” di akhir cerita. Ya, lokasi itu terinspirasi oleh Gunung Everest di wilayah Tibet. Di kaki gunung megah ini berdiri biara tertinggi di dunia, Biara Rongbuk (Rongphu Monastery), yang telah berdiri selama berabad-abad. Biara ini bukan sekadar tempat ibadah, melainkan simbol keteguhan spiritual dan ketenangan batin bagi para penganut Buddha. Suasana di sekitar biara terasa begitu sakral, dengan doa yang bergema di antara dinding batu dan suara angin yang membawa harum dupa dari altar.
Pemandangan di sini benar-benar memukau: hamparan salju putih murni yang berkilau di bawah langit biru, bendera doa berwarna-warni yang berkibar tertiup angin, pagoda-pagoda yang berdiri kokoh di lereng, serta dinding biara berwarna merah tua yang kontras dengan lanskap bersalju. Kehadiran masyarakat lokal yang hidup sederhana dan tulus menambah kehangatan di tengah dinginnya udara pegunungan. Berada di tempat ini seperti menemukan ketenangan yang sulit dijumpai di dunia modern, seolah semua kekhawatiran hilang tertiup angin Himalaya. Tak heran jika banyak orang yang datang bukan hanya untuk berfoto, tetapi juga untuk merasakan kedamaian dan keagungan alam yang nyaris tak tersentuh waktu.


4. Hongcun (Crouching Tiger, Hidden Dragon)
Perjalanan kita berikutnya membawa Anda ke Desa Hongcun, yang terletak di Kabupaten Yi, Kota Huangshan, Provinsi Anhui. Desa kuno ini berada tak jauh dari Gunung Huangshan, salah satu gunung paling terkenal di Tiongkok. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pada musim semi atau musim gugur, ketika udara sejuk dan pemandangan sekitar tampak paling indah. Cukup luangkan setengah hari untuk menjelajahinya, karena setiap sudut desa ini menawarkan keindahan yang menenangkan. Dari Stasiun Bus Huangshan atau dari gerbang depan Gunung Huangshan, Anda dapat menaiki bus wisata yang langsung menuju Desa Hongcun dengan mudah dan nyaman.
Bagi penggemar film Crouching Tiger, Hidden Dragon, pemandangan desa ini pasti terlihat familiar. Salah satu adegan terkenal memperlihatkan Li Mubai yang berjalan melintasi Danau Selatan sambil menuntun sapinya, yang merupakan adegan yang diambil langsung di Hongcun. Desa ini memang memiliki pesona klasik yang memikat: rumah-rumah tua berwarna hitam dan putih, jembatan batu melengkung, danau yang tenang memantulkan bayangan bangunan kuno, serta pepohonan yang bergerak lembut ditiup angin. Semuanya berpadu menciptakan suasana damai dan penuh keanggunan, seolah waktu berhenti di tempat ini.
Hongcun sering disebut sebagai “desa dalam lukisan,” dan julukan itu bukan tanpa alasan. Setiap sudutnya tampak seperti karya seni hidup: harmonis, indah, dan sarat nilai budaya. Arsitektur khas gaya Jiangnan yang elegan berpadu dengan lanskap alam sekitar, menjadikan tempat ini favorit para fotografer, pelukis, dan wisatawan dari seluruh dunia. Saat berjalan di sepanjang jalan batu sempit atau duduk di tepi danau yang memantulkan langit biru, Anda akan merasakan ketenangan yang sulit dijelaskan, menjadikannya sebagai sebuah ketenangan yang hanya bisa ditemukan di desa yang seolah tak tersentuh waktu. Hongcun bukan sekadar destinasi wisata, tapi juga jendela menuju keindahan sederhana yang telah dijaga selama berabad-abad.


