Rekomendasi 10 Jalanan Tua nan Indah di China
Hanifam
10/7/202518 min read


Menyusuri Keindahan Old Road di China
China dikenal sebagai negeri dengan sejarah panjang yang membentang lebih dari 5.000 tahun. Di berbagai kota, masih berdiri deretan jalan kuno yang menjadi saksi bisu perjalanan waktu dan perubahan zaman. Setiap jalan menyimpan cerita sendiri, mulai dari cerita tentang perdagangan, budaya, hingga kehidupan masyarakat pada masa lalu. Jika Anda penasaran ingin tahu jalan-jalan bersejarah mana yang paling menarik untuk dijelajahi tahun ini, kami telah menyiapkan daftar 10 jalan kuno terbaik di Tiongkok tahun 2025. Di sini, Anda bisa menemukan bangunan berarsitektur klasik, kehidupan lokal yang masih autentik, kuliner tradisional yang menggugah selera, dan berbagai pengalaman unik lainnya yang sulit ditemukan di tempat lain.
Menapaki jalan-jalan berbatu yang berusia ratusan tahun ini seperti melangkah ke dalam mesin waktu. Bangunan tua berdiri gagah di sisi kiri dan kanan, sementara hiruk-pikuk para pedagang dan wisatawan berpadu dengan suasana nostalgia yang kental. Setiap sudutnya membawa Anda menyelami kisah tentang masa kejayaan kota, pengaruh budaya dinasti, hingga nilai-nilai yang terus dijaga masyarakat setempat. Kami percaya, jalan-jalan ini bukan sekadar destinasi wisata, tetapi bagian penting dari kota-kota tua, desa bersejarah, dan bekas ibu kota kuno yang bersama-sama membentuk mosaik sejarah Tiongkok yang menakjubkan.
Bagi Anda yang ingin memahami lebih dalam warisan budaya Tiongkok, menjelajahi jalan-jalan kuno ini adalah langkah yang bijak dan berkesan. Setiap perjalanan membawa cerita baru—tentang bagaimana tradisi dipertahankan di tengah modernisasi, bagaimana masyarakat setempat hidup berdampingan dengan sejarah mereka, dan bagaimana setiap batu di jalan itu memiliki arti. Jadi, sebelum memulai petualangan penuh nostalgia Anda, luangkan waktu untuk mengenal satu per satu destinasi menawan ini. Siapa tahu, di antara aroma teh hangat dan lantunan musik tradisional yang mengalun lembut, Anda menemukan sisi lain dari Tiongkok yang belum pernah Anda bayangkan sebelumnya.
1. Ciqikou Ancient Town (磁器口)
Terletak di Distrik Shapingba, Chongqing, Ciqikou Ancient Town memiliki sejarah lebih dari seribu tahun. Kawasan ini dikenal sebagai blok jalan kuno yang menawan, dikelilingi oleh satu sungai, dua aliran kecil, tiga gunung, dan empat jalan utama. Karena pesonanya yang begitu khas, Ciqikou sering dijuluki “Little Chongqing”: yang merupakan sebuah miniatur yang mencerminkan budaya, sejarah, dan wajah lama Kota Chongqing. Berbeda dari destinasi bersejarah lainnya, Ciqikou menawarkan panorama unik antara pegunungan dan tepi sungai, lengkap dengan rumah-rumah rakyat khas lereng timur Sichuan yang menampilkan arsitektur tradisional memikat.
Baca juga: Itinerary ke China: Rekomendasi Panduan Perjalanan Selama 21 Hari, dari Beijing hingga Shanghai
Berjalan menyusuri jalan berbatu di Ciqikou seperti menapaki kembali masa lalu. Di sepanjang jalan, Anda akan menemui para seniman lokal yang menunjukkan keahlian mereka: mulai dari membuat figur dari bubuk berwarna hingga melantunkan nyanyian khas opera Sichuan. Setiap pertunjukan mencerminkan warisan seni rakyat yang masih hidup hingga kini. Tak hanya itu, Ciqikou juga menjadi tempat favorit warga Chongqing untuk bersantai dan menikmati suasana santai khas kota lama. Di sela perjalanan, jangan lewatkan kesempatan mencicipi kuliner pedas legendaris Chongqing, yang rasanya kuat dan memanjakan lidah.
Setelah menikmati suasana penuh warna Ciqikou, perjalanan bisa dilanjutkan menuju pengalaman yang lebih luas dan mendalam. Kami sangat menyarankan Anda untuk menyusuri Sungai Yangtze dengan kapal pesiar, menikmati panorama megah Tiga Ngarai (Three Gorges) yang terkenal di seluruh dunia. Dari sana, Anda bisa menelusuri keindahan ukiran batu Dazu yang memukau, menjadikannya sebagai warisan budaya dunia yang menggambarkan kisah spiritual dan sejarah Tiongkok kuno dengan detail luar biasa.
