Tour Hiking: 5 Hari Itinerary ke Great Wall, China
Hanifam
10/9/202510 min read


Mencoba Hiking di Tembok Besar China
Tidak ada pengalaman yang benar-benar sebanding dengan menapaki batu-batu kuno Tembok Besar China. Bukan sekadar mendaki, tapi seperti berjalan di antara lapisan waktu—melihat sejarah, kerja keras, dan keindahan alam Tiongkok berpadu jadi satu garis panjang yang mengalir di punggung pegunungan. Bagi banyak orang, kunjungan ke Great Wall cukup berhenti di spot turis populer seperti Badaling atau Mutianyu. Tapi buat para pendaki sejati, yang ingin tahu bagaimana rasanya menelusuri bagian-bagian liar dan sunyi dari dinding legendaris ini, ada cara yang lebih mendalam untuk menikmatinya.
Dalam tur hiking lima hari ini, kita tidak hanya datang untuk “melihat” Great Wall, tapi benar-benar mengalaminya. Kita akan melangkah dari bagian yang sudah dipugar rapi hingga ke tembok yang masih dibiarkan liar dan alami. Dari menara pengawas yang masih berdiri gagah sampai ke bebatuan tua yang sudah dipeluk tanaman merambat. Setiap hari menghadirkan nuansa yang berbeda—kadang menantang, kadang tenang dan penuh refleksi, tapi selalu mengesankan.
Yang membuat perjalanan ini istimewa bukan hanya rutenya, tapi juga ritmenya. Anda akan melewati enam bagian tembok yang paling direkomendasikan di sekitar Beijing, masing-masing dengan karakter dan cerita sendiri. Ada kesempatan untuk menyaksikan matahari terbit dari menara kuno, berfoto di bentangan tembok yang fotogenik, hingga bermalam di watchtower asli di bawah langit berbintang. Semua ini dikemas dengan kecepatan yang cukup santai untuk menikmati pemandangan, tapi cukup menantang untuk membuatmu merasa benar-benar hidup.
Kalau Anda mencari perjalanan yang lebih dari sekadar “wisata”, tur ini akan memberi Anda rasa pencapaian dan kedekatan yang jarang ditemukan di perjalanan biasa. Lima hari di Great Wall ini bukan cuma soal jarak tempuh atau jumlah langkah, tapi tentang menghubungkan diri dengan sejarah dan alam dalam cara yang paling manusiawi—dengan napas, peluh, dan decak kagum di setiap tikungan dinding batu.
1. Hari ke-1: Menyusuri Keheningan di Balik Badaling dan Shixiaguan
Pagi pertama dimulai dengan suasana yang masih segar. Sekitar pukul delapan, pemandu pribadi Anda akan menjemput di hotel dan membawa Anda keluar dari hiruk pikuk Beijing menuju area pegunungan di barat laut kota. Perjalanan menuju Badaling memakan waktu sekitar dua jam, cukup untuk melihat bagaimana lanskap berganti dari gedung-gedung modern ke perbukitan hijau yang semakin rapat. Begitu tiba di titik awal, pemandangan langsung berubah dramatis—bentangan tembok batu yang mengikuti lekuk bukit seperti ular raksasa yang tertidur.
Baca juga: Tour Teknologi Modern: Rekomendasi Itinerary 5 Hari Mengelilingi Pusat Budaya Modern di China
Bagian pertama yang akan Anda jelajahi adalah Badaling Ancient Great Wall, versi semi-restored dari area yang paling terkenal di Beijing. Di sini, tembok masih menunjukkan wajah aslinya—batu-batu besar yang kasar, menara pengawas yang setengah rusak, dan jalur curam yang menuntut langkah hati-hati. Sepanjang kira-kira lima kilometer, Anda akan melangkah di atas battlement yang dulu dilalui para penjaga Dinasti Ming. Dari ketinggian, pemandangan reservoir dan gunung berlapis-lapis di kejauhan membuat perjalanan terasa lebih dari sekadar olahraga; ini seperti membuka jendela ke masa lalu.