5. Jiuzhaigou (Hero)
Destinasi berikutnya membawa kita ke Lembah Jiuzhaigou, yang terletak di Prefektur Otonom Aba, Provinsi Sichuan. Kawasan ini adalah salah satu taman alam paling menakjubkan di Tiongkok, terkenal karena keindahan alamnya yang luar biasa dan suasananya yang seperti negeri dongeng. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah antara Juli hingga Oktober, saat lembah ini dipenuhi warna-warna musim panas dan awal musim gugur. Untuk mencapai Jiuzhaigou, Anda bisa terbang dari Chengdu, dimana penerbangan memakan waktu sekitar 50 menit, dengan jadwal yang cukup sering setiap harinya. Disarankan meluangkan waktu dua hari agar bisa benar-benar menikmati keindahan lembah ini tanpa terburu-buru.
Bagi Anda yang pernah menonton film Hero karya Zhang Yimou, mungkin masih ingat adegan perkelahian epik antara dua tokoh utama di tengah hutan bambu. Adegan itu diambil di Danau Arrow Bamboo, salah satu spot paling ikonik di Jiuzhaigou Valley. Tempat ini menawarkan pemandangan yang hampir terlalu indah untuk dipercaya: air danau sebening kristal, aliran sungai yang jernih dan berkilau di bawah cahaya matahari, serta pepohonan lebat yang berwarna hijau, kuning, hingga keemasan di musim gugur. Semuanya menciptakan perpaduan warna dan ketenangan yang memukau.
Jiuzhaigou sering dijuluki sebagai “dunia dongeng yang hidup.” Tidak sulit memahami alasannya, yaitu terdapat danau berlapis warna biru dan hijau, air terjun yang mengalir di antara bebatuan, dan udara pegunungan yang segar membuat siapa pun merasa seolah melangkah ke dunia lain. Tempat ini jauh dari hiruk-pikuk kota, sehingga menjadi pelarian sempurna bagi siapa pun yang ingin menikmati kedamaian dan keindahan alam sejati.
Selain menjadi surga bagi fotografer dan pembuat film, Jiuzhaigou juga mampu membangkitkan inspirasi bagi siapa pun yang datang. Suasana tenang dan pemandangan yang nyaris magis membuatnya lebih dari sekadar destinasi wisata, tapi ini juga adalah pengalaman yang menyentuh batin, di mana alam menunjukkan versi terindahnya dan seolah mengingatkan kita untuk berhenti sejenak, bernapas, dan benar-benar menikmati momen yang ada.


6. Gunung Qingcheng (Kung Fu Panda 3)
Kalau Anda menikmati suasana damai dan penuh pesona di Desa Panda dalam film Kung Fu Panda 3, berlatar dengan hutan bambu yang diselimuti kabut, aliran sungai yang berbisik pelan, dan rumah kayu sederhana, maka Anda pasti akan jatuh cinta pada Gunung Qingcheng di Dujiangyan, dekat Kota Chengdu, Provinsi Sichuan. Gunung ini adalah salah satu tempat suci bagi penganut Taoisme dan terkenal karena keindahan alamnya yang menenangkan serta udaranya yang segar. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pada musim panas, ketika pepohonan rimbun dan udara terasa paling nyaman. Anda bisa naik kereta cepat dari Chengdu, kemudian melanjutkan perjalanan dengan bus lokal Dujiangyan yang akan membawa Anda langsung ke gerbang Gunung Qingcheng. Setengah hingga satu hari sudah cukup untuk menikmati keindahan dan ketenangan tempat ini.
Gunung Qingcheng dikenal sebagai “gunung hijau abadi” karena pemandangannya yang selalu tampak subur sepanjang tahun. Jalur-jalur setapaknya dikelilingi pepohonan bambu yang menjulang, sementara kabut tipis yang menggantung di udara menambah nuansa mistis. Tempat ini tidak hanya indah secara visual, tetapi juga memiliki makna spiritual yang dalam. Sebagai pusat awal berkembangnya ajaran Taoisme, Qingcheng membawa suasana damai yang sulit dijelaskan—perpaduan sempurna antara alam dan filosofi hidup yang menekankan keselarasan.