Tak jauh dari situ, Anda juga bisa menjelajahi Wulong Karst, salah satu Warisan Alam Dunia yang menampilkan formasi batu kapur spektakuler. Sementara itu, untuk pengalaman yang lebih modern namun tetap berakar pada budaya Chongqing, kunjungi Hongya Cave yang penuh lampu warna-warni, saksikan kereta ringan yang melintas menembus gedung di Stasiun Liziba, dan luangkan waktu di Museum Three Gorges untuk memahami sejarah dan perkembangan kota ini. Tutup perjalanan Anda dengan seporsi hot pot Chongqing yang ikonik, yaitu pedas, kaya rasa, dan sempurna untuk mengakhiri petualangan Anda di jantung Chongqing. Perjalanan ini akan menghadirkan harmoni antara alam, sejarah, dan jiwa kota yang begitu hidup.


2. Nanluoguxiang (南锣鼓巷)
Berlokasi di Distrik Dongcheng, Kota Beijing, kawasan Nanluoguxiang adalah salah satu jalan kuno paling ikonik yang telah berdiri lebih dari 740 tahun. Menyusuri jalan ini terasa seperti membuka lembar demi lembar sejarah Beijing yang hidup. Sepanjang 800 meter, deretan bangunan tua bergaya Dinasti Yuan, Ming, dan Qing berdiri berdampingan, menampilkan harmoni arsitektur klasik yang elegan. Rumah-rumah halaman (siheyuan) dengan dinding bata abu-abu dan pintu berukir indah menjadi pemandangan khas yang memikat. Nanluoguxiang bukan sekadar jalan kuno, tetapi ruang hidup tempat sejarah dan kehidupan modern bertemu dengan cara yang sangat alami.
Meski berakar kuat pada masa lalu, kawasan ini tetap berdenyut dengan energi masa kini. Di antara gang-gang sempitnya, Anda akan menemukan deretan toko tradisional, butik unik, kafe kecil, dan restoran bergaya modern yang menyatu tanpa menghilangkan nuansa klasiknya. Saat malam tiba, lampu lentera yang redup menciptakan suasana romantis dan hangat, sementara menara Drum dan Bell Tower menambah kesan megah pada lanskap kota tua ini. Di setiap langkahnya, Nanluoguxiang seolah berbisik pelan, menceritakan kisah ratusan tahun tentang budaya, kehidupan, dan perubahan yang terus berjalan di jantung ibu kota.
Bagi Anda yang ingin menyelami lebih dalam jiwa sejati Beijing, perjalanan tak lengkap tanpa menelusuri Hutong-Hutong tua di sekitar Nanluoguxiang. Di sanalah denyut kehidupan warga lokal terasa begitu nyata: dari percakapan ringan di depan rumah hingga aroma masakan tradisional yang menguar dari dapur-dapur kecil. Setelah itu, sebagian besar wisatawan biasanya melanjutkan petualangan mereka ke berbagai ikon klasik Beijing yang tak boleh dilewatkan.
Mulailah dengan Tembok Besar Mutianyu yang menakjubkan, tempat Anda bisa menikmati pemandangan gunung yang membentang sejauh mata memandang. Lalu, rasakan kemegahan Kota Terlarang (Forbidden City) yang pernah menjadi pusat kekuasaan kekaisaran Tiongkok, dan temukan ketenangan spiritual di Kuil Surga (Temple of Heaven). Jangan lupa singgah di Lapangan Tiananmen, yang merupakan salah satu alun-alun paling terkenal di dunia, serta berziarah ke Makam Dinasti Ming yang menyimpan cerita panjang para kaisar besar. Tutup perjalanan Anda dengan kunjungan ke Museum Nasional Tiongkok, tempat sejarah, seni, dan identitas bangsa ini dirangkai dengan penuh kebanggaan. Melalui perjalanan ini, Anda tidak hanya berwisata, tetapi benar-benar merasakan jiwa dan cerita Beijing yang sesungguhnya.


3. Barkhor Street (八廓街)
Terletak di Distrik Chengguan, Kota Lhasa, Wilayah Otonomi Tibet, Barkhor Street telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Tibet selama lebih dari 1.300 tahun. Jalan ini bukan sekadar destinasi wisata, melainkan jantung spiritual kota Lhasa yang masih berdetak hingga kini. Di sepanjang jalan, Anda akan melihat pemandangan yang begitu khas dan penuh makna: para peziarah dari berbagai penjuru dunia berputar mengelilingi jalan sambil memutar roda doa, berlutut, dan berdoa dengan khusyuk, yang merupakan sebuah wujud nyata dari keyakinan Buddhis yang mendalam. Bangunan-bangunan di sekitar jalan ini masih terjaga dengan sangat baik, menampilkan arsitektur tradisional Tibet yang penuh warna dan detail artistik yang mencuri perhatian, terlebih saat sinar matahari menyinari dinding-dindingnya.
