7 Festival Tradisional di China yang Menarik untuk Anda Ketahui!

Hanifam

9/29/20258 min read

TOUR CHINA - TOURCHINA - CHINESE TRADITIONAL FESTIVAL
TOUR CHINA - TOURCHINA - CHINESE TRADITIONAL FESTIVAL

Festival-Festival Tradisional yang Dirayakan di China

Festival-festival tradisional di Tiongkok adalah salah satu cara terbaik untuk memahami kehidupan masyarakatnya dari dekat. Setiap tahun, ada momen-momen khusus seperti Tahun Baru Imlek, Festival Lampion, Qingming atau Festival Menyapu Makam, Festival Qi Xi yang sering disebut “Valentine versi Tiongkok”, hingga Dongzhi atau Festival Titik Balik Matahari Musim Dingin. Semua perayaan ini bukan sekadar pesta atau libur, melainkan cerminan nilai, kebiasaan, dan cerita yang sudah diwariskan selama ribuan tahun.

Yang menarik, setiap festival memiliki nuansa dan makna yang berbeda. Tahun Baru Imlek misalnya, identik dengan kebersamaan keluarga dan doa untuk keberuntungan. Sementara Festival Lampion penuh dengan cahaya warna-warni yang melambangkan harapan baru. Qingming memberi kesempatan bagi keluarga untuk menghormati leluhur, sedangkan Qi Xi merayakan kisah cinta klasik yang melegenda. Di sisi lain, Dongzhi menghadirkan suasana hangat dengan tradisi makan bersama keluarga di tengah musim dingin. Dengan mengikuti rangkaian acara ini, kita tidak hanya menyaksikan kemeriahan, tetapi juga belajar tentang filosofi hidup orang Tiongkok.

Namun, ada hal unik yang perlu Anda ketahui. Tanggal-tanggal festival tersebut tidak tetap seperti kalender internasional yang biasa kita gunakan. Sebagian besar ditentukan berdasarkan kalender lunar Tiongkok, sehingga setiap tahun jatuhnya bisa berbeda. Itu sebabnya, jika Anda berencana untuk datang atau merayakan salah satunya, pastikan Anda mengecek jadwal yang berlaku pada tahun tersebut.

Bagi kami, mengikuti festival-festival ini terasa seperti membuka pintu menuju jantung budaya Tiongkok. Ia bukan sekadar agenda wisata, melainkan pengalaman hidup yang memperkaya. Jadi, jika suatu hari Anda berkesempatan berada di Tiongkok, jangan hanya melihatnya dari kejauhan. Bergabunglah, rasakan suasananya, dan biarkan tradisi itu sendiri yang menceritakan kisahnya pada Anda.

1. Tahun Baru Imlek

Tahun Baru Imlek, yang juga dikenal sebagai Festival Musim Semi, adalah perayaan terbesar dan paling penting bagi masyarakat Tiongkok. Momen ini menandai dimulainya tahun baru dalam kalender lunar, sehingga suasananya selalu penuh harapan, doa, dan semangat baru. Bagi banyak keluarga, Imlek adalah saat untuk berkumpul, merayakan kebersamaan, dan memulai lembaran baru dengan penuh optimisme.

Kemeriahan Imlek terasa di mana-mana. Anda bisa melihat tarian naga yang megah berkeliling jalan, kembang api dan petasan yang mewarnai langit malam, hingga rumah-rumah yang dihiasi dengan warna merah yang dipercaya membawa keberuntungan. Selain itu, ada juga tradisi membuat pangsit atau dumpling, yang bentuknya menyerupai uang kuno, melambangkan harapan akan rezeki yang berlimpah di tahun mendatang.

Baca juga: 7 Rekomendasi Kafe dengan Konsep Terunik di Shanghai

Imlek bukan hanya sebuah pesta meriah, tetapi juga cerminan nilai kekeluargaan, rasa syukur, dan semangat menyambut masa depan dengan hati yang terbuka. Setiap detail, dari makanan hingga dekorasi, memiliki makna simbolis yang dalam. Dan justru di situlah letak keindahannya: sebuah tradisi yang mengikat generasi, sekaligus menyatukan orang-orang dalam semangat yang sama.