Baca juga: Overview Li River: Sungai dengan Ratusan Keindahan
Yang membuat tempat ini semakin menarik adalah lokasinya yang tak jauh dari habitat alami panda raksasa. Jadi, setelah menikmati ketenangan di Gunung Qingcheng, Anda bisa melanjutkan perjalanan ke pusat konservasi panda di Chengdu untuk melihat bagaimana hewan ikonik Tiongkok ini hidup dengan bahagia di lingkungan aslinya.
Kombinasi antara keindahan alam, kedamaian spiritual, dan kedekatannya dengan dunia panda menjadikan Gunung Qingcheng destinasi yang unik dan berkesan. Tempat ini bukan hanya menyegarkan mata, tetapi juga menenangkan pikiran, menjadikannya sebagai sebuah pelarian sempurna bagi siapa pun yang ingin merasakan harmoni sejati antara manusia dan alam, seperti yang digambarkan dengan begitu indah di dunia Kung Fu Panda.


7. Xitang Water Town (Mission: Impossible 3)
Kali ini, mari kita berkunjung ke Xitang Ancient Town, yang terletak di Kabupaten Jiashan, Kota Jiaxing, Provinsi Zhejiang. Kota air yang memikat ini dikenal dengan suasananya yang tenang, jembatan batu klasik, dan kanal-kanal yang mengalir lembut di antara rumah-rumah kuno. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pada musim semi dan gugur (terutama antara April hingga Mei serta September hingga November), ketika cuaca bersahabat dan pemandangan terasa paling romantis. Anda bisa mencapai Xitang dengan mudah: naik kereta dari Shanghai, Hangzhou, atau kota besar lainnya menuju Stasiun Kereta Jiashan, lalu lanjutkan dengan bus lokal yang akan membawa Anda langsung ke pintu masuk kota air ini. Idealnya, sediakan satu hari penuh agar Anda bisa benar-benar menikmati atmosfer klasiknya.
Bagi penggemar film Mission: Impossible 3, mungkin Anda akan terkejut mengetahui bahwa salah satu adegan ikonik Tom Cruise yang berlari melewati koridor sempit sebenarnya diambil di Xitang. Sejak kemunculan film tersebut, Xitang semakin terkenal dan menjadi magnet bagi wisatawan yang ingin merasakan sensasi berjalan di lokasi syuting yang sama dengan agen Ethan Hunt. Namun di luar popularitas filmnya, Xitang punya daya tarik tersendir, yang merupakan perpaduan sempurna antara sejarah, budaya, dan ketenangan khas kota tua Tiongkok.
Berjalan kaki menyusuri jalanan berbatu dan gang-gang sempit di Xitang seperti melangkah ke masa lalu. Anda bisa menikmati camilan tradisional di kios kecil, duduk di tepi kanal sambil menyeruput teh hangat, atau sekadar mengamati pantulan lampu lentera di permukaan air saat malam tiba. Untuk pengalaman yang lebih tenang, cobalah naik perahu kecil menyusuri kanal. Dari atas air, Anda bisa melihat keindahan arsitektur kuno bergaya Ming dan Qing yang masih terjaga dengan baik, sementara suara dayung yang menyentuh air menambah suasana damai yang sulit ditemukan di kota modern.
Xitang bukan sekadar lokasi film atau destinasi wisata; ini adalah tempat di mana waktu terasa melambat, dan Anda bisa benar-benar merasakan kehidupan tradisional Tiongkok yang hangat dan bersahaja. Entah Anda datang karena pesona Mission: Impossible atau sekadar ingin menikmati keindahan kota air kuno, Xitang akan meninggalkan kesan mendalam, yaitu tenang, indah, dan tak lekang oleh waktu.


8. Kashgar Old Town (Kite Runner)
Destinasi berikutnya akan membawa Anda jauh ke barat Tiongkok, ke Kota Kashgar di Daerah Otonom Xinjiang, sebuah tempat yang kaya akan budaya, sejarah, dan pesona eksotis yang berbeda dari wilayah Tiongkok lainnya. Kashgar dapat dikunjungi sepanjang tahun karena setiap musim memiliki daya tarik tersendiri. Untuk menjelajahi kawasan ini, setengah hari sudah cukup untuk menikmati keunikan kota tuanya. Dari Bandara Kashgar, Anda bisa naik taksi dan tiba di kawasan Kota Tua dalam waktu sekitar 20 menit, atau menggunakan bus lokal jika ingin merasakan suasana perjalanan khas masyarakat setempat.