Menelusuri Barkhor Street memberikan pengalaman yang tak sekadar visual, tapi juga spiritual. Aroma dupa yang memenuhi udara, lantunan doa dari biara terdekat, dan senyum ramah para penduduk lokal menciptakan suasana yang sulit dilupakan. Jalan ini juga berfungsi sebagai kora, yaitu jalur mengelilingi tempat suci bagi umat Buddha Tibet, sehingga membuat setiap langkah terasa penuh makna. Di sepanjang jalan, Anda bisa menemukan berbagai toko kecil yang menjual barang-barang khas Tibet seperti perhiasan perak, pakaian tradisional, dan artefak keagamaan, semuanya menambah warna pada pengalaman Anda di Lhasa.
Setelah menyelami pesona spiritual Barkhor Street, banyak wisatawan melanjutkan perjalanan mereka untuk mengenal lebih jauh keajaiban budaya dan alam Tibet. Destinasi pertama yang tak boleh dilewatkan tentu saja Istana Potala, simbol megah Lhasa yang menjulang di atas bukit dan menjadi ikon kebanggaan Tibet. Tak jauh dari sana, berdirilah Kuil Jokhang, tempat paling suci bagi umat Buddha Tibet, yang setiap harinya dipadati peziarah dari berbagai daerah. Bagi pencinta ketenangan, Biara Sera menawarkan suasana damai dengan tradisi debat para biksu yang menarik untuk disaksikan.
Untuk menikmati keindahan alam Tibet yang menakjubkan, sempatkan diri mengunjungi Danau Namtso dan Danau Yamdrok, dua danau suci dengan air berwarna biru kristal yang dikelilingi pegunungan bersalju. Terakhir, lengkapi perjalanan Anda dengan kunjungan ke Biara Drepung dan Norbulingka, kediaman musim panas Dalai Lama yang sarat nilai sejarah dan spiritualitas. Seluruh rangkaian perjalanan ini bukan hanya membawa Anda menjelajahi tempat-tempat indah, tetapi juga mengajak Anda memahami jiwa dan keagungan Lhasa, sebuah kota yang tak hanya hidup dalam ruang dan waktu, tetapi juga dalam hati setiap pengunjungnya.


4. Hefang Street (河坊街)
Terletak di Distrik Shangcheng, Kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Hefang Street dikenal sebagai jalan kuno paling terkenal dan terawat di Hangzhou. Kawasan ini merefleksikan masa kejayaan kota yang dijuluki “surga di bumi” pada masa Dinasti Qing akhir hingga awal Republik Tiongkok. Membentang lebih dari 1.800 meter, jalan ini sepenuhnya diperuntukkan bagi pejalan kaki, menawarkan pengalaman menyusuri sejarah yang hidup dalam setiap batu pijakannya. Di sini, Anda akan menemukan deretan toko tua yang menjual “Lima Keistimewaan Hangzhou”: bedak wajah tradisional, gunting, kipas, tembakau, dan benang, barang-barang klasik yang telah menjadi bagian dari budaya kota selama berabad-abad.
Berjalan di sepanjang jalan berbatu Hefang terasa seperti menembus waktu. Bangunan-bangunan tua dengan arsitektur klasik Tiongkok berdiri rapat di kanan-kiri jalan, menampilkan suasana khas kota kuno yang masih terjaga. Anda bisa menyaksikan langsung berbagai kerajinan tangan tradisional, mulai dari pembuatan kipas lipat, pemrosesan teh, hingga seni kaligrafi yang halus. Salah satu tempat yang tak boleh dilewatkan adalah Museum Pengobatan Tradisional Tiongkok Hu Qing Yu Tang serta Bekas Kediaman Hu Xueyan, seorang pengusaha terkenal di masa lalu. Di sana, Anda bisa belajar bagaimana pengobatan tradisional berkembang dan bagaimana nilai-nilai etika bisnis diterapkan pada masa kejayaan Hangzhou.
Setelah puas menjelajahi pesona Hefang Street, perjalanan Anda di Hangzhou akan semakin lengkap dengan mengunjungi Danau Barat (West Lake) yang mendunia, yang merupakan ikon kota yang memadukan keindahan alam dan legenda cinta klasik Tiongkok. Tak jauh dari sana, berdiri Kuil Lingyin, salah satu kuil Buddha terbesar dan tertua di Tiongkok, tempat Anda bisa merasakan kedamaian di tengah pepohonan rindang dan patung-patung batu kuno. Jika Anda ingin suasana yang lebih tenang dan romantis, cobalah berkunjung ke Kota Air Wuzhen, di mana kanal-kanal berair jernih dan rumah-rumah kayu tua menciptakan panorama yang menenangkan.