Chinese New year
Chinese New year

2. Lantern Festival

Lantern Festival atau Festival Lampion secara tradisional menandai hari terakhir dari rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek. Usianya sudah sangat tua, bahkan diperkirakan mulai dirayakan lebih dari dua ribu tahun yang lalu. Sejak saat itu, Festival Lampion terus berkembang dan menjadi salah satu acara paling menawan dalam kalender budaya Tiongkok.

Saat festival ini berlangsung, suasana benar-benar berubah menjadi lautan cahaya. Jutaan lampion dari berbagai bentuk dan ukuran menghiasi jalan, taman, hingga halaman rumah. Tidak hanya lampion kecil yang digantung, tetapi juga lampion raksasa dengan desain rumit yang sering kali menggambarkan hewan zodiak atau simbol keberuntungan. Dalam beberapa tahun terakhir, pertunjukan modern seperti atraksi drone di langit juga ikut memeriahkan suasana, menciptakan perpaduan menarik antara tradisi dan teknologi.

Festival Lampion adalah puncak perayaan Imlek yang penuh makna. Cahaya lampion melambangkan harapan dan doa agar tahun baru membawa keberuntungan, kedamaian, dan kebahagiaan. Rasanya hampir mustahil untuk tidak terpesona ketika berjalan di bawah langit yang dipenuhi ribuan cahaya gemerlap. Itu adalah momen ketika tradisi kuno bertemu dengan semangat zaman, dan keduanya berpadu menjadi pengalaman yang sulit dilupakan.

Lantern Festival
Lantern Festival

3. Qingming Festival

Festival Qingming, yang biasanya jatuh sekitar tanggal 5 April, dikenal juga dengan sebutan Tomb Sweeping Festival. Pada hari ini, masyarakat Tiongkok berkunjung ke makam leluhur mereka untuk berdoa, membersihkan area pemakaman, dan memberi penghormatan kepada orang-orang yang telah mendahului mereka. Tradisi ini bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan juga bentuk nyata dari rasa hormat dan ikatan keluarga yang diwariskan turun-temurun.

Selain kegiatan di pemakaman, banyak keluarga juga memanfaatkan momen Qingming untuk keluar rumah menikmati suasana musim semi. Saat itu, alam sedang berada di puncak keindahannya: pepohonan kembali menghijau, bunga bermekaran, dan udara terasa segar. Tidak heran jika piknik atau sekadar berjalan-jalan di taman menjadi bagian dari tradisi yang menyertai perayaan ini.

Qingming terasa unik karena festival ini memadukan dua hal sekaligus: refleksi dan perenungan di satu sisi, serta perayaan kehidupan dan keindahan alam di sisi lain. Ia mengingatkan bahwa menghormati masa lalu tidak berarti berhenti di sana, tetapi juga melangkah maju sambil merayakan hidup yang sedang dijalani.

Qingming Festival
Qingming Festival

4. Dragon Boat Festival

Salah satu festival paling meriah di Tiongkok adalah Dragon Boat Festival atau Festival Perahu Naga, yang biasanya jatuh pada hari ke-5 bulan ke-5 dalam kalender lunar, atau sekitar pertengahan Juni. Seperti namanya, kegiatan paling ikonik dari festival ini adalah lomba perahu naga. Perahu-perahu panjang dengan kepala naga di haluannya melaju kencang di sungai, diiringi sorak-sorai penonton yang bersemangat. Suasananya begitu hidup, seolah seluruh kota larut dalam kegembiraan.