Bagi para penikmat film, mungkin Anda akan terkejut mengetahui bahwa film The Kite Runner ternyata mengambil gambar di sini, di Kota Tua Kashgar (Kashgar Old City). Kawasan ini memancarkan nuansa Islami yang kuat, membuat siapa pun yang datang serasa sedang berada di jantung Asia Tengah. Jalan-jalan sempit yang berliku, bangunan-bangunan kuno dari tanah liat berwarna hangat, serta aroma rempah yang menguar dari pasar-pasar tradisional menciptakan suasana yang begitu hidup dan autentik. Tak heran jika banyak sutradara tertarik menjadikannya latar cerita yang penuh makna dan keindahan visual.
Menjelajahi Kota Tua Kashgar adalah pengalaman yang menyentuh semua indera. Anda bisa berjalan santai di antara gang-gang yang dipenuhi rumah-rumah dengan ukiran kayu indah, menemukan sudut-sudut fotogenik di setiap tikungan, atau sekadar menikmati hiruk-pikuk pasar tempat para pedagang menjual buah kering, teh, dan kain berwarna cerah. Namun, ada satu hal yang tidak boleh Anda lewatkan: kunjungi One Hundred Year Old Tea House, rumah teh legendaris yang sudah berdiri lebih dari satu abad. Duduklah di sana sambil menyeruput teh khas lokal, dan Anda akan merasakan keramahan masyarakat Kashgar yang begitu tulus.
Lebih dari sekadar destinasi wisata, Kashgar adalah tempat di mana budaya, sejarah, dan kehidupan sehari-hari berpadu menjadi satu pengalaman yang otentik. Kota ini mengajak Anda untuk melambat, menikmati setiap detil, dan benar-benar merasakan denyut kehidupan di wilayah yang telah menjadi persimpangan peradaban selama ribuan tahun. Setiap langkah di Kashgar terasa seperti membuka halaman baru dari kisah klasik yang hidup hingga hari ini.


9. Qiao’s Family Compound (Raise the Red Lantern)
Perjalanan kita kali ini berlanjut ke Desa Qiaojiabao di Kabupaten Qi, Provinsi Shanxi, sebuah daerah yang sarat dengan sejarah dan kekayaan budaya Tiongkok utara. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pada musim semi, musim panas, atau musim gugur, ketika udara terasa segar dan langit cerah menyoroti keindahan arsitektur tradisionalnya. Untuk menuju ke sana, Anda dapat naik bus dari Pingyao dengan waktu tempuh sekitar 40 menit, atau dari Stasiun Bus Jiannan di Taiyuan yang memakan waktu sekitar 80 menit hingga tiba di Stasiun Qixian. Setengah hari sudah cukup untuk menjelajahi kawasan ini dan menikmati suasana khas masa lampau yang masih terjaga dengan baik.
Tempat ini mungkin sudah tidak asing bagi para pecinta film klasik. Raise the Red Lantern, karya sutradara legendaris Zhang Yimou yang pernah meraih nominasi Oscar, mengambil latar di sini, lebih tepatnya di Qiao’s Family Compound (乔家大院). Kompleks rumah megah milik keluarga Qiao ini menggambarkan gaya arsitektur tradisional khas Tiongkok utara yang megah namun tetap anggun. Meskipun dalam film suasananya digambarkan suram dan penuh intrik, kenyataannya kompleks ini justru terasa hangat dan harmonis. Begitu melangkah masuk, Anda akan disambut deretan lentera merah yang bergoyang lembut di udara, jalan setapak yang tertata rapi dari batu bata, serta ukiran-ukiran halus di atap dan dinding yang menunjukkan keahlian luar biasa para pengrajin masa lalu.