Bagi pencinta sejarah dan budaya, jangan lewatkan Situs Arkeologi Kota Liangzhu, warisan dunia UNESCO yang membuktikan betapa majunya peradaban Hangzhou ribuan tahun silam. Untuk pengalaman yang lebih khas, mampirlah ke Perkebunan Teh Longjing, nikmati aroma teh hijau segar langsung dari sumbernya, lalu lanjutkan ke Museum Teh Nasional Tiongkok dan Museum Sutra Nasional Tiongkok untuk memahami dua tradisi penting yang membentuk identitas kota ini. Tutup petualangan Anda dengan kunjungan ke Pagoda Liuhe, yang berdiri megah di tepi Sungai Qiantang. Rangkaian perjalanan ini bukan hanya membawa Anda melihat keindahan Hangzhou, tetapi juga membuat Anda merasakan denyut sejarah dan keanggunan budaya yang membuat kota ini begitu istimewa.


5. Pingjiang Road (平江路)
Terletak di Distrik Pingjiang, Kota Suzhou, Provinsi Jiangsu, Pingjiang Road adalah jantung kota tua Suzhou yang masih berdenyut dengan kehidupan klasiknya hingga kini. Jalan kuno sepanjang 1.600 meter ini membentang sejajar dengan aliran sungai, menciptakan pemandangan yang begitu romantis dan tenang. Dengan sejarah yang telah berlangsung sekitar 800 tahun, Pingjiang Road menjadi potret sempurna dari Suzhou tempo dulu, kota yang dikenal sebagai “Venesia dari Timur.” Di sini, setiap langkah membawa Anda melewati gang-gang sempit, jembatan batu tua, rumah-rumah bergaya tradisional, serta toko-toko dan restoran kecil yang menyatu harmonis dalam suasana kuno yang memesona.
Berjalan di atas jalan berbatu Pingjiang terasa seperti melangkah ke dalam lukisan kuno. Suara gemericik air dari sungai di tepi jalan berpadu dengan percakapan lembut warga lokal yang duduk di depan rumah, menciptakan ritme kehidupan yang damai. Anda bisa mencicipi camilan khas Suzhou sambil menyusuri jalan sempit yang tidak rata, menikmati pemandangan sungai dari restoran kecil, atau singgah di rumah teh tradisional untuk menonton pertunjukan opera Kunqu (昆剧), yang merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan tertua di Tiongkok. Tak jarang, Anda juga akan menemukan toko-toko kerajinan tangan lokal yang menjual barang-barang unik seperti kipas sutra, bordiran halus, dan pernak-pernik antik khas Suzhou.
Baca juga: Rekomendasi Itinerary 2 Minggu di China: Beijing–Xi'an–Lhasa–Shanghai
Setelah menikmati suasana menenangkan di Pingjiang Road, perjalanan Anda bisa dilanjutkan dengan mengunjungi taman-taman klasik Suzhou yang terkenal di dunia. Tiga di antaranya wajib dikunjungi: Taman Administrator yang Rendah Hati (Humble Administrator’s Garden), Taman Lingering (Lingering Garden), dan Taman Master of the Nets (Master of the Nets Garden). Setiap taman memiliki gaya arsitektur dan filosofi tersendiri, menampilkan keindahan lanskap yang memadukan seni taman, batu, air, dan arsitektur tradisional dalam harmoni sempurna.
Untuk merasakan pesona kawasan air khas Jiangnan, Anda bisa melanjutkan perjalanan ke Kota Air Tongli yang puitis atau Zhouzhuang, yang dikenal sebagai Kota Air Nomor Satu di Tiongkok. Keduanya menawarkan pemandangan kanal, jembatan lengkung, dan rumah-rumah putih beratap hitam yang seolah tak berubah sejak berabad-abad lalu. Jangan lupa mampir ke Bukit Harimau (Tiger Hill), tempat bersejarah yang sarat legenda, serta Pabrik Sutra Suzhou, di mana Anda dapat menyaksikan langsung proses pembuatan sutra yang telah menjadi kebanggaan kota ini selama ribuan tahun. Perjalanan menyusuri Suzhou bukan sekadar wisata, melainkan pengalaman untuk menyentuh jiwa budaya Jiangnan, yang merupakan sebuah perpaduan antara keindahan alam, seni, dan kehidupan manusia yang begitu anggun dan halus.


6. Tunxi Old Street (屯溪老街)
Terletak di Distrik Tunxi, Kota Huangshan, Provinsi Anhui, Tunxi Old Street merupakan salah satu kawasan pejalan kaki tertua dan paling terawat di Tiongkok. Berada di kaki Gunung Huangshan (Yellow Mountain) yang megah, jalan kuno ini telah berdiri selama lebih dari 630 tahun, menjadi saksi bisu kejayaan masa Dinasti Song, Ming, dan Qing. Panjangnya mencapai 853 meter, dan sepanjang jalan, pengunjung disuguhi pemandangan arsitektur klasik bergaya Hui, yang dikenal dengan dinding putih, atap genting hitam, serta ukiran kayu yang rumit dan indah. Setiap bangunan di sini seolah menghidupkan kembali suasana masa lalu, memperlihatkan bagaimana kehidupan dan perdagangan berkembang pesat di wilayah Anhui berabad-abad silam.