Dari Badaling, Anda akan melanjutkan perjalanan ke Shixiaguan, bagian tembok yang lebih liar dan jarang didatangi wisatawan. Jalan di sini lebih menantang—ada bagian yang runtuh, tanaman liar yang menutupi sebagian jalur, dan anak tangga batu yang tidak beraturan. Tapi di situlah daya tariknya. Tidak ada kios suvenir, tidak ada keramaian, hanya Anda, batu kuno, dan suara angin yang sesekali menyusup di antara menara pengawas. Jika cuaca bersahabat, ini salah satu momen terbaik untuk berhenti sejenak, menarik napas panjang, dan benar-benar merasakan sunyi yang langka.
Setelah sekitar tujuh kilometer pendakian total, pemandu dan sopir Anda akan membawa Anda menuju Desa Jiankou, sebuah desa kecil di kaki pegunungan yang dikelilingi pemandangan hijau dan udara sejuk. Di sini Anda bisa beristirahat sejenak sebelum pengalaman unik malam ini—berkemah di menara pengawas asli. Tidur di tempat di mana dulu para penjaga berjaga, sambil memandang langit berbintang, adalah cara yang tak terlupakan untuk menutup hari pertama.
Untuk makan siang, Anda bisa mampir di restoran lokal dekat area Badaling. Restoran kecil seperti Zhonghua Shanzhuang atau warung lokal di pinggir jalan sering menyajikan hidangan rumahan bergaya Beijing—ayam rebus jahe, sayur tumis, dan mi hangat yang cocok untuk memulihkan tenaga. Malamnya, makan malam sederhana bisa dinikmati di desa sebelum beristirahat, ditemani suara jangkrik dan semilir angin pegunungan.


2. Hari ke-2: Menyambut Matahari di Jiankou, Menelusuri Mutianyu
Tidak banyak hal yang bisa menandingi pengalaman menyaksikan matahari terbit dari atas Tembok Besar. Udara pagi di Jiankou terasa segar dan sedikit dingin, sementara langit perlahan berubah warna dari abu-abu keemasan menjadi biru lembut. Dari puncak Zhenbeilou Watchtower, Anda akan melihat siluet tembok yang melengkung di atas bukit-bukit berkabut. Saat cahaya pertama muncul, seluruh dinding batu itu seolah menyala lembut — momen yang membuat siapa pun terdiam.
Setelah sarapan sederhana di base camp atau di desa, perjalanan hari ini berlanjut menuju Mutianyu, salah satu bagian Tembok Besar yang paling indah dan terawat. Biasanya, perjalanan dari Jiankou ke Mutianyu dilakukan dengan berjalan kaki melewati jalur punggung bukit. Namun karena sejak 2025 jalur penghubung antar kedua bagian ini ditutup permanen, Anda akan diantar dengan kendaraan menuju area Mutianyu. Perjalanan singkat ini tidak mengurangi keindahan pengalaman — Mutianyu tetap menawarkan pemandangan yang luar biasa, terutama jika Anda memulai pendakian pagi-pagi sebelum ramai turis.
Bagian Mutianyu memiliki karakter yang kontras dengan Jiankou. Jika Jiankou terasa liar dan menantang, Mutianyu terasa lebih teratur, dengan menara pengawas yang sudah direstorasi dan jalan setapak yang kokoh. Namun daya tariknya tidak berkurang. Dari atas, Anda akan melihat lembah hijau membentang di bawah, dan tembok yang mengular jauh di kejauhan. Bagi banyak pendaki, inilah bagian yang paling “fotogenik” dari seluruh perjalanan. Anda bisa beristirahat di salah satu menara, menikmati pemandangan, atau sekadar duduk diam sambil merasakan angin gunung di wajah.
Setelah turun dari dinding tembok, makan siang bisa dinikmati di restoran lokal dekat pintu masuk Mutianyu. Salah satu tempat populer adalah The Schoolhouse at Mutianyu, sebuah restoran bergaya pedesaan yang menyajikan hidangan Barat dan fusion lokal dengan bahan segar dari desa sekitar. Setelah makan, Anda akan dibawa ke penginapan di kaki bukit Mutianyu — bisa berupa guesthouse nyaman seperti Brickyard Retreat, atau akomodasi lokal sederhana dengan pemandangan pegunungan.
Malamnya, suasana tenang Mutianyu menjadi tempat yang sempurna untuk beristirahat setelah dua hari perjalanan. Anda bisa menikmati makan malam hangat di penginapan, mungkin semangkuk sup mie atau sayur tumis khas daerah setempat, sebelum tidur nyenyak ditemani suara lembah yang tenang. Esok, perjalanan akan membawa Anda menuju sisi lain dari Tembok — bagian yang lebih sepi, lebih historis, dan lebih damai.