Qiao’s Family Compound bukan hanya sekadar bangunan tua, tempat ini adalah saksi sejarah kejayaan para saudagar Shanxi di masa lalu. Setiap halaman, paviliun, dan gang kecil di dalam kompleks ini menyimpan kisah tentang kehidupan keluarga kaya yang hidup di masa Dinasti Qing. Arsitekturnya yang simetris, detail ukiran kayu, serta simbol-simbol keberuntungan di setiap sudut menunjukkan betapa mendalamnya filosofi hidup masyarakat Tiongkok kuno.
Menjelajahi kompleks ini seperti berjalan di antara dua dunia: dunia nyata dan dunia film. Anda bisa membayangkan adegan Raise the Red Lantern yang begitu ikonik, sambil menyadari betapa indah dan damainya suasana di kehidupan nyata. Tempat ini tidak hanya menawarkan pengalaman visual yang memukau, tapi juga kesempatan untuk merasakan nuansa budaya Tiongkok utara yang autentik, yaitu penuh sejarah, kehangatan, dan pesona klasik yang sulit ditemukan di tempat lain.


10. Wulong Karst Landscape (Transformer 4: Age of Extinction)
Sekarang, mari kita menuju ke Kabupaten Wulong di Chongqing, sebuah tempat yang menawarkan keajaiban alam luar biasa dengan pemandangan yang tampak seperti di dunia lain. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pada musim semi, gugur, atau bahkan musim dingin, ketika udara sejuk dan kabut tipis menambah kesan misterius di antara tebing-tebing karst yang megah. Untuk mencapai Wulong, Anda bisa naik kereta dari Stasiun Kereta Utara Chongqing selama sekitar dua jam, lalu melanjutkan perjalanan dengan minibus dari Stasiun Bus Wulong menuju Pusat Wisata di Kota Xiannv, yang memakan waktu sekitar 30 hingga 50 menit. Disarankan meluangkan satu hingga dua hari agar Anda bisa menikmati seluruh pesonanya tanpa tergesa-gesa.
Bagi para penggemar film Transformers: Age of Extinction, pasti masih teringat adegan spektakuler di sebuah “lubang langit” atau sky hole yang luar biasa besar, itulah Tian Sheng San Qiao, atau Tiga Jembatan Alam di Wulong. Adegan tersebut diambil langsung di sini, di tengah formasi batu kapur raksasa yang menjulang dan lembah hijau yang dalam. Sejak film itu dirilis, Wulong menjadi magnet wisata baru bagi para pecinta film dan petualang yang ingin melihat langsung keindahan alam yang hampir tak masuk akal ini. Formasi karst yang terbentuk selama jutaan tahun menciptakan pemandangan yang dramatis: tebing-tebing tinggi, gua alami, dan lembah yang seolah menembus langit.
Saat berdiri di bawah jembatan batu alami yang menjulang ratusan meter di atas kepala, Anda akan merasakan betapa kecilnya manusia di hadapan alam. Suara air yang menetes dari tebing, hijaunya pepohonan yang tumbuh di dinding batu, dan udara segar pegunungan menciptakan suasana yang benar-benar menenangkan. Di beberapa sudut, Anda juga bisa melihat rumah-rumah tua bergaya Tiongkok kuno yang menambah kesan magis sekaligus nostalgik.
Wulong bukan hanya tempat bagi pecinta film aksi atau penggemar alam ekstrem, tempat ini adalah surga bagi siapa pun yang ingin merasakan kedekatan dengan alam dalam bentuknya yang paling murni. Di sini, Anda bisa menyaksikan bagaimana bumi membentuk karya seni raksasa yang menggabungkan kekuatan, keindahan, dan ketenangan. Setelah seharian menjelajah, Anda akan pulang dengan perasaan takjub dan mungkin sedikit reflektif, menyadari bahwa beberapa pemandangan di dunia nyata ternyata jauh lebih menakjubkan daripada yang bisa diciptakan efek visual film.