Tunxi Old Street bukan sekadar tempat bersejarah, tetapi juga ruang hidup yang penuh warna. Saat Anda berjalan di bawah deretan lentera merah yang tergantung di atas jalan berbatu, aroma teh, tinta, dan camilan lokal memenuhi udara. Deretan toko tua yang telah berdiri selama beberapa generasi masih menjual produk khas Anhui, seperti teh Huangshan Maofeng, tinta, serta batu tinta Huizhou yang terkenal di seluruh Tiongkok. Di sini pula, Anda bisa mencicipi kuliner khas Huangshan seperti tahu kering, kue beras ketan, dan camilan pedas manis yang menggugah selera. Suasana malam di Tunxi terasa sangat memikat—lampu-lampu kuno menyala lembut, musik tradisional mengalun, dan setiap sudut memancarkan pesona nostalgia yang menenangkan.
Setelah menikmati pesona klasik Tunxi Old Street, banyak wisatawan melanjutkan perjalanan menuju Gunung Huangshan, salah satu destinasi alam paling spektakuler di dunia. Gunung ini terkenal dengan puncak batu granit yang menjulang, lautan awan yang dramatis, dan pepohonan pinus yang tumbuh di tebing curam, sebuah pemandangan yang sering digambarkan dalam lukisan-lukisan Tiongkok kuno. Bagi pencinta alam dan fotografi, West Sea Grand Canyon menjadi salah satu titik terbaik untuk menikmati panorama Huangshan yang luar biasa.
Selain keindahan alamnya, wilayah sekitar Tunxi juga menyimpan kekayaan budaya yang mendalam. Anda bisa menjelajahi Desa Kuno Xidi dan Hongcun, dua situs Warisan Dunia UNESCO yang menampilkan tata kota dan arsitektur khas masyarakat Hui. Tak jauh dari sana, Kota Kuno Huizhou menghadirkan suasana klasik dengan gerbang batu megah dan rumah-rumah berusia ratusan tahun. Bagi yang tertarik dengan warisan seni, kunjungan ke Pabrik Tinta Hu Kaiwen adalah pengalaman menarik untuk melihat langsung bagaimana tinta tradisional Tiongkok dibuat dengan cara yang hampir tak berubah sejak zaman dahulu. Rangkaian perjalanan ini menawarkan harmoni antara keindahan alam Huangshan dan keagungan budaya Hui, menjadikannya pengalaman wisata yang kaya, berkesan, dan sulit dilupakan.


7. Jinli Ancient Street (锦里)
Terletak di Distrik Wuhou, Kota Chengdu, Provinsi Sichuan, Jinli Ancient Street adalah salah satu jalan kuno paling terkenal dan hidup di Tiongkok barat daya. Berusia lebih dari 1.800 tahun, kawasan ini telah dikenal sejak masa Dinasti Qin dan Han sebagai pusat perdagangan penting di Kerajaan Shu Kuno. Kini, Jinli tetap mempertahankan pesona klasiknya dengan deretan bangunan kayu bergaya tradisional, dihiasi lentera merah yang berkilau di malam hari. Suasana jalan ini terasa begitu semarak: pedagang kaki lima yang sibuk menjajakan makanan, suara air mengalir dari sungai kecil di tepi jalan, dan jembatan batu yang menghubungkan gang-gang sempit menciptakan atmosfer khas Chengdu yang hangat dan ramah.
Menelusuri Jinli seperti menyelami kehidupan masyarakat Chengdu di masa lalu, tapi dengan sentuhan modern yang segar. Anda akan menemukan kafe-kafe bergaya barat berdampingan dengan rumah teh tradisional, toko-toko cenderamata yang menjual karya seni lokal, dan pengrajin yang masih mempertahankan teknik lama. Namun, yang paling memikat dari Jinli tentu saja adalah kuliner khas Sichuan. Jalan ini bagaikan surga bagi pencinta makanan pedas: dari mapo tofu yang menggigit hingga dan dan noodles yang gurih, setiap gigitan menghadirkan perpaduan rasa kuat dan aroma rempah yang khas. Duduk di bawah cahaya lentera sambil menikmati makanan lokal menjadi pengalaman yang benar-benar menggambarkan semangat hidup orang Chengdu—santai, ramah, dan penuh cita rasa.
Sebagian besar wisatawan menjadikan Jinli Ancient Street sebagai titik awal untuk menjelajahi keindahan dan budaya Provinsi Sichuan yang luas. Dari sini, Anda bisa berjalan menuju Kuanzhai Alley, jalan tua lain yang menawarkan suasana klasik dengan gang-gang lebar dan sempit yang dipenuhi toko-toko kecil dan restoran otentik. Tak jauh dari sana, terdapat Wuhou Temple, tempat bersejarah yang dibangun untuk menghormati Zhuge Liang, tokoh legendaris dari era Tiga Kerajaan. Anda juga bisa mengunjungi Wenshu Monastery untuk menemukan ketenangan, atau Du Fu Thatched Cottage, kediaman penyair besar Tiongkok yang kini menjadi taman sastra nan indah.