3. Hari ke-3: Dari Gubeikou ke Jinshanling: Jejak Sejarah di Tengah Lanskap Pedesaan
Pagi ketiga dimulai dengan suasana yang berbeda. Setelah dua hari penuh tantangan di bagian tembok yang curam dan menantang, hari ini terasa sedikit lebih tenang. Sekitar pukul delapan pagi, Anda akan berangkat menuju Gubeikou, salah satu bagian Tembok Besar yang paling bersejarah namun sering terlewatkan oleh wisatawan. Perjalanan menuju ke sana melewati perkampungan kecil, ladang jagung, dan jalan pegunungan yang berkelok. Begitu tiba, Anda akan langsung merasakan suasana yang lebih damai — tidak banyak orang, tidak banyak suara, hanya angin dan burung yang bersahutan dari kejauhan.
Gubeikou mungkin tidak sepopuler Badaling atau Mutianyu, tapi tempat ini memiliki pesona yang berbeda. Dinding-dindingnya masih asli, sebagian besar belum pernah dipugar, dan beberapa menara pengawasnya bahkan sudah runtuh sebagian. Justru karena itulah bagian ini terasa begitu autentik. Saat Anda mulai berjalan di atas batu-batu tuanya, mudah membayangkan seperti apa suasana di sini berabad-abad lalu ketika para penjaga berdiri di menara, mengamati cakrawala.
Sekitar dua jam berjalan, Anda akan mencapai batas area militer — bagian yang tertutup untuk umum. Dari sini, jalur akan menurun, meninggalkan tembok sejenak, dan berganti dengan jalan setapak melalui ladang jagung dan kebun lokal. Jalan ini membawa Anda melewati pemandangan pedesaan yang tenang: petani yang bekerja di sawah, ayam yang berlarian di halaman, dan aroma tanah basah yang khas setelah embun pagi. Ini bagian perjalanan yang sederhana tapi menyenangkan; istirahat alami setelah dua hari pendakian curam.
Baca juga: 5 Rekomendasi Gunung Besar di China yang Wajib Dikunjungi bagi Anda yang Suka Hiking
Setelah sekitar satu setengah jam berjalan di jalur desa, Anda akan kembali naik ke Jinshanling, bagian tembok yang terkenal karena kombinasi antara keindahan dan keterjagaannya. Di sinilah tembok mulai terlihat megah lagi — menara pengawas yang berdiri tegak, dinding yang membentang panjang, dan panorama pegunungan yang tampak tanpa akhir. Pemandangan dari sini sangat menawan, terutama menjelang sore ketika cahaya mulai lembut.
Setelah selesai mendaki, Anda akan makan siang di restoran lokal di dekat area Jinshanling. Banyak pengunjung merekomendasikan tempat-tempat sederhana seperti Jinshanling Farmer’s Restaurant yang menyajikan masakan pedesaan: tahu goreng renyah, sayur segar, dan ayam kampung yang dimasak perlahan. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan menuju Gubeikou Water Town, di mana Anda akan bermalam. Penginapan di sini sederhana tapi nyaman, biasanya rumah-rumah batu dengan kamar bersih dan suasana tenang. Malam ini bisa Anda habiskan untuk berjalan santai di sekitar desa, menikmati udara dingin, atau sekadar menyeruput teh hangat sambil berbincang dengan pemandu tentang kisah-kisah lama Great Wall.


4. Hari ke-4: Jinshanling ke Simatai Barat: Panorama Paling Fotogenik di Great Wall
Hari keempat dimulai lebih santai, dengan secangkir teh hangat dan sarapan sederhana di penginapan desa. Udara pagi di Gubeikou Water Town biasanya segar dan sedikit berkabut — cukup untuk membuat Anda ingin menarik napas dalam-dalam sebelum kembali mendaki. Sekitar pukul delapan, Anda akan berangkat menuju Jinshanling, hanya sekitar tiga puluh menit berkendara dari penginapan. Begitu tiba, pemandangan yang menanti akan langsung membuat Anda paham mengapa banyak orang menyebut Jinshanling sebagai bagian terindah dari seluruh Tembok Besar.