11. Zhangye Danxia Landform (The Great Wall)
Destinasi berikutnya membawa kita ke barat laut Tiongkok, tepatnya di Kota Zhangye, Provinsi Gansu, rumah bagi salah satu lanskap paling luar biasa di dunia, Zhangye Danxia National Geological Park. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pada musim semi, musim panas, atau musim gugur, ketika cuaca cerah dan warna-warna bebatuan terlihat paling mencolok di bawah sinar matahari. Dari Stasiun Bus Zhangye, Anda bisa naik bus menuju taman geologi ini dengan waktu tempuh sekitar 40 menit. Sediakan satu hari penuh untuk menjelajahi kawasan ini, karena setiap sudutnya menyuguhkan pemandangan yang menakjubkan dan tak akan membuat Anda berhenti menekan tombol kamera.
Jika Anda pernah menonton film The Great Wall yang dibintangi oleh Matt Damon, mungkin Anda masih ingat panorama spektakuler dengan bukit-bukit berwarna merah, oranye, dan kuning yang tampak seperti dilukis dengan tangan. Lokasi menakjubkan itu bukan hasil CGI semata, namun banyak adegan dalam film tersebut benar-benar diambil di Zhangye Danxia Landform Geological Park. Formasi bebatuan di sini terbentuk selama jutaan tahun akibat erosi dan pergeseran lapisan bumi, menciptakan lanskap yang tampak seperti ombak berwarna di tengah padang gurun. Pemandangan ini begitu unik sehingga UNESCO menetapkannya sebagai salah satu Warisan Alam Dunia.
Berjalan di antara tebing dan bukit berwarna-warni Zhangye Danxia seperti melangkah ke dunia lain. Saat matahari terbit atau terbenam, warna-warna batu berubah dari merah menyala menjadi keemasan, lalu perlahan memudar ke ungu lembut: sebuah pertunjukan cahaya alami yang tak pernah sama setiap harinya. Jalur wisata di dalam taman dilengkapi dengan dek observasi yang memungkinkan Anda menikmati pemandangan dari berbagai sudut, sementara udara segar gurun membuat pengalaman ini semakin menyenangkan.
Zhangye Danxia bukan hanya tempat yang indah secara visual, tapi juga simbol bagaimana alam dapat menciptakan seni yang jauh melampaui imajinasi manusia. Tak heran jika para pembuat film dan wisatawan dari seluruh dunia datang ke sini untuk mencari inspirasi dan keajaiban. Jadi, pastikan kamera Anda siap, karena setiap langkah di Zhangye Danxia adalah undangan untuk menangkap warna dan bentuk bumi dalam versi paling menakjubkannya.


12. Fujian Tulou (Big Fish & Begonia)
Perhentian kita kali ini berada di Provinsi Fujian, Tiongkok, sebuah rumah bagi arsitektur tradisional yang luar biasa unik, yaitu Fujian Tulou. Waktu terbaik untuk berkunjung? Sepanjang tahun. Setiap musim memberi pesona tersendiri pada kawasan pedesaan yang damai ini. Dari Stasiun Bus Xiamen, Anda bisa naik bus menuju Kabupaten Yongding, tempat sebagian besar kompleks Tulou berada. Perjalanan memakan waktu sekitar 3 hingga 4 jam, dan begitu tiba, Anda akan merasa seperti melangkah ke halaman sejarah yang hidup. Satu hari penuh sudah cukup untuk menjelajahi beberapa kompleks Tulou paling terkenal dan menikmati kehidupan masyarakat lokal yang ramah.
Bagi Anda yang pernah menonton film animasi Big Fish & Begonia, mungkin akan mengenali suasana mistis dan pemandangan menawan yang muncul di dalamnya. Banyak elemen visual film tersebut terinspirasi oleh arsitektur dan lanskap Fujian Tulou, yang merupakan kompleks rumah tanah berbentuk bundar atau persegi yang dibangun berabad-abad lalu oleh suku Hakka. Bangunan ini bukan sekadar tempat tinggal; mereka adalah simbol kebersamaan, perlindungan, dan keharmonisan hidup. Dinding tanah liatnya yang tebal menjaga suhu tetap nyaman sepanjang tahun, sementara bagian dalamnya menyimpan halaman luas yang dikelilingi berlapis-lapis kamar kayu.