Sebagai gerbang menuju petualangan di Sichuan, Chengdu menawarkan banyak destinasi spektakuler lainnya. Bagi pencinta alam dan budaya, Patung Raksasa Leshan dan Gunung Qingcheng wajib masuk daftar kunjungan. Di sana, Anda bisa merasakan keseimbangan antara spiritualitas dan keindahan alam. Sementara itu, Museum Situs Jinsha memperlihatkan peninggalan arkeologis menakjubkan dari peradaban kuno yang pernah berkembang di dataran Sichuan. Jika memiliki waktu lebih, jangan lewatkan kesempatan menjelajahi Taman Nasional Jiuzhaigou, yang terkenal dengan danau-danau berwarna biru jernih, serta mendaki Gunung Emei, salah satu gunung suci Buddha yang menampilkan panorama luar biasa. Dari Jinli hingga ke pelosok Sichuan, setiap langkah menawarkan pengalaman yang kaya, dimana menggabungkan sejarah, budaya, alam, dan kehangatan masyarakat lokal dalam satu perjalanan yang sulit dilupakan.


8. West Street (西街)
Terletak di Kabupaten Yangshuo, Kota Guilin, Daerah Otonomi Guangxi Zhuang, West Street (Xijie) adalah jantung sejarah dan budaya yang telah hidup selama lebih dari 1.400 tahun. Diapit oleh panorama menakjubkan khas Yangshuo, dimana terdapat gunung-gunung karst menjulang dan sungai yang berliku lembut, jalan sepanjang 853 meter ini menjadi salah satu tempat paling memikat di Tiongkok bagian selatan. Arsitekturnya memadukan gaya klasik Dinasti Song, Ming, dan Qing, menampilkan dinding putih, atap hitam, serta ukiran kayu yang rumit, menciptakan suasana elegan yang seolah menghentikan waktu. Dikenal juga sebagai “jalan internasional pertama di Tiongkok”, West Street menarik wisatawan dari seluruh dunia dengan pesonanya yang otentik dan atmosfernya yang hangat.
Berjalan di sepanjang West Street seperti berada di pertemuan dua dunia: tradisi Tiongkok yang kental berpadu dengan suasana modern yang dinamis. Toko-toko tua di kanan kiri jalan menjual berbagai produk khas, mulai dari teh berkualitas tinggi, tinta dan alat kaligrafi, hingga kerajinan tangan dan lukisan lokal. Saat sore tiba, lentera merah mulai menyala, dan suasana berubah menjadi lebih hidup—musik tradisional bercampur dengan obrolan santai dalam berbagai bahasa. Banyak wisatawan memilih duduk di kafe bergaya barat atau bar atap terbuka, menikmati minuman sambil menyaksikan lampu-lampu berkilau memantul di jalan batu kuno. West Street bukan hanya sekadar destinasi sejarah, tetapi juga simbol pertemuan budaya antara Timur dan Barat yang berlangsung alami dan harmonis.
Setelah menikmati kehidupan malam dan suasana penuh warna di West Street, petualangan Anda di Yangshuo tak berhenti di situ. Banyak wisatawan melanjutkan perjalanan menuju Sungai Yulong, tempat Anda bisa menikmati pemandangan alam yang tenang dengan menyusuri sungai menggunakan rakit bambu. Tak jauh dari sana, Teras Sawah Longsheng menampilkan pemandangan spektakuler, yaitu barisan sawah bertingkat yang membentang di lereng bukit, berubah warna seiring musim. Setiap langkah di kawasan ini seolah memperlihatkan keindahan pedesaan Tiongkok yang masih alami dan memikat.
Bagi Anda yang ingin merasakan pengalaman lengkap di Guilin, jangan lewatkan pelayaran di Sungai Li, yang terkenal dengan pemandangan karst luar biasa dan sering digambarkan dalam lukisan-lukisan klasik Tiongkok. Nikmati pula keajaiban Bukit Belalai Gajah (Elephant Trunk Hill), simbol kota Guilin yang menawan, serta kunjungi Kota Kuno Xingping, di mana rumah-rumah tua dan jalan berbatu menghidupkan kembali suasana masa lalu. Perjalanan ini menjadi rangkaian sempurna, dimana berawal dari suasana kosmopolitan nan klasik di West Street hingga ke ketenangan alam dan keindahan alami Guilin. Semua berpadu menjadi satu pengalaman yang tak hanya indah di mata, tapi juga melekat di hati setiap pelancong yang datang.