Jinshanling terkenal dengan bentangan dinding yang memanjang lembut di atas bukit-bukit berlapis. Bagian ini setengah telah dipugar dan setengah dibiarkan alami, jadi Anda bisa melihat dua sisi sejarah dalam satu lintasan: di satu sisi, batu bata yang disusun ulang dengan rapi; di sisi lain, dinding tua yang perlahan ditelan waktu. Selama sekitar tiga setengah jam, Anda akan berjalan menyusuri jalur menuju Simatai Barat, melewati deretan menara pengawas yang berbeda bentuk dan tinggi. Setiap tikungan menawarkan sudut pandang baru — tempat sempurna untuk berfoto, terutama saat matahari mulai naik dan kabut perlahan menghilang dari lembah.
Di beberapa titik, jalur akan sedikit menanjak, tapi tidak terlalu berat. Bagian terbaik dari perjalanan ini justru ketika Anda berhenti sejenak, menatap pemandangan pegunungan yang seolah tak berujung. Di bawah sinar matahari pagi, warna tembok berubah lembut: dari abu-abu keemasan hingga kemerahan, tergantung arah cahaya. Jika Anda datang pada musim gugur, pepohonan di sekitar Jinshanling akan berubah warna menjadi merah dan oranye — menciptakan pemandangan yang hampir seperti lukisan.
Setelah turun dari jalur di Simatai Barat, Anda akan diantar makan siang di restoran lokal sekitar area. Banyak pendaki menyukai tempat makan rumahan seperti Laoguan’s Kitchen, yang terkenal dengan masakan utara sederhana — terong tumis, telur orak-arik tomat, dan pangsit kukus buatan tangan. Hidangan hangat seperti ini selalu terasa lebih nikmat setelah beberapa jam mendaki.
Sore hari, Anda akan kembali ke Gubeikou Water Town untuk bermalam lagi. Jika masih ada tenaga, Anda bisa berjalan sore di sekitar desa, melihat kehidupan penduduk setempat, atau menikmati secangkir teh sambil menatap arah tembok yang baru saja Anda daki. Malam di desa ini tenang, hanya ada suara jangkrik dan aliran air dari sungai kecil di dekat penginapan. Hari ini bukan hanya tentang mendaki — tapi juga tentang berhenti, menikmati, dan membiarkan pemandangan berbicara untuk dirinya sendiri.


5. Hari ke-5: Huangyaguan, Langkah Terakhir di Dinding yang Tak Pernah Berakhir
Hari terakhir dimulai lebih awal. Setelah sarapan, Anda akan berangkat sekitar pukul delapan pagi menuju Huangyaguan, salah satu bagian Tembok Besar yang paling menarik secara arsitektur. Perjalanan menuju ke sana cukup panjang, tapi pemandangan sepanjang jalan membuat waktu terasa cepat. Jalan pegunungan yang berliku-liku membawa Anda melewati lembah hijau dan desa-desa kecil — sebuah transisi lembut dari alam liar ke peradaban.
Sesampainya di Huangyaguan, Anda akan langsung merasakan nuansa yang sedikit berbeda dari bagian-bagian sebelumnya. Tembok di sini tampak lebih berwarna dan memiliki bentuk menara pengawas yang unik — beberapa berbentuk bulat, tidak seperti kebanyakan menara persegi di bagian lain Great Wall. Jalur yang akan Anda tempuh hari ini relatif lebih pendek, sekitar empat kilometer, membentang dari Taipingzhai menuju Huangyaguan Pass. Namun, jalurnya tetap memberi tantangan dengan beberapa tanjakan curam dan deretan anak tangga batu yang seolah tidak ada habisnya.
Setiap langkah di Huangyaguan membawa suasana yang menenangkan. Di satu sisi, ada rasa puas karena perjalanan panjang Anda hampir selesai; di sisi lain, ada rasa sayang untuk meninggalkan tembok yang telah menemani lima hari penuh. Jika Anda beruntung datang pada musim semi, lereng di sekitar jalur ini dipenuhi bunga liar berwarna kuning — pemandangan yang kontras dengan dinding abu-abu tua di belakangnya. Tidak heran bagian ini sering menjadi lokasi lomba maraton internasional setiap tahunnya; pemandangannya memang luar biasa.