Saat Anda berjalan di antara deretan Tulou, rasanya seperti menembus waktu. Suara langkah di jalan berbatu, aroma teh yang diseduh di dapur tradisional, dan senyum hangat para penduduk membuat pengalaman ini terasa begitu autentik. Dari kejauhan, bangunan-bangunan besar berbentuk lingkaran tampak seperti benteng kuno yang berdiri kokoh di tengah sawah dan pegunungan hijau. Tak heran jika UNESCO menetapkan Fujian Tulou sebagai Warisan Dunia, bukan hanya karena keindahannya, tetapi juga karena nilai budaya dan filosofi hidup yang dikandungnya.
Baca juga: 7 Festival Tradisional di China yang Menarik untuk Anda Ketahui!
Fujian Tulou adalah perpaduan sempurna antara arsitektur, sejarah, dan spiritualitas. Saat Anda mengamati detail ukiran kayu, tekstur tanah liat, atau pola simetri bangunannya, Anda akan memahami mengapa tempat ini begitu memesona dan menginspirasi banyak karya seni, termasuk film Big Fish & Begonia. Jadi, jangan lupa siapkan kamera Anda, karena setiap sudut Tulou adalah karya seni yang menunggu untuk diabadikan, dan setiap langkah di sini membawa Anda lebih dekat pada keajaiban warisan budaya Tiongkok yang menakjubkan.


Penutup: Menyusuri Keindahan Tiongkok Lewat Layar dan Nyata
Dari pegunungan Zhangjiajie yang menginspirasi dunia Avatar hingga desa air Xitang yang jadi latar Mission: Impossible 3, Tiongkok telah lama menjadi panggung megah bagi kisah-kisah sinema dunia. Setiap lokasi yang pernah muncul di layar lebar bukan hanya menghadirkan visual yang memukau, tetapi juga memperkenalkan kekayaan alam, budaya, dan sejarah yang begitu beragam. Menyusuri tempat-tempat ini secara langsung memberi pengalaman yang jauh lebih hidup dibanding sekadar menontonnya di film—Anda bisa mencium udaranya, mendengar suara alamnya, dan merasakan kehangatan masyarakatnya.
Melalui film, banyak orang pertama kali mengenal keindahan Tiongkok. Namun ketika Anda benar-benar datang dan melihatnya sendiri, Anda akan menyadari bahwa keindahan itu bukan hasil efek visual atau pencahayaan sinematik—semuanya nyata. Dari lanskap karst megah di Wulong hingga warna-warni bebatuan Zhangye Danxia, dari ketenangan spiritual Gunung Qingcheng hingga arsitektur megah Fujian Tulou, setiap tempat menyimpan cerita dan karakter unik yang mencerminkan jiwa Tiongkok.
Perjalanan ini bukan sekadar wisata, melainkan sebuah perjalanan rasa. Anda tidak hanya melihat lokasi syuting film, tapi juga menyentuh warisan budaya yang telah bertahan ratusan, bahkan ribuan tahun. Setiap langkah di tanah Tiongkok adalah undangan untuk memahami lebih dalam hubungan antara manusia, alam, dan sejarah—sebuah hubungan yang masih hidup hingga kini.
Jadi, apakah Anda penggemar film atau pencinta petualangan, biarkan Tiongkok memperlihatkan keindahan nyatanya. Siapkan kamera Anda, buka hati Anda, dan temukan sendiri alasan mengapa negeri ini terus menginspirasi para pembuat film dan penjelajah dari seluruh dunia.
Jangan lupa untuk mengikuti artikel-artikel menarik lainnya dari kami pada link berikut ini!
Ikuti kami untuk mendapatkan informasi terbaru tentang paket tur ke China dengan harga terbaik dan terjangkau!