Festival Perahu Naga memiliki akar sejarah yang panjang dan sarat makna. Selain perlombaan, ada juga tradisi makan bacang atau zongzi, yaitu ketan berisi daging atau kacang yang dibungkus daun bambu. Makanan ini bukan hanya lezat, tetapi juga simbol penghormatan kepada Qu Yuan, seorang penyair dan pejabat Tiongkok kuno yang kisahnya sangat terkait dengan asal-usul festival ini.

Baca juga: Rekomendasi Itinerary ke China: 11 Hari Perjalanan Menjelajah Kota Populer di China

Bagi kami, festival ini adalah gabungan menarik antara olahraga, budaya, dan kuliner. Lomba perahu naga menunjukkan semangat kerja sama dan kebersamaan, sementara tradisi makan bacang menghadirkan rasa hangat kebersamaan keluarga. Jika Anda berkesempatan menyaksikan langsung, sulit rasanya untuk tidak ikut hanyut dalam energi dan semangat yang begitu khas dari Festival Perahu Naga.

Dragon Boat Festival
Dragon Boat Festival

5. Double Seventh Day

Double Seventh Festival, atau dalam bahasa Tiongkok dikenal sebagai Qi Xi, jatuh pada hari ketujuh bulan ketujuh dalam kalender lunar, biasanya sekitar pertengahan Agustus. Nama “Double Seventh” sendiri berasal dari tanggal khusus tersebut. Bagi masyarakat Tiongkok, hari ini punya arti yang istimewa karena sering disebut sebagai “Hari Valentine versi Tiongkok.”

Asal-usul festival ini berakar dari legenda klasik tentang kisah cinta tragis antara seorang gembala sapi dan seorang bidadari penenun yang hanya bisa bertemu sekali dalam setahun, tepat pada hari Qi Xi. Kisah ini begitu terkenal dan diwariskan dari generasi ke generasi, menjadikan festival ini simbol cinta sejati yang penuh pengorbanan dan kesetiaan.

Di masa kini, suasana Qi Xi terasa romantis. Pasangan muda sering merayakannya dengan makan malam bersama, saling memberi hadiah, atau sekadar meluangkan waktu untuk menikmati kebersamaan. Meski bentuk perayaannya sudah menyesuaikan zaman, semangat dan makna yang melekat tetap sama: merayakan cinta dan hubungan yang dijalani dengan tulus.

Qi Xi bukan hanya tentang kisah cinta legendaris, tetapi juga tentang bagaimana tradisi kuno bisa tetap hidup dalam kehidupan modern. Festival ini mengingatkan bahwa nilai kasih sayang dan kesetiaan selalu relevan, kapan pun dan di mana pun.

Double Seventh Day
Double Seventh Day

6. Mid-Autumn Festival

Festival Pertengahan Musim Gugur, atau Mid-Autumn Festival, dirayakan tidak hanya di Tiongkok, tetapi juga di banyak komunitas Asia Timur lainnya. Perayaan ini biasanya jatuh pada bulan kedelapan kalender lunar, saat bulan purnama terlihat paling terang dan indah. Festival ini dipenuhi makna kebersamaan, rasa syukur, serta doa untuk keberuntungan dan kesehatan keluarga.

Tradisi utama saat Mid-Autumn Festival adalah berkumpul bersama keluarga untuk makan malam. Setelah itu, banyak orang melakukan sembahyang kepada bulan, yang dianggap simbol keindahan dan kemakmuran. Malam terasa semakin meriah dengan cahaya lampion kertas yang dinyalakan, menciptakan suasana hangat dan penuh warna.

Salah satu ikon festival ini adalah kue bulan atau mooncake. Kue berbentuk bulat ini melambangkan kebersamaan dan keutuhan keluarga. Rasanya beragam, mulai dari pasta kacang merah, biji lotus, hingga versi modern dengan isian cokelat atau es krim. Bagi kami, menikmati mooncake di bawah sinar bulan purnama bersama keluarga adalah momen sederhana yang sarat makna.