9. Confucius Temple Pedestrain Street (夫子庙步行街)
Terletak di Distrik Qinhuai, Kota Nanjing, Provinsi Jiangsu, Nanjing Confucius Temple Pedestrian Street atau yang dikenal sebagai kawasan Fuzimiao, adalah pusat sejarah dan budaya yang telah hidup selama lebih dari 1.500 tahun. Kawasan sepanjang 1.234 meter ini menjadi simbol keagungan Nanjing sebagai salah satu ibu kota kuno Tiongkok. Di sini, arsitektur bergaya Hui yang khas, yaitu sebuah dinding putih, atap genting hitam, dan ukiran kayu yang halus, menciptakan pemandangan klasik yang elegan. Di antara bangunan-bangunan itu berdiri Kuil Konfusius (Confucius Temple) yang megah, lambang warisan filosofis Tiongkok yang menjunjung tinggi kebijaksanaan dan nilai moral. Tak hanya menjadi situs bersejarah, kawasan ini juga berkembang menjadi pusat perdagangan dan kebudayaan yang hidup, mencerminkan semangat bisnis masyarakat Anhui yang ulet dan kreatif.
Saat senja tiba, suasana di Fuzimiao berubah menjadi begitu magis. Lentera merah bergantungan di sepanjang jalan, sementara cahaya lampu dari Kuil Konfusius memantul di permukaan Sungai Qinhuai, menciptakan pemandangan malam yang menakjubkan. Anda bisa menikmati suasana ini dengan naik perahu menyusuri Sungai Qinhuai, menyaksikan bangunan-bangunan tua dan jembatan klasik yang berkilauan di bawah sinar lampu. Sepanjang jalan, Anda akan menemukan rumah teh tradisional, toko kaligrafi dan tinta, galeri seni, serta pedagang makanan lokal yang menjajakan kuliner khas Nanjing seperti duck blood soup, salted duck, dan kue beras manis. Di sini, sejarah dan kehidupan modern berpadu dengan cara yang sangat alami, menjadikan Fuzimiao bukan hanya tempat untuk dikunjungi, tapi juga untuk dihayati.
Bagi Anda yang ingin menyelami lebih dalam sejarah Nanjing, perjalanan bisa dilanjutkan ke Museum Nanjing, salah satu museum terbesar dan terlengkap di Tiongkok. Koleksinya menampilkan ribuan artefak yang menggambarkan perjalanan panjang Nanjing sebagai ibu kota dari enam dinasti besar. Tak jauh dari sana, berdiri Tembok Kota Kuno Nanjing, benteng megah yang masih kokoh dan menjadi saksi bisu masa kejayaan dan pertempuran sejarah. Dari atas tembok ini, Anda bisa menikmati pemandangan kota yang berpadu antara klasik dan modern.
Perjalanan Anda akan semakin bermakna dengan kunjungan ke Makam Xiaoling, tempat peristirahatan Kaisar Hongwu, pendiri Dinasti Ming, serta Makam Sun Yat-sen, yang dihormati sebagai “Bapak Tiongkok Modern.” Keduanya bukan hanya monumen bersejarah, tetapi juga simbol semangat dan perjuangan rakyat Tiongkok. Bagi pencinta ketenangan dan spiritualitas, Gunung Niushou (Niushoushan) menjadi destinasi yang tak boleh dilewatkan. Di sana, keindahan alam berpadu dengan kemegahan arsitektur Buddhis, menciptakan suasana damai dan sakral. Menyusuri Nanjing melalui jejak sejarahnya akan memberi Anda pemahaman yang lebih dalam tentang jiwa kota ini, menjadikannya sebagai sebuah perpaduan antara kebijaksanaan, warisan, dan kehidupan yang terus berkembang.


10. Muslim Quarter (回民街)
Terletak di Distrik Beilin, Kota Xi’an, Provinsi Shaanxi, Muslim Quarter atau yang dikenal juga dengan sebutan Huimin Jie, merupakan salah satu kawasan paling hidup dan bersejarah di kota tua Xi’an. Kawasan ini telah berdiri lebih dari 1.000 tahun, berakar dari masa kejayaan Jalur Sutra yang legendaris. Sejak dahulu, Xi’an dikenal sebagai gerbang dunia yang menyambut pedagang dan pelancong dari berbagai negeri, dan semangat keterbukaan itu masih terasa kuat di Muslim Quarter hingga hari ini. Berlokasi tak jauh dari Drum Tower, kawasan ini menjadi simbol keragaman budaya Tiongkok, tempat dimana sejarah, agama, dan kehidupan modern berpadu harmonis.
Saat Anda melangkah ke dalam jalan-jalan sempit yang dipenuhi aroma menggoda dari berbagai kuliner lokal, Anda akan segera memahami mengapa Muslim Quarter dianggap sebagai surga bagi pencinta makanan. Deretan kios dan restoran tradisional menawarkan beragam hidangan otentik yang mewakili cita rasa Xi’an—dari roti isi daging sapi atau kambing (Roujiamo), mi tangan yang terkenal (Biangbiang Mian), hingga sup daging kambing khas (Yangrou Paomo). Setiap gigitan menghadirkan perpaduan rasa yang kuat, mencerminkan pengaruh budaya Arab, Persia, dan Asia Tengah yang melebur dalam cita rasa khas Tiongkok barat laut. Di malam hari, suasana semakin semarak: lentera menggantung, musik tradisional mengalun, dan wangi rempah memenuhi udara, sehingga menjadikan Muslim Quarter bukan sekadar tempat makan, tapi pengalaman budaya yang tak terlupakan.