Setelah sekitar tiga jam berjalan, Anda akan turun dari tembok dan menikmati makan siang terlambat di restoran lokal. Banyak grup memilih berhenti di tempat makan di kaki bukit yang menyajikan masakan rumahan khas Tianjin — sederhana, gurih, dan mengenyangkan. Hidangan seperti ayam rebus bawang putih atau tumis kentang pedas sering menjadi favorit setelah hari panjang di udara terbuka. Dari sini, perjalanan berlanjut kembali menuju Beijing, biasanya memakan waktu dua hingga tiga jam tergantung lalu lintas.
Baca juga: Tour Kung Fu China: Rekomendasi Itinerary 10 Hari ke Kuil Shaolin
Di perjalanan pulang, Anda mungkin akan terdiam sesaat, menatap keluar jendela, dan baru menyadari betapa banyak yang telah Anda lihat dalam lima hari terakhir. Dari bagian tembok yang megah dan ramai di Badaling, hingga dinding liar di Shixiaguan dan Jiankou, dari keindahan Jinshanling yang memukau sampai menara bundar di Huangyaguan — semuanya memberi potongan cerita yang berbeda. Perjalanan ini bukan hanya tentang menaklukkan dinding batu, tapi juga tentang merasakan kedekatan dengan sejarah dan alam, langkah demi langkah.


Penutup: Pengalaman yang Lebih dari Sekadar Mendaki
Lima hari di Tembok Besar bukan hanya tentang menaklukkan jalur berbatu dan menara pengawas yang curam. Ini adalah perjalanan yang perlahan membuka cara pandang Anda terhadap waktu, sejarah, dan ketenangan. Setiap langkah di atas batu tua itu mengingatkan bahwa sesuatu yang dibangun berabad-abad lalu masih bisa berbicara, tanpa kata, lewat keheningan dan keagungannya.
Bagi para pendaki, ini jelas petualangan fisik. Tapi bagi banyak orang, pengalaman seperti ini justru lebih terasa di sisi emosionalnya. Ada momen saat Anda berhenti di tengah tembok, memandang pegunungan tanpa batas, dan menyadari betapa kecilnya manusia dibanding bentangan alam dan sejarah. Ada rasa kagum yang pelan-pelan berubah menjadi rasa syukur — karena masih bisa berdiri di sana, di tempat yang telah melihat begitu banyak hal terjadi.
Perjalanan ini tidak menuntut Anda untuk menjadi pendaki profesional. Yang dibutuhkan hanyalah semangat untuk melangkah, sedikit ketahanan fisik, dan keinginan untuk merasakan sesuatu yang nyata. Setiap bagian dari rute ini punya ceritanya sendiri: dari kemegahan Badaling hingga keheningan Jinshanling, dari matahari terbit di Jiankou hingga menara bundar di Huangyaguan. Semuanya menyatu menjadi satu rangkaian pengalaman yang sulit diulang di tempat lain.
Jadi, jika Anda mencari perjalanan yang tidak hanya membuat kaki lelah tapi juga hati terisi — hiking lima hari di Great Wall adalah salah satu cara terbaik untuk melakukannya. Ini bukan sekadar tur; ini cara untuk kembali terhubung dengan alam, sejarah, dan diri Anda sendiri, langkah demi langkah, di atas tembok yang tak pernah benar-benar berakhir.
Nah! Setelah melihat itinerary di atas, apakah Anda sudah siap untuk mengunjungi Negeri Tirai Bambu ini? Tourchina.co.id punya pilihan paket terbaik untuk Anda yang ingin mengunjungi China yang telah kami siapkan dengan baik, mulai dari rencana perjalanan hingga akomodasi Anda selama berliburan ke sana. Tertarik untuk memakai jasa kami? Anda dapat mengunjungi link berikut untuk mendapatkan paket-paket unggulan dari kami!
Paket Open Trip Tour China 8D New Super Sale Bejing and Shanghai (Start Jakarta) 2025
Paket Open Trip Tour China 8D Wonderful China Zhangjiajie and Fenghuang Plus Shanghai 2025
Jangan lupa untuk mengikuti artikel-artikel menarik lainnya dari kami pada link berikut ini!
Ikuti kami untuk mendapatkan informasi terbaru tentang paket tur ke China dengan harga terbaik dan terjangkau!