Festival ini mengajarkan bahwa kebahagiaan sering kali hadir dalam bentuk paling sederhana: makan bersama, berbagi cerita, dan menikmati indahnya malam bersama orang-orang terdekat. Tidak heran jika Mid-Autumn Festival terus dirayakan dengan penuh suka cita lintas generasi dan wilayah.

Mid-Autumn Festival
Mid-Autumn Festival

7. Summer Solstice

Dalam budaya Tiongkok, dikenal sebuah konsep bernama solar terms atau jieqi, yaitu pembagian musim yang lahir dari pengamatan alam oleh para leluhur sejak ribuan tahun lalu. Jieqi terdiri dari 24 bagian yang masing-masing menandai perubahan penting dalam siklus musim, seperti pergantian suhu, curah hujan, atau panjang siang dan malam. Sistem ini bukan hanya hasil dari tradisi, melainkan juga wujud eksplorasi ilmu pengetahuan alam yang cermat pada masanya.

Salah satu solar term yang paling menonjol adalah summer solstice atau titik balik matahari musim panas. Pada hari ini, siang mencapai durasi terpanjang dalam setahun di belahan bumi utara. Bagi masyarakat Tiongkok kuno, momen ini dianggap penting karena menandai puncak energi matahari sekaligus perubahan ritme dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari bercocok tanam hingga kegiatan budaya.

Baca juga: Rekomendasi 12 Kuliner Beijing untuk Anda yang Pertama Kali Berlibur ke China

Hingga kini, solar terms masih memainkan peran dalam kehidupan masyarakat, meski bentuknya lebih simbolis. Banyak orang tetap menggunakan jieqi sebagai penanda waktu terbaik untuk menanam, memanen, atau bahkan menjaga kesehatan tubuh sesuai dengan perubahan musim. Ia adalah bukti bagaimana pengetahuan kuno tetap relevan, menghubungkan manusia dengan alam di tengah dunia modern.

Memahami solar terms seperti membaca kalender alam yang ditulis langsung oleh waktu. Ia bukan hanya tentang musim, melainkan tentang bagaimana manusia belajar hidup selaras dengan ritme bumi, sebuah kebijaksanaan yang terasa semakin berharga di zaman sekarang.

Summer Solstice
Summer Solstice

Penutup: Memahami Budaya Tradisional

Dari Tahun Baru Imlek yang penuh semangat, Festival Lampion yang bercahaya, hingga Qingming yang mengajarkan penghormatan pada leluhur, setiap festival tradisional Tiongkok punya kisah dan makna yang unik. Perahu naga yang melaju kencang, kisah cinta abadi di Qi Xi, manisnya kue bulan di Mid-Autumn Festival, hingga kebijaksanaan solar terms semuanya menunjukkan betapa kaya dan dalamnya warisan budaya ini.

Bagi kami, membicarakan festival-festival ini bukan sekadar mengulas acara tahunan, tetapi juga cara untuk memahami bagaimana masyarakat Tiongkok memandang kehidupan. Ada perayaan penuh tawa, ada momen perenungan, ada pula kebiasaan kecil yang menghubungkan manusia dengan alam. Semua itu berpadu membentuk jalinan tradisi yang sudah hidup selama ribuan tahun dan tetap bertahan hingga hari ini.

Jika Anda suatu hari berada di Tiongkok, kami sarankan jangan hanya melihat festival ini dari jauh. Cobalah untuk ikut merasakan langsung: berjalan di bawah lampion, menyicipi kue bulan, atau sekadar menyaksikan lomba perahu naga. Dengan begitu, Anda tidak hanya menjadi pengunjung, tetapi juga bagian kecil dari cerita besar yang masih terus berlanjut. Dan mungkin, pengalaman itu akan meninggalkan kesan yang jauh lebih dalam daripada sekadar perjalanan biasa.

Jangan lupa untuk mengikuti artikel-artikel menarik lainnya dari kami pada link berikut ini!

Ikuti kami untuk mendapatkan informasi terbaru tentang paket tur ke China dengan harga terbaik dan terjangkau!