Setelah puas menyusuri jalanan kuliner Muslim Quarter, perjalanan biasanya berlanjut ke landmark bersejarah yang tak jauh dari sana. Anda bisa mengunjungi Menara Lonceng (Bell Tower) dan Menara Genderang (Drum Tower) yang berdiri megah di pusat kota, dua ikon penting yang telah menjadi simbol Xi’an sejak Dinasti Ming. Tak jauh dari sana, Anda dapat menjelajahi Tembok Kota Kuno Xi’an, benteng kuno terbesar dan terawat terbaik di seluruh Tiongkok. Berjalan atau bersepeda di atas tembok ini bersama teman atau keluarga memberi sensasi seolah Anda melangkah di atas sejarah yang hidup.
Untuk pengalaman yang lebih mendalam, lanjutkan petualangan Anda menuju Pagoda Angsa Liar Raksasa (Giant Wild Goose Pagoda), peninggalan Dinasti Tang yang memancarkan keanggunan spiritual, lalu kunjungi Grand Tang Dynasty Ever-bright City, sebuah area modern yang memadukan seni, cahaya, dan sejarah dalam satu pengalaman visual menakjubkan. Jangan lewatkan pula Museum Sejarah Shaanxi, tempat di mana ribuan artefak kuno menceritakan kisah kejayaan Tiongkok masa lalu. Dan tentu saja, tak lengkap perjalanan ke Xi’an tanpa menyaksikan langsung Prajurit Terakota (Terracotta Warriors), pasukan abadi yang telah menjaga makam Kaisar Qin Shi Huang selama lebih dari dua milenium. Bagi para pecinta alam dan petualangan, Gunung Huashan menjadi destinasi sempurna untuk menutup perjalanan, menawarkan pemandangan luar biasa dan jalur pendakian yang menantang.
Baca juga: 12 Rekomendasi Destinasi Wisata Terpopuler di Xi'an, China
Xi’an bukan sekadar kota bersejarah, namun ia adalah muse hidup dari peradaban Tiongkok kuno, tempat di mana masa lalu dan masa kini berjalan beriringan. Melalui Muslim Quarter dan jejak-jejak sejarah di sekitarnya, Anda akan merasakan denyut kehidupan yang telah berputar selama ribuan tahun, tetap hidup, hangat, dan penuh cerita.


Penutup: Menapaki Jejak Waktu di Negeri Seribu Cerita
Menjelajahi sepuluh jalan kuno terbaik di Tiongkok bukan sekadar perjalanan wisata, namun ini adalah perjalanan melintasi waktu, menyentuh denyut kehidupan yang telah bernafas selama ribuan tahun. Dari pesona spiritual Barkhor Street di Lhasa hingga semarak budaya Muslim Quarter di Xi’an, setiap jalan membawa kita ke dalam bab unik dari kisah besar peradaban Tiongkok. Di sepanjang lorong-lorong berbatu dan di bawah lentera merah yang berayun lembut, kita tidak hanya melihat bangunan tua, tapi juga menyaksikan bagaimana masa lalu dan masa kini berpadu dengan harmoni yang indah.
Lebih dari sekadar pemandangan, setiap jalan kuno menghadirkan pengalaman yang menyentuh sisi terdalam manusia, yaitu mengenal kesederhanaan hidup, kebanggaan budaya, serta ketulusan masyarakat setempat dalam menjaga tradisi mereka. Kita dapat mencicipi rasa yang telah diwariskan turun-temurun, menyimak musik yang telah bertahan selama berabad-abad, dan merasakan semangat dagang, seni, dan spiritualitas yang terus hidup di setiap sudut kota tua.
Bagi kami, menjelajahi jalan-jalan ini adalah cara paling nyata untuk memahami jiwa Tiongkok, bukan melalui buku sejarah atau museum, tapi lewat langkah kaki dan tatapan langsung terhadap kehidupan yang masih berdenyut di sana. Setiap perjalanan menjadi pengingat bahwa warisan budaya bukanlah sesuatu yang beku, melainkan sesuatu yang terus tumbuh dan beradaptasi dengan waktu.
Jadi, jika Anda mencari pengalaman perjalanan yang lebih dari sekadar melihat tempat indah, biarkan jalan-jalan kuno Tiongkok menjadi peta hati Anda. Di sanalah Anda akan menemukan perpaduan sempurna antara sejarah, manusia, dan kehidupan. Karena sesungguhnya, menjelajahi Tiongkok bukan hanya tentang pergi ke tempat baru, tetapi tentang menemukan kembali kisah lama yang selalu terasa baru setiap kali Anda melangkah.
Jangan lupa untuk mengikuti artikel-artikel menarik lainnya dari kami pada link berikut ini!
Ikuti kami untuk mendapatkan informasi terbaru tentang paket tur ke China dengan harga terbaik dan terjangkau!
